Cemburu Level Akut

2.1K 112 21
                                    


"Nazwa hari ini kamu jadi ikut saya kontrol Cafe? " Tanya Gus Raka saat mereka sedang berdua kamar.

Sebenarnya pagi ini Nazwa sedang tidak libur, tapi kelas nya pagi ini sedang kosong, hanya beberapa santri yang sibuk mengejar target hafalan untuk bulan ini. Sedangkan Nazwa sendiri sudah selesai, sehingga dia tidak memiliki kegiatan apapun.

"Jadi dong Gus.. Orang udah cantik gini, masa ngga jadi. " Celetuk Nazwa berada tepat di belakang Gus Raka. Sehingga pria itu harus membalikan badan guna menatap penampilan istrinya saat ini.

Gus Raka tersenyum, kemudian mengelus puncak kepala Nazwa dengan gemas.

"Yasudah ayo berangkat.. Nanti keburu siang. " Ajak Gus Raka menarik tangan Nazwa keluar dari kamar.

Suasana Ndalem juga sedang kosong sekarang, dikarenakan Uma Aminah dan juga Abah Syafiq tengah berada di Pesantren.

Gus Raka berjalan menuju garasi guna mengeluarkan mobil, sedangkan Nazwa memilih untuk menunggu di depan teras. Tak lama setelah nya mobil Gus Raka sudah keluar dan Nazwa segera masuk ke dalam.

Selama perjalanan, Nazwa asik berceloteh sana-sini, apapun dia bahas bersama dengan Gus Raka, sesekali juga Gus Raka nampak terkekeh menanggapi Nazwa.

Sampai tak terasa satu jam sudah berlalu, kini mereka sudah sampai di depan Cafe. Nazwa turun dari mobil, memandang Cafe di depan, tampilan nya sama seperti Cafe di Surabaya, mungkin Gus Raka sengaja menyamakan desain Cafe miliknya.

Nazwa di bawa oleh Gus Raka masuk dalam Cafe, disana sudah ada seseorang pria langsung datang menyambut mereka berdua.

"Assalamualaikum Gus. " Sapa orang itu menjabat tangan Gus Raka.

"Waalaikumsalam. "

"Nazwa kenalkan beliau adalah Arif penanggung jawab di Cafe ini. " Lanjut Gus Raka memperkenalkan orang bernama Arif tadi kepada Nazwa.

"Dan Arif.. Kenalkan ini adalah istri saya Nazwa. "

"Salam kenal Nyonya Raka. " Goda Arif tersenyum sembari menangkupkan tangan di depan dada. Perlu diketahui bahwa Arif adalah sosok yang humoris, tak jarang juga Arif sering menggoda bos nya itu.

"Ariif.. " Gumam Gus Raka mengingatkan.

"Salam kenal saya Nazwa. " Sapa Nazwa sedikit menunduk sembari menangkupkan tangan di depan dada.

"Nazwa.. Kamu tunggu disana saja yaa, saya ingin bicara sebentar dengan Arif. Kalau lapar, kamu bisa pesan saja dengan pelayan. " Ucap Gus Raka.

"Iyaa Mas.. Nazwa ngga papa ko, lanjutin aja kerja nya. " Jawab Nazwa.

Selepas perginya Gus Raka dan juga Arif, Nazwa memilih untuk mencari tempat duduk sambil sesekali melihat pengunjung saat ini. Nazwa duduk di samping jendela tidak jauh dari pintu masuk.

Dihadapan nya saat ini sudah ada lembar menu, Nazwa melihat daftar menu yang ada. Seketika senyum Nazwa terbit begitu lebar saat membaca salah satu menu disana. Ternyata Gus Raka tidak main-main dengan ucapan nya waktu di Surabaya, beliau benar-benar memasukan makanan kesukaan Nazwa dalam daftar menu.

"Ada yang bisa saya bantu, Kak? " Sapa pelayan Cafe seketika mengalihkan perhatian Nazwa. Gadis itu mendongak tersenyum mengangguk.

"Saya pesan seblak sedang dengan Jus Melon. " Pinta Nazwa.

"Baik Kak.. Mohon di tunggu. "

Sambil menunggu pesanan nya datang, Nazwa memilih menyalakan ponsel Gus Raka yang tadi sempat Nazwa pinjam saat dalam perjalanan menuju Cafe.

Tak banyak akun media sosial yang Gus Raka miliki, hanya WA dan juga Instagram saja, itupun Instagram milik Nazwa.

Gadis itu sangat fokus mensrcoll beranda miliknya sampai tidak sadar ada seseorang datang menghampiri meja Nazwa.

Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt