Yoongi ssaem My husband (2)

5.4K 403 71
                                    

Putar mulmednya, biar ngefeel 😂 (BTS let me know)

Sebelum itu tolong vote nya! Noh.. Bintang disudut kiri bawah 👇

Aku sudah tidak bisa membendung perasaan yang membuncah dihatiku. Perlakuannya terhadap gadis itu sudah cukup menjelaskan semuanya.

Maaf karena aku begitu terlihat lemah. Aku pergi begitu saja tanpa mau menemani Minjae bertemu pamannya, Kim Seokjin.

Mendengar ssaem meminta restu dari paman Minjae terasa sangat menyakitkan. Aku ini masih istrinya, tapi kenapa sedikit saja dia tidak bisa menghargaiku? Aku tahu, pernikahan kami begitu dirahasiakan dan rumah tangga kami diujung kehancuran. Tapi bisakah sedikit saja hargai perasaanku sampai aku benar-benar bisa melupakannya? Meskipun aku ragu kapan hal itu bisa terjadi

"Oh.. kenapa kau disini?" ssaem terkejut saat mendapatiku berdiri didepan pintu kamarnya. Aku melupakan rasa kantukku walau jam sudah berdentang dua belas kali menandakan masuk tengah malam. Dia begitu menikmati kebersamaannya dengan gadis itu sampai ku kira dia lupa jalan pulang.

Hatiku terlalu perih untuk menjawab ucapannya. Aku memilih diam menatap dalam wajah yang sebentar lagi mungkin tak bisa kupandang lagi.

"Selamat malam." ssaem sedikit mendorong tubuhku untuk beranjak dari depan pintu kamarnya.

Bisakah?

Bisakah dia membaca raut cemas diwajahku? Apa aku sungguh tak berarti apa-apa baginya?

"Apa kau mencintainya, ssaem?" keberanian muncul begitu saja. Tangan ssaem menggatung di kenop pintu, urung membuka kamarnya.

"Haruskah ku perjelas?" jawabannya sungguh menggelitik. Aku tertawa getir disela air mataku yang mengalir tanpa permisi.

Ssaem sudah membentangkan garis finish. Inilah saatnya aku untuk berhenti. Namun setidaknya biarkan aku mengeluarkan usaha terakhirku

"Lalu, bagaimana denganku?" Diamnya sudah memberiku jawaban.

Aku berbalik melihatnya, mengembangkan senyumku untuk yang terakhir kali, berharap dia akan membalasnya. Nihil, harapanku sama seperti anak TK yang ingin pesawat turun dihalaman sekolah

"Selamat malam ssaem." Aku menepuk pundaknya dan menghapus jejak air mataku menjadi senyuman.

Terimakasih sudah menatapku. Sekejap saja, biarkan kita saling bertatapan seperti ini sampai netraku kembali terisi dengan garis finish yang kau bentangkan

"Ssaem, apa kau akan memberiku hadiah jika nilaiku di pelajaranmu meningkat?" kakiku kembali membawaku berputar untuk melihatnya. Bersandiwara jika aku baik-baik saja. Ya... sandiwara yang begitu menguras emosi

----

Awalnya mungkin akan terasa sakit, namun jika terbiasa tentu aku akan kebal dengan rasa sakit itu. Mentari pagi yang menyambutku tidak lagi dari jendela mewah. Kini alarm telah menggantikan tugasnya menemaniku di ruang kecil ini. Maaf, karena aku pergi dari rumah ssaem tanpa pamit. Walau terkesan kabur, toh, ssaem tidak akan ambil pusing. Ssaem akan kembali ke kehidupannya yang tenang.

Ah... rasanya aku begitu merindukan anakku Sungho. Tentu setelah tahu kepergianku, ahjumma Kim makin tidak mengizinkan ssaem membawa Sungho ke rumahnya.

"Chanmi-aaa.... Kim Chanmiiiiii!"

"YAK..." pintu ku buka kasar hingga orang yang terus berteriak diluar sana terlonjak kaget memegangi dadanya

"Margaku bukan Kim. Neo arra?!"

"Lalu siapa? Min?" aku kalah telak. Marga yang disebutkan Minjae seolah pisau bermata dua jika harus kugunakan.

My Ssaem My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang