Marah Membawa Berkah

2K 98 22
                                    


Bagaikan sebuah mantra, ucapan Gus Raka semalam sangat berpengaruh pada Nazwa. Suhu tubuhnya pagi ini sudah membaik, bahkan Nazwa juga tidak merasa sakit lagi.

"Gus! Nazwa izin mau masuk kelas dulu yaa.. Udah hampir telat ini. " Ucapan tersebut seketika mengalihkan perhatian Gus Raka dari buku yang sejak tadi di pegang nya.

Pria itu bangkit lalu berjalan menghampiri Nazwa yang berdiri di depan cermin.

"Masih demam? " Tanya Gus Raka.

Nazwa tersenyum lalu menggeleng membiarkan tangan Gus Raka menyentuh kening istri nya.

"Udah ngga panas kan? Semalam kan Nazwa udah bilang kalau Gus Raka itu obat Nazwa, jadi bisa langsung sembuh deh. " Ucap Nazwa dengan semangat.

"Iyaa percaya. "

"Yaudah kalo gitu Nazwa pamit yaa Gus.. Assalamualaikum. " Nazwa buru-buru meraih tangan Gus Raka untuk ia cium. Lalu bergegas keluar dari kamar.

"Waalaikumsalam.. Astagfirullah kenapa istri saya aktif sekali? Padahal baru saja sembuh. " Gumam Gus Raka menggeleng kan kepala tak habis fikir dengan sang istri.

****
Usai mengikuti kelas dan juga hafalan pada siang ini, Nazwa buru-buru kembali ke Ndalem guna menyiapkan makan siang untuk suami dan juga kedua mertuanya.

Di dapur Ndalem sudah ada Uma Aminah dan beberapa Mba Abdi Ndalem tengah sibuk memasak makan siang.

"Assalamualaikum Uma. " Sapa Nazwa begitu memasuki dapur. Di raihnya tangan Uma Aminah untuk ia cium.

"Waalaikumsalam. "

"Uma masak apa? Aturan biar Nazwa aja, maaf Nazwa telat. Karena tadi ada beberapa kelas. " Ucap Nazwa.

"Ngga papa sayang.. Uma tau kalo kamu lagi sibuk, Uma ngga papa. "

"Yasudah kalo gitu.. Nazwa bantu bawa ke meja makan yaa. " Pinta Nazwa meraih semangkuk sayur dan juga lauk pauk untuk dibawa ke meja makan.

"Iyaa nak. "

Kedua wanita secara beriringan berjalan menuju meja makan. Selesai menaruh sayur, Nazwa beralih menyiapkan piring dan sebagainya.

"Nazwa sudah tau? " Tanya Uma Aminah tiba-tiba. Nazwa menghentikan kegiatan nya kemudian menatap Uma Aminah dengan alis menyatu.

"Tau apa Uma? " Tanya Nazwa.

"Minggu depan Milad suami mu. Kamu tidak tau? " Tutur Uma Aminah.

Nazwa diam dengan wajah cengo, selama ini Nazwa memang tidak tau kapan ulang tahun Gus Raka. Istri macam apa Nazwa ini, ulang tahun suaminya saja Nazwa tidak tau.

"Mas Raka ngga pernah ngasi tau Nazwa, sedangkan Nazwa juga ngga nanya. " Jawab Nazwa.

"Ada-ada saja kalian. " Seru Uma Aminah terkekeh sembari menggeleng pelan.

"Nanti Pesantren kita akan adakan acara hadrah besar-besaran untuk memperingati Milad suami mu. Tapi itu masih belum diketahui sama Gus mu. Jadi jangan kasi tau beliau dulu. " Pesan Uma Aminah. Dengan semangat Nazwa hanya mengangguk paham.

****
Begitu selesai dari Ndalem, Nazwa kembali ke Masjid lagi untuk mengikuti kajian, yang mengisi juga Gus Raka sendiri.

Nazwa masuk dari pintu belakang shaf putri, lalu duduk bersama dengan sahabat nya.

"Udah selesai? " Bisik Melia yang duduk tepat di sebelah Nazwa.

"Udah. "

"Pemateri doi tuh.. Jadi seger kan? " Goda Sania tertawa tanpa suara.

Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang