"Nazwa. " Panggil Gus Raka pelan.

"Apa?! " Jawab Nazwa dengan ketus.

"Kamu marah dengan saya? "

"Ga! Nazwa kan ga berani marah sama Gus Raka. "

Gus Raka hanya terdiam kemudian merubah posisinya menjadi duduk bersandar di kepala ranjang.

"Nazwa saya ingin bicara. Kemarilah. " Pinta Gus Raka.

Walau dengan hati setengah dongkol, tapi Nazwa tetap menurutinya dan ikut duduk di samping Gus Raka.

"Apa saya salah melakukan hal itu? Bukan kah itu juga hak saya? " Tanya Gus Raka.

"Ya Nazwa tau Gus, tapi seenggak nya izin dulu kek sama yang punya. Jangan main nyelonong seenak jidatnya. Itu kan first kiss Nazwa. " Ucap Nazwa sambil mengerucutkan bibir.

"First kiss? Saya rasa itu bukan first kiss. "

"Maksudnya? "

"Ini sudah kedua kalinya saya mencium kamu. " Jelas Gus Raka begitu tenang seolah tak merasa bersalah sedikitpun.

"Hah?! Kapan? " Seru Nazwa saking terkejutnya.

"Pertama ketika kita baru sampai di rumah Abi dan Umi. Saat itu kamu sedang tidur. Dan yang kedua tadi. " Tutur Gus Raka.

Detik berikutnya sebuah guling melayang tepat mengenai lengan Gus Raka. Nazwa sudah tak memperdulikan status Gus Raka, karena saking kesalnya ia dengan pria di hadapan nya.

"Guss ihh.. Ngapa mesum banget, mencuri kesempatan dalam kesempitan. " Seru Nazwa melipat kedua tangannya di depan dada. Gadis itu juga terus menggerutu sambil mengerucutkan bibir.

"Maaf Nazwa.. Lain kali saya ngga gitu lagi. " Ucap Gus Raka memegang jemari istrinya tapi Nazwa hanya diam sesaat setelah itu menatap iba Gus Raka. Rasanya susah sekali jika harus marah terlalu lama dengan beliau.

"Yaudah.. Nazwa maafin, tapi janji dulu ga boleh diulangin lagi. " Pinta Nazwa menegak kan jari kelingking nya kepada Gus Raka.

"Iyaa janji. " Jawab Gus Raka tersenyum setelah menautkan jari kelingking milik nya ke kelingking Nazwa.

"Kalo gitu saya izin.. "

"Izin apa? "

Gus Raka tidak menjawab tapi langsung mencium pipi Nazwa sekilas, membuat si empunya kembali membulatkan mata dengan ekspresi terkejut nya. Melihat hal tersebut Gus Raka tidak bisa menahan diri untuk tidak terkekeh.

Begitu sadar dengan apa yang Gus Raka lakukan, Nazwa hampir saja kembali memukul Gus Raka, tapi dengan cepat Gus Raka tahan.

"Kan udah izin.. " Jelas Gus Raka membuat Nazwa mendengus kesal.

"Huuhh.. Untung suami.. Kalo bukan, udah Nazwa jual di tukang loak. " Cibir Nazwa pelan tapi masih terdengar di pendengaran Gus Raka.

"Kalau saya di jual, nanti kamu sendirian. " Sahut Gus Raka terkekeh.

"Yaa Nazwa nikah lagi lah. " Jawab Nazwa.

"Emang laku? "

"Laku lah.. Kan Nazwa cantik.. Kalo ngga laku yaa Nazwa balik lagi ke tukang loak buat beli Gus Raka, abis itu dibawa pulang deh. " Ucap Nazwa diakhiri gumaman kecil.

Sontak saja tawa Gus Raka pecah saat itu juga, bahkan beliau sampai memegang perut nya karena terlalu lama tertawa. Mengapa Nazwa bisa sepolos ini, sungguh semenjak menikah dengan Nazwa. Hidup Gus Raka seakan berwarna selalu saja ada hal kecil dari Nazwa yang membuat nya tertawa.

