Namjoon ssaem My husband

8.1K 447 5
                                    

Setelah kematian orang tua ku dalam sebuah kecelekaan pesawat, aku merasa hidupku hancur berkeping-keping. Aku mengurung diri di apartemen peninggalan orang tuaku tanpa mau bertemu dunia luar.

Sebulan sudah aku bolos sekolah, sampai suatu malam ia datang seperti maling dengan memanjat balkon apartemen

“Hiduplah bersamaku!”

katakanlah dia tidak waras, karena tanpa beban ia melamarku yang masih berstatus sebagai muridnya.

Tapi toh, aku menerimanya juga. Sorot matanya menggambarkan jika dia benar-benar serius dengan ucapannya

Awalnya aku tak menyangka, bagaimana gadis 17 tahun sepertiku bisa jatuh cinta pada pria yang umurnya 10 tahun diatasku. Namun perlahan aku menemukan jawabannya.
Namjoon ssaem adalah sosok pria lembut dan penyayang. Aku yang cemas setahun belakangan karena takut pernikahan kami akan terbongkar, selalu bisa dibuat tenang dengan sikap hangatnya.

“Ssaem…..” aku meringis melihat Namjoon ssaem yang berdiri di samping meja belajarku. Senyuman lebarnya saat membentangkan lembar hasil ujian bahasa inggrisku membuatku bergidik ngeri. Angka 40 melingkar jelas disana.

“Hayol-ya…..” dimple dalamnya tercetak jelas

“Aku janji akan belajar giat, sepulang sekolah tidak baca komik, sesudah makan kembali belajar, sering ke perpustakaan, mencari bacaan inggris yang bagus, sering baca ka----“

“Itu janji mu yang ke tiga puluh kalinya hmm… aku sudah hapal di luar kepala.” Ssaem menarik gemas kedua pipiku. Saat ini dia sedang berada dalam geram mode on. kacamata minusnya makin memantulkan sorot horror dari matanya. Dia terlihat seperti bukan suamiku jika sedang begini.

“Ssaem…”

“Wae? Mau begini terus hmm?” dia makin menarik pipiku, membuatku sedikit meringis. Bukannya kasihan dia malah menggesek hidung flatku dengan hidung mancungnya.

Penghinaan.
Selalu senang mengejek ku dalam hal seperti ini.

“Say if you love me?”

“Heh? Ma-maksudnya?”

“NOW!!!”

“You love me?!”

“Heol.. rasanya aku ingin memakan mu sekarang Hayol. Maksudku katakan jika kau mencintaiku.” Geramnya berkacak pinggang

“Saranghae ssaem. Neomu-neomu saranghae.”

“In English!”

“I love you ssaem, neomu-neomu I Love You.” Aku membentuk love sign di kepalaku.

Ssaem tergelak, sejurus kemudian ia mengangkat tubuhku dan membawaku berputar-putar seakan aku ini barang yang ringan.

.
--

Tak biasanya, aku di panggil kepala sekolah ke ruangannya hari ini. aku tertegun saat ku dapati ssaem juga berada disana. Setelah menunduk hormat, kepala sekolah mempersilahkan ku duduk di seberang kursi ssaem.

Kepala sekolah mengetahui perihal pernikahan kami, tapi tak biasanya kami di panggil bersamaan

--

“Bisakah sekali ini kau berkata tidak ssaem?” ssaem menghentikan makannya dan menatapku yang tak kunjung menyentuh makanan. keputusan kepala sekolah yang mengharuskan ku tinggal di asrama karena sebentar lagi akan ada pengawas pusat membuatku tak bisa tenang. Aku tidak mau berpisah dengan Namjoon ssaem

“Hayol-a, kita sudah membicarakan hal ini sebelumnya. Semua ini demi kebaikan kita berdua. Hanya beberapa bulan saja, tidak masalah.”

Mendadak aku tersulut emosi, ucapannya menjelaskan jika perasaanya hanya sebagai guru kepada murid

My Ssaem My HusbandWhere stories live. Discover now