1. Cewek Aneh

495K 12.8K 339
                                    

" Tak ada yang istimewa kamu begitu menyebalkan "

•••••

Matahari sudah mulai bersinar menembus masuk hingga celah-celah kamar seorang gadis yang tengah setia bergelut di bawah selimut. Hari menjelang siang tapi, gadis itu tak kunjung terbangun dari alam mimpi. Saat pintu kamar terbuka, nampak wanita paruh baya berjalan masuk seraya berkacak pinggang menatap tajam ke arah putrinya di atas ranjang bersprei merah muda. Di atas ranjang itu, terpampang seorang gadis sedang tidur dengan mulut sedikit terbuka. Matanya masih terpejam rapat enggan terbuka sedikitpun.

"Lusya bangun!! apa kamu nggak berangkat sekolah?!," teriak Yulita memancarkan aura kemarahan dari sorot matanya. Sontak Lusya terlonjak kaget mendengar teriakkan bak sebuah sambaran petir. Ia menoleh kearah nakas tempat sebuah jam beker bertengger menunjukkan waktu, pukul jam 06.45. Matanya membulat, dengan secepat kilat ia langsung melompat dari ranjang masuk ke dalam kamar mandi.

Sementara wanita paruh baya itu hanya bisa menghela nafas, lalu menepuk dahinya pelan. Lelah dengan tingkah putri bungsunya yang bisa membuatnya sepuluh tahun lebih tua.

•••••

Lusya memakai seragamnya dengan serba serabutan, memasang dasi dengan asal-asalan, rambut disisir seadanya, dan memakai sepatu ala kadarnya. Bergegas keluar kamar dengan sedikit membanting pintunya kasar. Berlari menuruni anak tangga hingga mengabaikan teguran Yulita.

"Lusya kalau turun tangga jangan sambil lari," tegur Yulita seraya mengangkat spatula kearah sang putri, sementara Lusya tersenyum lebar memasang wajah tanpa dosa.

Yulita hanya mendengus singkat, membalikkan badan fokus kembali di depan kompor. Lusya berjalan mendekat, tangan kanannya mencium tangan sang ibunda dan tangan kirinya mencomot sepotong roti di meja makan melahapnya tanpa sisa.

Sebuah pukulan maut mendarat di bahu Lusya." Jorok ih, tangan kanan kamu mau mama potong? Biar make tangan kiri aja," hardik Yulita. Lusya sedikit bersusah payah menelan potongan roti yang memenuhi mulutnya, tapi sedikit tegukan susu berhasil membantunya.

"Tenang ma, pagi ini tangan kiri Lusya masih suci kok," kilah Lusya.

Yulita memtutar kedua matanya lelah."Lagian perawan kok makannya kaya buto ijo," cibirmya sedikit kesal.

Lusya mengabaikan sindiran mamanya "Baiklah, putri cantikmu ini pamit undur diri," ucapnya.

"Iya.. hati-hati," balas Yulita menatap punggung putrinya mulai menjauh di balik pintu. Wanita itu tersenyum tipis, merindukan sosok menyebalkan yang baru beberapa detik berdebat dengannya.

* * *

Sepasang langkah dengan cepat menembus ramainya trotoar ibukota. Sebuah rambut panjang ikut bergoyang mengikuti ritme langkah pemiliknya. Setetes keringat terlihat menetes di ujung pelipis. Langkahnya terhenti, gadis itu berkacak pinggang mencoba mengatur deru nafasnya yang memburu.

Tangannya melambai tatkala sebuah angkutan kota menuju kearahnya. Terlihat dari kaca kemudi sopir itu tersenyum simpul seakan tak asing dengan penumpang berseragam sekolah yang menghentikannya.

"Kesiangan lagi ya neng?," tanya pria tua berkumis. Lusya tekekeh, ia mengangguk mantap lalu masuk ke dalam angkot. Sudah menjadi kebiasaan untuknya telah mengenal Lusya sejak 2 tahun lalu sebagai salah satu penumpang setia. Sopir angkot itu, kagum kepada Lusya. Jika kebanyakan gadis seusianya lebih meninggikan gengsi tapi tidak dengan dia. Meskipun berasal dari keluarga konglomerat, membuatnya malah semakin rendah hati pada sesama.

Suamiku Bad Boy ✔ [SELESAI]Onde histórias criam vida. Descubra agora