"Udah.. Ayo tidur, Sudah malam. Cuci tangan, kaki, abis itu wudhu malam ini saya saja yang baca Al-Mulk dan kamu yang dengarkan. " Titah Gus Raka.

"Nah gitu dong Gus, kan Nazwa jadi semangat. " Seru Nazwa. Memang sejak dulu Nazwa selalu menyukai suara Gus Raka ketika melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Jadi begitu mendengar Gus Raka yang akan membaca Al-Mulk, Nazwa langsung kegirangan, sebab mereka biasanya membaca Al-Mulk sendiri-sendiri ketika sebelum tidur.

Setelah berwudhu Nazwa kembali naik di atas ranjang lalu tidur menghadap ke Gus Raka. Pria itu juga ikut berbaring dengan satu tangan menepuk pelan bahu Nazwa dan mulai membaca surah Al-Mulk.

Saking halus nya suara Gus Raka dalam membacakan ayat suci Al-Qur'an, mata Nazwa sampai memberat hingga gadis itu lebih dahulu masuk dalam alam mimpi.

****
Pagi-pagi sekali Nazwa dan juga Om Satria keluar bersama guna mencari sarapan pagi untuk semua orang. Karena hari ini akan ada semua kerabat jauh datang, acara ini memang selalu di laksanakan setaun sekali di rumah Oma karena Oma Nazwa yang paling tua diantara saudaranya.

Sementara Gus Raka memilih untuk tetap di rumah bersama yang lain sambil menyesuaikan diri bersama keluarga besar Nazwa.

"Om masih jauh ngga? Dari tadi jalan ngga nyampe-nyampe. " Tanya Nazwa yang sudah mulai merasa kelelahan.

Pasalnya mereka berjalan kaki dari rumah, tadi Nazwa sudah meminta Om Satria untuk naik mobil atau motor, tapi beliau menolak dengan alasan tempat nya dekat. Tapi setengah jam mereka berjalan masih belum sampai juga, sampai-sampai mereka sudah keluar komplek.

"Deket ko, Bentar lagi. " Jawab Om Satria.

"Dari tadi bilang bentar lagi mulu. Udah pegel nih kaki.. Tau gitu tadi ngajak tiga biji onta aja. " Keluh Nazwa.

"Om ketemu nya elu. Udah bentar lagi ko. "

"Emang kita mau beli apaan sih? "

"Nasi Padang sama Ketoprak. "

"Disini mana ada nasi Padang sama Ketoprak? Ahh Om Sat halu nih. "

"Ada.. Om kan tinggal disini, jadi tau dong. Udah ayo buruan jangan lelet kalo jalan. " Ajak Om Satria menarik tangan Nazwa untuk berlari bersama dengan dirinya. Mau tak mau Nazwa akhirnya juga ikut berlari walau kaki nya sudah sangat pegal.

Setelah selesai membeli sarapan mereka pun kembali pulang tapi dengan melewati rute yang berbeda. Dan yang membuat nya terkejut adalah jalan yang mereka lalui sekarang hanya mereka tempuh dalam waktu sepuluh menit saja.

"OM LU NGERJAIN GUE YAA? SENGAJA GUE DI PUTER-PUTERIN SAMPE KAKI GUE UDAH KAYA KAKI BADAK!! " Teriak Nazwa dengan sangat kencang. Mulut nya bahkan sampai ternganga saking terkejutnya.

"Ngga papa Naz.. Itung-itung joging di pagi hari, Om tau lu malesan nauzubillah jadi buat relaksasi buat kaki lo. " Seru Om Satria sudah kabur melarikan diri masuk dalam rumah.

"Kampret lu Om! "


Full senyum pokoknya
Wkwkwwk
Maaf yaa guys telat update, inspirasi nya lagi buntu, jadi ngadad dikit

Jangan lupa vote and comment
See you next time

Salam dari Author
Ig:dhnryyy_

Lampung, 08 Juni 2023

Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]Where stories live. Discover now