20

11.8K 620 0
                                    

Matahari terlihat malu-malu menampakkan diri. Sampai waktu agak lama sinarnya mulai merambat masuk melalui celah-celah kamar ataupun hanya sekedar sinarnya saja yang terlihat dibalik gorden para anak manusia.

Sama halnya dengan seorang wanita yang menatap jendela, menunggu matahari memunculkan dirinya.

Wanita itu...Ressa. Ia terbangun lebih pagi dan tidak menemukan Rey disebelahnya. Hanya ada Rayn yang masih terlelap. Mungkin lelaki itu sedang sibuk. Fikir Ressa.

Namun, ingatannya kembali memutar kejadian kemarin malam. Saat Rey membawa Selina dan seorang bocah kecil. Apa benar anak itu adalah darah Rey? Ressa sangat takut bila nanti Rey kembali meninggalkannya seperti dulu. Atau Rey menyiksa anaknya, atau juga Rey memisahkan dirinya dengan Rayn dan membuatnya tersiksa.

Bagaimana kalau itu terjadi? Ressa tak dapat membayangkan akan sehancur apa hidupnya jika itu terjadi.

Pergerakan kecil dari Rayn mengalihkan pandangan Ressa. Ia melihat Rayn tengah menggosok mata dengan kedua tangan kecilnya. Ressa yang sedang berada di dekat jendela, Lantas menghampiri putranya itu.

"Kamu mau susu, Ray?"

"Tidak, lay udah besal."

Ressa terkekeh dengan tingkah anaknya itu, lihat saja nanti, Rayn pasti tidak akan kuat menahan diri untuk terus meminum susu ibu tercintanya itu.

"Kenapa ayah tidak ada bu? Dia cibuk ya?"

"Iya...dia sedang ada urusan."

Bocah kecil berusia 2 tahun itu mangut mangut seperti orang dewasa.

Ressa kembali terkekeh dengan tingkah anaknya yang selalu menuruti pergerakan orang orang dewasa.

"Mandi?" Ressa berujar sambil mengangkat tubuh Rayn.

Rayn mengangguk antusias.

Ressa tersenyum dan berjalan ke kamar mandi, membersihkan tubuh putranya. Setelah selesai, ia memakaikan pakaian untuk Rayn dan mendudukannya di Ranjang.

"Rayn jangan kemana mana ya? Ibu mau mandi dulu."

Rayn mengangguk lalu tersenyum manis.

Ressa pun kembali ke kamar mandi dan keluar dengan Dress kuning cerah secerah matahari, namun tidak dengan hatinya yang suram.

Ia terkejut saat keluar tidak mendapati Rayn. Dan melihat pintu terbuka lebar. Siapa yang membawa Rayn? Apakah Reygan? Atau Eve? Atau penculik?!!

Ressa dengan sigap berlari menuruni anak tangga, berjalan menuju ruang makan. Ia bernafas lega saat melihat Rayn sedang berada dipangkuan Eve. Namun hatinya juga merasa sesak saat tempat duduknya diduduki oleh Selina. Dengan bocah kemarin malam yang ada dipangkuan wanita itu.

Ressa mencoba biasa biasa saja dan duduk disamping Eve. Ia melihat dengan sudut matanya Rey sedang menatapanya sedari tadi. Merasa risih dengan tatapan itu Ressa berujar;

"Jangan menatapku seperti itu."

Tersadar, Rey mengalihkan pandanganya kearah lain.

Saat Rey sudah memulai makannya, yang lain ikut makan dengan hening.Hanya terdengar sendok dan garpu yang saling beradu.

Ressa menoleh kearah Eve dan Rayn.

"Kemarikan kak." Ucap Ressa.

Lalu eve memberikan Rayn pada Ressa.

Ressa berbisik kepada Rayn dengan suara yang begitu kecil.

"Sudah kenyang?"

Rayn mengangguk dan tersenyum.

Rejected My Mate (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang