2

34K 1.6K 5
                                    

Aku masih disini. Menunggunya kembali. Meski jarak dan waktu memisahkan, aku akan tetap menunggu.

Reygan Colentt.

Sepasang mata hijau itu masih terbuka, menatap penuh kerinduan pada foto seorang anak perempuan yang sedang tersenyum manis. Waktu sudah menunjukan pukul 02.00 malam, namun tidak membuat mata lelaki itu terpejam hanya sekedar beristirahat.

Ia tersenyum miris ketika mengingat kejadian dulu, ulang tahunnya dengan sahabatnya yang berawal bahagia menjadi hancur seketika karna peperangan besar yang membuat sahabatnya tiada...bukan pergi meninggalkan dunia. Namun seolah menghilang entah kemana. Ia sudah berkali kali membujuk orang tua, bahkan orang tua sahabatnya hanya untuk mengetahui keberadaan si gadis. Namun jawabannya tetap sama 'Jangan bertanya seperti itu lagi, Rey. Kau membuat Bibi Rossa bersedih!' Hanya itu yang dia dapat.

Tak terasa air mata mengalir dari kedua mata hijaunya. "Dimana kau Ressa? Aku merindukanmu..." Lirihnya.

Ya. Dia adalah Reygan Colentt dan... yang sedang ia tangisi adalah Ressalina Hayra. Sahabat kecil yang dulu selalu ia lindungi.

Cklek...

Suara pintu terbuka sontak membuat Rey mengelap pipinya. Sang ibu menatap sendu kepadanya. "Ada apa bu?" Tanya Rey.

Sang ibu berjalan mendekatinya dan ikut duduk dikursi. Mereka berada dibalkon menatap bulan yang seolah sedang menyaksikan mereka. "Kau... tidak pernah berubah Rey." Lirih sang ibu.

"Aku takkan seperti ini jika ibu mau memberi tahu dimana Ressa berada. Ibu tau kan aku dan dia sudah lama bersahabat? Aku merindukannya bu... Dimanapun dia berada dia pasti juga akan merindukanku..." Ucap Rey terluka. Katakan saja ia terlalu percaya diri karna berfikir Ressa pasti merindukannya. Tapi memang benar bukan? Mereka bersahabat dari kecil!

"Maaf ibu tid---"

Ucapan Ryla terpotong oleh Rossa yang tiba-tiba berada disana bersama Jonathan dan Rolland. "Dia sudah meninggal Rey..." Ucap Rossa Lirih.

"Ka-kalian berbohong!! Ressa tidak mungkin meninggalkanku...tidakk!" Teriak Rey terluka.

"Kau harus menerima ini Rey, Moongoddes menakdirkan ini untuknya." Tiba tiba ayahnya menyahut. Sedangkan ayah Ressa hanya diam memilih bungkam.

"Arrrggghh!!! Bertahun tahun aku menunggunya kembali? Mengapa?! Mengapa kalian baru memberi tahuku sekarang hah? Kalian ingin menyiksaku hah? Ak-Aku membenci kaliannnn!" Teriak Rey dan berlalu dengan perasaan marah, sedih, kecewa. Ia tak menyangka sahabatnya benar-benar telah pergi ketika perang itu terjadi!

***

"Mengapa kau berkata seperti itu Ros? Kau menyakiti anakku..." Ucap Ryla Lirih.

"Aku tau, aku minta maaf karna tidak mengatakan yang sebenarnya. Dia akan lebih terluka dan terpuruk bila tahu Ressa tertidur dengan lamanya hanya karna ingin menyelamatkan dia dan semua orang. Aku takut dia menyalahkan dirinya sendiri..." Ucap Rossa sedih.

"Tapi tetap saja...jangan dengan cara seperti ini! Hikss...hiks..."

"Ak-aku minta maaf, Ry... Aku hanya merasa kalut..."

"Kau fikir hanya kau disini yang sedih?!" Ryla mulai menaikan nada suaranya.

"Ryla!" Bentak Jonathan.

"Mengapa kau malah membentak istriku?!" Teriak Rolland tak kalah marah.

"S-sudahlah! Jangan bertengakar, jangan egois Ryla! Kami juga merasa kehilangan seperti Rey! Kami orang tuanya! Siapa yang tidak akan merasa kalut jika ini terjadi padamu?!" Teriakan Rossa membuat semuanya diam. Namun tak lama kemudian mulai tertawa bagai orang gila. Setelah itu berpelukan layaknya sahabat yang saling meminta maaf. Uh, sedikit...aneh bukan?

'Auuuuuu' Semuanya menoleh seketika. Lolongan itu berasal dari Red Moon Pack. Pack Jonathan. Dengan gesit, semuanya melompat dari balkon, merubah wujud lalu berlari menembus hutan.

***

Rey berlari membelah hutan tanpa berganti shift dengan sosok serigalanya. Air matanya menetes tanpa henti, ia berada dititik terlemahnya. Kehilangan Ressa, Ressa nya yang selalu teman bermainnya dulu telah tiada...

"Biar kita berganti shift Rey, Meski kau sudah berusia 17 tahun. Tetap saja aku takut kau kelelahan." Tiba tiba Serigalanya menyahut.

"Aku tidak apa-apa Aaric." balas Rey dingin.

Sedangkan Aaric hanya menghela nafas lelah karna sedari tadi membujuk Rey namun tak ada hasilnya.

'Auuuu!!' Lolongan para serigala menyiratkan kesedihan yang membutuhkan pertolongan sontak menghentikan langkah Rey. Meski dikenal dengan kekejamanya ia tetap memiliki hati nurani. Ia berlari menuju Red Moon Pack. Pack orang tua Ressa.

Begitu terkejutnya ia melihat Red Moon Pack telah kacau. Rumput hijau dan bunga bunga kesukaan Ressa telah ternodai dengan darah. Ia mendengar suara lolongan lain dan berbalik, menemukan orang tuanya dan orang tua Ressa telah berganti Shift. Ia pun melakukan hal yang sama.

Aaric melawan semua Rogue yang berada didepannya untuk masuk kedalam Pack. Menyelamatkan para wanita dan anak-anak. Pertarungan tak terelakan pun kini terulang bagai beberapa tahun lalu...

Rejected My Mate (TAMAT)Where stories live. Discover now