Special part (Woojin edition)

1.5K 85 24
                                    

(Dengerinnya pake lagu yang diatas coba 'chen-beautiful goodbye' biar lebih ngena?)

Tidak ada lagi senyum yang biasa terukir di wajahnya. Tubuhnya tak jauh berbeda dengan robot kaku yang selalu menuruti semua perintah yang ia terima.
Kinipun tetap sama, saat diminta tersenyum ia akan berusaha untuk melakukannya walau terasa menyakitkan. Pilihan terakhir ini adalah kosekuensi atas keberanian yang ia usahakan.

“Lebih cepat lebih baik, bukan begitu tuan Tanaka?” kedua pria paruh baya saling mengangguk dan tertawa senang bersama istri dan anak-anak mereka.

--

Pagi di negeri orang tak jauh berbeda seperti yang ia rasakan di Korea. Dari balik jendela kamar hotel, ia bisa melihat ramainya pejalan kaki menyeberangi jalanan pusat kota Tokyo. Ia baru ingat kalau malam nanti adalah momen salju pertama turun. Terbesit harapan besar untuk bertemu dengannya di momen langka ini

Dering ponsel membuat kakinya melangkah dari depan jendela menuju nakas.

“PARK WOOJIN-SSIIIIIIII!!!!!” dari bentakannya sudah bisa dipastikan kalau pria tua ini sudah tau keberadaannya

“Apa yang kau lakukan anak nakal? Kenapa kau mendadak pergi ke Tokyo tanpa memberitahuku terlebih dahulu. Kau tau, reputasiku sebagai guru tercoreng karena adikku sendiri bolos tepat dimana hari ujian masuk universitas diadakan.”

“Mian..” jawaban singkat tanpa dosa makin membuat lawan bicaranya naik pitam. Istrinya sampai harus memijat pundak dan leher suaminya agar darah tingginya tak sampai kumat

“Grr… kau!!! Aku tidak mau tau, hari ini juga kau harus kembali ke Korea dan mengambil ujian universitas hari kedua sebelum semuanya terlambat. Dengarkan kata-kataku sekali ini saja, kumohon!!! Aku tidak ingin kau menyesal nantinya.”

“Ada hal penting lain yang harus ku pastikan agar aku tidak menyesal seumur hidupku
.”

“Ma-maksudmu? Ya!!! Park Woojin??? Kau mendengar ku?? PARK WOOJIN-SSIIIIIII???!!!!” leher Jimin kaku menahan emosi yang memuncak. Dengan lancang Woojin memutus sambungan telepon tanpa mau memberi alasan yang jelas pada Jimin.

Dengan jari bergetar Jimin mengetik pesan untuk Woojin

‘Hari ini kau akan menyesali semuanya karena tidak mau mendengar ku!”

--

Hari ini dia akan menemui Yumi dan membawa wanita itu kembali ke Korea.
Woojin begitu yakin kalau orang tua Yumi belum menagih janji karena gadis itu baru pulang beberapa hari yang lalu ke Tokyo. Woojin akan menjemputnya untuk membuktikan keseriusannya didepan orang tua Yumi

“Festival salju pertama…” Woojin membaca selebaran yang terbang dan jatuh tepat didepan kakinya.

Ayumi sangat menyukai festival dari kecil, ia akan bersorak senang saat melihat kembang api. Dengan langkah mantap Woojin masuk kedalam salah satu toko kimono.

“Bisakah kau memilihkan kimono yang bagus untukku? Aku ingin memberikannya sebagai hadiah.” Pelayan tersebut mengangguk dan segera mengarahkan Woojin untuk ikut dengannya melihat deretan rak baju Kimono

“Bagaimana dengan ini tuan?” sebuah kimono berwarna orange diperlihatkan.

Dengan jari didagu, Woojin menggelang “Dia benci warna itu.”

“Wah… kau sangat tau selera kekasih mu tuan.” Mendengar pujian itu Woojin sedikit malu dan menggaruk tengkuk

“Dia bukan kekasihku.”

“Lalu anda membelinya untuk siapa?”

“Calon tunanganku.”

“Ahhh…. Romantisnya!!!!” semua pelayan di toko yang mendengar suara malu-malu Woojin bersorak heboh. Mereka mendoakan semoga semuanya berjalan lancar seperti yang diharapkan

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 19, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Ssaem My HusbandWhere stories live. Discover now