8

25.5K 1.4K 2
                                    

"Jadi, Queen akan pergi kesana?"

"Iya, Guard jaga Istana ini saat aku tak ada."

"Baik Queen!"

"Baiklah aku pergi."

"Hati hati, Queen..."

"Ingat pesanku, Guard.!"

"Baik, Queen!"

Wanita yang dipanggil Queen itu berjalan menyusuri hutan dengan langkah pelan.

Saat sampai ditempat tujuannya, matanya menatap sendu kearah satu objek itu.

Ia mengayunkan tangannya dan merapalkan mantra.

"Pengawal angkat tubuh putriku!"

"Baik Queen."

Mereka pergi. Berlari dengan kekuatan masing masing hingga sampai disebuah rumah sederhana.

Sang Queen membuka pintu dan masuk diikuti pengawal yang membopong tubuh seorang gadis cantik.

"Letakan dia dikamar itu."

Para pengawal mengangguk dan meletakan tubuh si gadis yang dibalut jubah hitam dikasur.
Mereka kemudian keluar, tak lupa dengan hormat yang harus selalu diberi pada sang ratu.

Setelah kepergian para pengawal itu, Queen duduk disamping si gadis dan mulai membersihkan tubuh sigadis yang penuh luka .

"Maafkan ibu nak."

"Tak akan ada yang bisa menyakitimu lagi, karna sekarang ibu telah kembali"

***

"PESTA SELESAI!!!" teriakan murka itu membuat para tamu menyernyitkan dahi.

"Aku bilang pesta selesai. JADI PERGILAH!" Mereka pergi dengan membatin.

"Hah? Pengusiran?"

"Ada apasih?"

"Kok Alpha Reygan mereject mate nya yang cantik itu sih?"

"Pesta apa sih ini?"

Seakan tak peduli dengan gerutuan para tamu, Rolland menatap tajam kearah Rey.

"Belati itu telah ditakdirkan pada nona Ressa, tak akan ada yang dapat menggantikan posisi Sang Luna. Jadi sekarang siapa yang akan menemani hidup putra anda, Alpha Rolland?" Ucap salah satu tetua.

"Ya itu benar." Ucap tetua yang lain.

"Kau dengar itu Reygan? Siapa hah? Siapa yang akan menjadi Luna mu bodoh? Selina? Si jalang itu?!" Teriak ayahnya.

"Dia bukan mate ku!! Mate ku telah meninggal 1 tahun lalu!!"

"Siapa? Siapa mate mu?!"

"Wanita yang Ressa bunuh waktu itu!"

"Bodoh bodoh bodoh!! Apa kau tak dapat mengenali mate mu sendiri? Carilah jalan keluarnya sendiri. Kau akan menyesal setelah tau yang sebenarnya!"

"Lalu kenapa jika kalian tau, kalian tidak memberi tahuku?!"

"Terlambat. Kau sudah terlanjur merejectnya. Jangan sampai dia jatuh kepelukan lelaki lain Reygan Collent!!"

"Kami kecewa padamu nak..." Ucap ibunya.

Lalu mereka berlalu dari sana diikuti para tetua, meninggalkan reygan sendiri dengan pikirannya.

"Bodoh kau Reygan! Ingat kata kata yang Ressa katakan tadi!" Teriak Aaric.

Rey mengacak rambutnya frustasi.




Dilain tempat...

Sinar matahari menerobos masuk ke celah celah jendela, mengusik tidur si gadis.

"Bangun sayang, ayo kita sarapan..." ucap wanita yang kelihatan berumur, namun tetap kelihatan cantik. Umurnya kisaran 39 tahun.

Si gadis mengerjapkan matanya beberapa kali, guna melihat lebih jelas. Ia bangun, dalam keadaan setengah tidur ia melirik kesamping dan melebarkan matanya.

"Kau kah itu?"

"Apa aku terlihat lebih tua, putriku?"

"I-ibu?!"

Ressa menghambur kepelukan ibu tercintanya.

"Kau merindukanku, putriku?"

"Tentu saja ibu!!"

"Baiklah, sudah-sudah. Cepat bersihkan dirimu! Nanti kita sarapan bersama."

Ressa mengangguk dan pergi ke pintu yang terlihat seperti kamar mandi. Ia tidak tahu, dan mencoba menerka-nerka saja.

Rossa tersenyum sendu lalu turun kebawah untuk menyiapkan makanan.

Ressa keluar dengan pakaian yang sama dengan dunia manusia. Dunia immortal dan manusia tidak jauh berbeda di zaman yang sudah modern ini.

"Hai ibu."

"Hai sayang."

Ressa duduk dimeja makan dan mulai memakan pancake yang sudah dibuat ibunya sampai tandas.

"Enak sekali bu!"

"Hahh...kau ini. Makan pelan-pelan."

"Habisnya enak sekali sih..."

Rossa terkekeh dan melanjutkan sarapannya.

"Aku selesai bu!"

Rossa mengangguk.

Ressa berkeliling rumah sederhana itu. Ia menemukan majalah dan mulai membacanya.

"Apaan sih ini gak asik banget." Gumam Ressa.

"Kenapa sayang?"

"Bu, gimana kalau kita pindah ke perkotaan saja?"

"Kenapa memangnya, nak?"

"Aku mau bekerja dan berbaur dengan werewolf lain? Ayo donggg buuu..." bujuk Ressa pada ibunya.

"Hahh...baiklah sesuka hatimu saja."

"Besok kita pindah ya bu!!"

"Iya...iya..."

Ressa tersenyum dan memeluk ibunya.

Rejected My Mate (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang