Kena Hukum Gus Raka

3.7K 197 1
                                    


Keempat wanita ini tengah berleha-leha di emperan masjid seraya mendengar kan hafalan dari kelas lain. Kebetulan sore ini jam mereka sedang kosong, jadi Nazwa hanya bermalas-malasan di emperan masjid.

"Bingung mau ngerjain siapa? " Cibir Nazwa menghembuskan napas kasar.

"Etdahh.. Masih belum tobat juga Naz? Padahal udah jadi istri Gus Raka loh. " Ucap Sania yang kebetulan berada di samping Nazwa.

"Susah San. Kayaknya udah mendarah daging deh. " Jawab Nazwa dengan enteng.

"Hafalan ae gimana? Besok ada setoran Alfiyah.. Lumayanlah daripada disini ngga jelas. " Usul Fitria.

"Ngga bosen Fit hafalan terus. Refreshing bentar napa. " Jawab Nazwa.

"Mau heran tapi ini Nazwa. " Seru Melia memutar bola mata malas.

"Hehehe.. Kalo ngga kita jajan ke Mba Jia aja, gimana? " Usul Nazwa.

"Mba Jia tukang gorengan sama es cekek samping pondok kita? " Tanya Melia.

"Iyaa lah sapa lagi terusan. Yang namanya Mba Jia disini.. ya cuma itu. " Jawab Nazwa.

"Tapi aku takut ketauan Ustadzah keamanan Naz, nanti kita bisa kena ta'zir lagi. " Ucap Fitria.

"Ngga in sya Allah. Tadi aku sempet liat di ruang keamanan kosong, dan aku juga sempet ketemu Gus Raka katanya lagi ada rapat seluruh pengurus di aula gitu. Aku juga ngga terlalu paham. " Jelas Nazwa.

"Yaudah jadi gimana? Mumpung aku lagi megang uang nih. " Tanya Sania.

"Gaskeun!! " Sorak ketiga nya.

Mereka berempat terlihat berjalan mengendap-endap di sepanjang koridor kelas, dikarenakan masih ada beberapa kelas yang sedang belajar. Begitu sampai di belakang kelas, kebetulan ada pohon jambu berukuran tidak terlalu tinggi tapi bisa melampaui tinggi tembok pembatas Pesantren. Biasanya pohon ini yang mereka pakai untuk membeli sesuatu di warung sebelah.

"Siapa yang bakal manjat? " Tanya Nazwa mendongak menatap pohon yang ada dihadapan nya.

Ketiga wanita itu secara serempak menatap ke arah Nazwa, karena diantara mereka hanya Nazwa yang pandai memanjat pohon.

"Hadeh.. Aku jugaa. " Ucap Nazwa menghela napas lelah seakan sudah mengerti maksud dari tatapan teman-teman nya.

Nazwa melirik ke sekeliling memastikan tidak ada orang yang lewat, setelah dirasa aman Nazwa mulai menaikan gamis nya lalu melilit kan di pinggang menyisakan celana leging sepanjang mata kaki.

Nazwa naik dengan sangat lihai tanpa merasa kesulitan sama sekali hingga ia sudah sampai di atas.

"Naz.. ini uang nya. " Ucap Sania mendongak sembari menyerahkan selembar uang hijau kepada Nazwa.

"Ngga usah San. Aku ada ko." Jawab Nazwa.

"Oiii Mba Jia!! " Panggil Nazwa begitu melihat Mba Jia baru keluar dari warung nya.

"Astagfirullah Nazwa! Kenapa kalau dateng ngagetin Mba terus sih? Kebiasaan tau ngga? " Kesal Mba Jia sambil mengelus dadanya karena di kaget kan oleh Nazwa.

Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]Where stories live. Discover now