28. Rencana Buruk

167K 6K 277
                                    

Selamat Membaca☺️

Lusya berangkat ke sekolah seorang diri. Hari ini, ia sengaja bangun lebih awal hanya untuk menghindari Orlando. Jujur saja, perasaan kesal masih begitu menguasiny. Seenaknya saja, Lelaki itu marah-marah saat ia pergi bersama teman-temannya. Tetapi, dirinya sendiri malah asik berpacaran dengan gadis lain. Tapi Lusya tak sekejam itu, ia masih peduli kepada Orlando. Buktinya saja, sebelum berangkat ke sekolah ia membuat sarapan dan menyiapkan seragamnya di sampingranjang temapt Orlando masih tertidur lelap.

Tidak biasanya Lusya berangkat sepagi ini, tapi apa boleh buat. Dia sudah terlanjur kecewa, meskipun ia masih bertanya-tanya adakah hak untuk dirinya merasa kecewa? Entah perasaan apa yang tengah menguasai dirinya, gadis itu pun tidak tau.

***

Orlando berusaha membuka kedua kelopak matanya. Setelah kedua kelopak matanya terbuka secara sempurna, ia melirik jam di sampingnya. Matanya melotot seketika melihat jarum yang menunjukkan angka pada jam weker itu.

"Hah! jam 06.55 mampus!" pekik nya lalu segera melompat dari tempat tidurnya dan bergegas ke dalam kamar mandinya. Setelah berbalut seragam acak-acakan Orlando menuruni setiap anak tangga dengan berlari cepat.

"Mel, Comel! Kemana sih?" gerutu Orlando meneriaki nama Lusya di seluruh oenjuru ruangan. Ketika melihat sepatu Lusya telah hilang dari tempatnya. Orlando segera menyambar kunci mobil memacunya di kecepatan penuh menuju SMA Antariksa. Saat di perjalanan Orlando juga sesekali menggerutu kecil merutuki kelakuan Lusya.

"Si Comel kok ninggalin gue sih?," gerutunya masih penuh tanya.

Setelah mengebut memacu mobilnya hingga sampai di SMA Antariksa, Orlando segera memarkirkan kendaraannya. Beruntung saja, hari ini satpam sedang tidak ada di tempatnya. Begitu juga dengan pintu gerbang tak kunjung tertutup padahal waktu sudah menunjukkan pelajaran telah dimulai. Ia berlari bersembunyi pada setiap tempat menuju kelasnya, berharap guru piket tak menemukaannya hingga ia lolos dari hukuman.

***

Cathrine dan Audrey menjeda langkah di depan pintu kelas. Netranya menangkap sosok Lusya yang sudah duduk diam di bangkunya dengan earphone dikedua telinga juga sebuah novel terbuka di tangannya. Terbesit pikiran aneh, saat melihat gadis itu sudah datang ke sekolah pada pagi buta. Biasanya saja ia datang saat matahari sedang terpanacar terik.

"Sya, kok tumben pagi-pagi udah nongol aja," ucap Catherine melangkah menuju bangku Lusya.

"Gue sengaja berangkat pagi biar gak berangkat bareng Orlando, gue lagi males sama tuh cowok," jawab Lusya tanpa mengalihkan pandangan dari novelnya.

"Masih marahan ya Sya?" Tanya Audrey ragu-ragu takut melontarkan kesalahan. Lusya hanya membalas dengan anggukan samar.

"Gara-gara kejadian yang kemarin?" sambung Catherine.

"Hm,"

"Yang sabar ya Sya.. Lo bisa kok ngadepin ini semua," ucap Audrey seraya tersenyum manis mengusap bahu Lusya lembut.

"Eh! Btw ke kantin yuk. Gue laper nih, tadi nggak sarapan," ajak Catherine. Audrey dan Lusya pun kompak menganggukkan kepala mengiyakan ajakan Catherine.

Sesampainya di kantin, mereka langsung memilih tempat duduk di pojokan. Tempat strategis untuk makan atau berceloteh tanpa diperhatikan atau didengar oleh pengunjung lain.

"Oh iya, tadi lo berangkat sama siapa? Sendiri?" tanya Catherine.

"Gue bareng sama Malvin, tadi dia gak sengaja ketemu gue dijalan" jawab Lusya sambil menikmati sepiring nasi goreng. Saat Lusya asik mengobrol bersama Catherine dan Audrey. Ia tiba-tiba dikejutkan oleh kehadiran Orlando yang menghampiri mereka bertiga.

Suamiku Bad Boy ✔ [SELESAI]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant