2 - Om-om menyebalkan

476K 17.2K 991
                                    

Roy mengetuk-ngetuk pintu kamar anaknya. Tak lama kemudian pintu terbuka dan Bella keluar.

"Apa?" cuek Bella.

"Papa mau berangkat ke bandara." ujar Roy

"Yaudah berangkat aja."

"Nanti sore bi Nana datang kesini, dia menginap juga disini selama Papa tugas di Malang."

Bella hanya bergumam. "Hmm"

"Kalau ada apa-apa segera hubungi Papa, atau kamu hubungi Alan."

"Alan? Om-om yang tadi di bawah?" tanya Bella

"Dia masih muda Bella, tidak pantas kamu panggil seperti itu."

"Yee lagian dia ngatain Bella remaja labil." sewotnya.

"Ingat yaa, kamu tidak bisa macam-macam karena ada Alan yang mengawasi dan melaporkan ke Papa setiap kegiatan yang kamu lakukan sehari-hari."

"Ha? Segitunya kah?"

"Kunci mobil Papa bawa supaya kamu gak bisa keluyuran kemana-mana bawa mobil seenaknya. Kalau kamu mau kesuatu tempat minta antarkan Alan saja."

Raut wajah Bella tampak kesal saat papanya memberitahu bahwa kunci mobil dibawa.

"Paa.. Bella ini sudah dewasa, kenapa sih harus diawasi gitu? Lagian juga Bella gaakan macem-macem kok, jangan dibawa kunci mobilnya yaa plissss" mohonnya

Roy menggeleng. "Tidak bisa Bella."

Raut wajah Bella kini memelas. Papanya itu memang kelewatan, segitunya kah? jika begini kan dirinya tidak bisa pergi kemana-mana.

"Papa pamit sayang," ucap Roy sambil mengelus-elus puncak kepala anaknya dengan lembut.

"I Love you.. Papa pergi dulu." lanjutnya kemudian mengecup kening anaknya dengan sayang.

Bella hanya diam. Ini adalah kecupan yang sudah ia tidak rasakan sejak dua tahun lalu. Baru kali ini Papanya menciumnya lagi dengan sayang. Seketika dirinya jadi rindu akan sosok Mamanya.

Roy berbalik dan pergi berlalu meninggalkan Bella yang masih terdiam ditempat. Bella hanya bisa melihat punggung Papanya yang menjauh, ingin rasanya ia memeluk Papanya tetapi egonya terlalu tinggi.

Bella berbalik dan kembali masuk kedalam kamarnya. Pintunya ia tutup begitu saja dan segera berjalan kearah jendela dikamarnya. Ia geser sedikit tirai jendelanya agar bisa melihat kearah luar.

Dilihatnya kini ada pria yang mengatai dirinya remaja labil tadi sedang menenteng sebuah koper besar milik Papanya. Sepertinya dia hendak memasukkan koper itu kedalam mobil berwarna putih tadi. Sudah bisa ditebak bahwa itu adalah mobilnya.

Eitss.. Mobilnya? Apa itu artinya Alan yang mengantar Papanya ke bandara?

Bella masih mengintip dibalik jendela kamarnya. Kini dilihatnya Papanya baru keluar dari dalam rumah, seketika air matanya menetes begitu saja.

Papanya masuk kedalam mobil begitu juga dengan Alan. Mereka berdua kini sudah berada di dalam mobil bersama. Kemudian mobil putih itu melaju meninggalkan halaman rumah.

"Hati-hati dijalan, Pa. I love you too." ucapnya sedikit bergetar karena sambil menangis.

****

Kini jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB, Bella belum juga keluar dari kamarnya sejak tadi siang. Dirinya merasa begitu bosan. Ia bangkit dari posisinya dan segera mengganti pakaiannya, Bella berniat ingin keluar untuk makan sebentar karena perutnya sudah meminta jatah.

Sesudah berganti pakaian, Bella keluar kamar dan menuruni tangga hendak menuju ke pintu utama dan tiba-tiba langkahnya terhenti saat sudah tiba di depan pintu utama hendak membukanya. Bella menghentikan langkahnya karena merasa ada seseorang yang berbicara kepadanya.

The Pilot's Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang