Hoseok ssaem My husband (1)

4.2K 274 12
                                    

Hembusan angin musim gugur menerbangkan dedaunan kering dihadapan mereka. Tidak peduli dengan puluhan pasang mata yang berdesakan mengintip dari balik tirai jendela, pria ini terus menatap intens gadis didepannya.

“Kau terlihat bahagia disini.” Ujarnya buka suara.

Gadis yang tak lain adalah Bong Mi hanya mengangguk pelan, tak berani beradu pandang dengan pria yang masih berstatus sebagai suaminya. Katakanlah dia istri yang durhaka. Pergi begitu saja tanpa pamit dan menjalani kehidupan barunya dengan perubahan yang begitu signifikan.

Bukan hal mudah bagi Bong Mi untuk mengambil keputusan yang sudah ia jalani. Ia harus bersitegang dengan kenyataan kalau Hoseok belum memberi ruang dihatinya untuk ia tempati. Disini, dikampung halaman orang tuanya, Bong Mi mulai membuka diri untuk menjadi Bong Mi yang baru.

Bong Mi menempati kediaman adik mendiang ayahnya yang kini menetap di Seoul. Dulu sebelum Bong Mi masuk panti asuhan, bibinya menginginkan agar Bong Mi tinggal bersamanya. Tapi Bong Mi menolak karena sang bibi sudah memiliki dua orang anak dan seorang anak angkat.

Bong Mi tinggal sendirian disini. Sepulang sekolah dia akan bekerja sebagai kasir swalayan sampai tengah malam. Sebagai siswi idola banyak  siswa laki-laki yang keluar masuk swalayan demi mencari perhatian Bong Mi. Mereka bahkan tak segan untuk memesan beberapa cup ramen agar bisa terus disana sampai shift kerja Bong Mi habis. Itulah mengapa pemilik swalayan sering memberikan Bong Mi bonus agar Bong Mi tidak pindah ke swalayan lain.

“Aku merindukan mu.” Satu kalimat yang spontan membuat Bong Mi mendongak. Hoseok dengan bibir ekspresifnya hanya bisa diam menanti jawaban Bong Mi

“Maaf ssaem. Kau terlalu berlebihan pada muridmu.” Bong Mi mencoba bicara setenang mungkin dan berlalu melewati Hoseok. Tapi langkahnya terhenti saat pergelengan tangannya ditahan Hoseok

Semua siswa yang sedaritadi megintip dari lantai dua langsung riuh, sesekali juga terdengar umpatan dan makian yang dilayangkan oleh siswa laki-laki
"Dasar kuda kutub."

Bong Mi mundur beberapa langkah agar berdiri sejajar dengan Hoseok
“Tanpa mengurangi rasa hormat, tolong lepaskan tanganku sekarang. Kita bisa bicarakan hal ini sepulang sekolah nanti.” Bong Mi langsung menyentak kasar tangannya dari Hoseok dan berlalu.

Dalam keheningan yang kembali datang, Hoseok tidak menyangka jika gadis polos yang dulu dia kenal bisa berubah begitu jauh.
Tapi kalau dirunut cerita dibalik perubahannya, Hoseoklah alasan utama yang menyebabkan Bong Mi menjadi seperti ini. Hoseok terlambat menyadari perasaannya saat Bong Mi sudah memutuskan untuk pergi dari kehidupannya

--

“Maafkan aku ssaem, aku terpaksa pulang duluan agar kau tidak jadi menemuiku. Ini semua kulakukan demi kebaikanmu.” Lamunanku buyar saat lonceng kecil diatas pintu swalayan berbunyi

Heol.. ini adalah kali keempatnya dia datang untuk membeli sebungkus sosis. Aku sampai tak habis pikir, kenapa mereka yang berkumpul diluar sana bisa tertarik padaku hanya karena faktor wajah. Mungkin jika aku kembali menjadi Bong Mi si culun, berpapasan denganku pun mereka tak sudi

“Noona, hm… a-anu, bi-bisakah aku minta nomor ponselmu?”

“Mian, noona tidak punya ponsel.” Hobae yang masih duduk di tingkat pertama ini mengangguk kikuk. Dia segera keluar dan memberitahu beberapa rekannya yang menunggu diseberang jalan. Huft…. Kapan mereka menyerah menanyai nomor ponselku?

Seseorang kembali membuka pintu. Dengan sedikit ogah-ogahan aku meletakkan uang yang tadi sedang kuhitung dan menyambut kedatang pelanggan tersebut.

“Selamat dat----“ aku terdiam seketika.

“Selamat dat----“ aku terdiam seketika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Ssaem My HusbandWhere stories live. Discover now