Yoongi ssaem My husband

11.9K 607 13
                                    

Suara lembar demi lembar halaman yang dibalik, membuatku terjaga di tengah malam. Samar-samar dari meja kerja dihadapanku, ku lihat sosok pria berkacamata meremas rambutnya frustasi. Seminggu terakhir, dia selalu lembur kerja
Karena tak tega, aku bangkit dari pembaringan dan memukul pundaknya pelan

"Ssaem, mau ku buatkan kopi?" dia menggeleng tanpa berniat menoleh ke arahku. Untuk kesekian kalinya, dia bersikap dingin, mengacuhkan semua perhatian yang ku berikan.

Tapi apa hak ku untuk menuntut lebih? Aku yang awalnya hanya seorang adik ipar dari Yoongi ssaem, kini berubah status menjadi istrinya karena kakak ku meninggal dunia saat melahirkan anak mereka. Aku juga tidak mau pernikahan ini terjadi, karena selain aku, Yoongi ssaem pasti juga akan terluka.

Namun di detik-detik terakhirnya, kakak ku meminta Yoongi ssaem untuk menikahiku. Kakak ku paham betul siapa suaminya. Dibalik sifat dingin dan maskulinnya, Yoongi ssaem adalah tipikal pria yang tak bisa mengurus dirinya sendiri. Kakak ku juga kecewa jika sampai aku menolak. Ia ingin anak mereka tetap mempunyai ibu, meski ibu kandungnya sendiri telah pergi untuk selamanya

Dan di umurku yang yang ke 19 tahun, aku telah menjadi seorang ibu dan istri dari wali kelasku sendiri, Min Yoongi. Pernikahan yang rumit karena harus dirahasiakan dan didasari tanpa rasa cinta. Bahkan lima bulan pernikahan kami, Yoongi ssaem selalu tidur di sofa atau jika dia pegal, dia akan tidur memunggungiku

Sayup-sayup ku dengar tangisan Sungho, keponakan yang kini telah menjadi anak ku. dia pasti haus atau mengompol.

"Aku akan mengurus Sungho, lanjutkan saja pekerjaan mu ssaem." Tak ada sahutan seperti biasanya.

---

Setelah mengganti popoknya, Sunghoo kembali tenang dan mulai tertidur di dalam box bayinya. Sebagai anak laki-laki semata wayang, wajahnya mirip sekali dengan Yoongi ssaem. Seraya menepuk-nepuk pelan pahanya, aku membatin mengasihani betapa malangnya nasib bayi kecil ini.

"Ibu tahu kau pasti rindu pelukan seorang wanita yang melahirkan mu. Maafkan ibu Sungho-a, ibu tak bisa memberikan kehangatan yang sama."

Aku menumpahkan semua kesedihan ku pada Sungho yang sudah tertidur pulas. Andai aku bisa, aku akan menukar nyawaku dengan nyawa kakak agar kau dan ayah mu tak semenderita ini.

--

seberkas cahaya mengusik ketenangan tidurku.pelan aku menggeliat dan membuka mata melihat tirai jendela kamar yang terbuka. Aku terhenyak, jam kecil di nakas sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi. Aku belum membuat sarapan dan menyetrika seragam sekolahku dan Yoongi ssaem.
Yoongi ssaem?

Aku berbalik, dan mendapati sisi ranjang sudah kosong. Tamatlah riwayatku, aku pasti dicap sebagai istri tak berguna di matanya

"Yoongi ssaem." Aku mendapatinya di ruang tamu sedang membaca surat kabar dengan menyeruput segelas kopi. Tanpa mandi atau apapun, aku langsung keluar kamar mencarinya dengan tampilanku yang masih acak-acakan.

"Maafkan aku. alaram ku tidak berbunyi seperti biasanya, mungkin aku lupa menyetel. Ssaem belum sarapan? Tunggu disini sebentar, aku akan segera membuat sarapan untukmu." Aku bicara panjang lebar dan berlari tergesa ke dapur.

Terserah dia mau marah atau apa nantinya, intinya dia tidak boleh ke sekolah dengan perut kosong. Yoongi ssaem orang yang gila kerja akan lupa makan nantinya setiba di sekolah dan membuat magnya kambuh.

Langkahku terhenti, di meja makan aku melihat sarapan sudah terhidang. Dua piring roti bakar, dua gelas susu, dan semangkok bubur bayi.
Yoongi ssaem sudah menyiapkan semuanya

Aku kembali ke ruang tamu, tapi dia sudah tidak ada disana. Mobilnya belum keluar dari garasi, berarti dia belum berangkat ke sekolah. Mungkin dia sedang mandi, karena tadi aku melihatnya masih memakai celana piama dan kaus oblong putih.

My Ssaem My HusbandOn viuen les histories. Descobreix ara