Hoseok ssaem My husband

5.9K 394 14
                                    

  Meski wajahnya selalu menunjukkan raut bahagia, aku sedikit ragu benarkah perasaan itu berasal dari hatinya.

  Membuang impiannya menjadi Sarjana magister (S2) karena harus menikahiku, nyatanya Hoseok ssaem tetap memperlakukanku dengan baik.

  Aku siswi culun, dari kecil sudah yatim piatu dan dititipkan di panti asuhan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

  Aku siswi culun, dari kecil sudah yatim piatu dan dititipkan di panti asuhan. Saat menginjak bangku SMA, aku menyelamatkan nyawa seseorang yang ternyata adalah ibu Hoseok ssaem sendiri. Tapi maut tak dapat ditebak, beberapa minggu kemudian ibu Hoseok ssaem wafat karena penyakit jantung yang ia idap. Sebelum meninggal, ia berwasiat agar Hoseok ssaem mau menikahiku, karena aku pernah menyelamatkan nyawa mendiang.

  Tentu aku menolak, karena ssaem yang notabane adalah guruku saat itu sedang akan mengambil ujian masuk universitas meraih gelar master. Tapi karena harus menikahiku, ia mengurungkan niatnya karena menurutnya biaya perkuliahan akan lebih berguna untuk kehidupan kami setelah menikah.

“Bong Mi, kacamatamu rusak?” aku menggeleng, dan terus menunduk menyuap sarapanku. Ssaem sama sekali tak pernah ingin memanggilku dengan sebutan Yeobo, atau panggilan kesayangan lainnya. Ssaem selalu memanggilku dengan namaku sendiri, padahal ssaem tahu jika disekolah aku selalu diperolok karena namaku yang terdengar aneh.

“Ssaem…” aku mendongak, ssaem menarik kacamataku dan menemukan kerusakan disalah satu gagangnya. Bibir ekspresifnya melengkung, menggambarkan jika dia sedang berada dalam perasaan tidak menyenangkan.

“Harus berapa kali ku katakan, jangan pernah ragu untuk meminta sesuatu padaku, Bong Mi-ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Harus berapa kali ku katakan, jangan pernah ragu untuk meminta sesuatu padaku, Bong Mi-ya. Aku suami mu, aku harus mencukupi semua kebutuhanmu.” Bagaimana bisa aku meminta sesuatu walaupun aku ingin, gaji ssaem sekarang terasa pas-pasan karena harus membiyai sekolahku, belum lagi biaya rumah tangga seperti sewa apartemen, makan dan lain-lain

“Apa kau bisa pakai lensa? Aku punya beberapa, setidaknya bisa sedikit mengurangi gangguan penglihatan mu.” Ssaem langsung masuk ke kamarnya dan kembali dengan membawa sekotak lensa.

“Mari ku bantu.” Ssaem membekap wajahku, sebelah tangannya berusaha memasang lensa di mataku

“Buka yang lebar Bong Mi.”

My Ssaem My HusbandWhere stories live. Discover now