5. Tantangan

684 103 24
                                    

Awan mendung menutup matahari di Seoul. Angin kencang menerpa pepohonan di sepanjang jalan. Semua orang merapatkan mantel yang menutup tubuh mereka dari dinginnya cuaca pagi hari. Mereka berlomba mencapai tempat yang mereka tuju seolah enggan lama-lama di luar dengan cuaca yang begitu buruk.

Berbeda dengan kebanyakan orang yang menggunakan mantel tebalnya, seorang gadis tengah berjalan hanya menggunakan kemeja putih tipis dengan celana panjang berwarna hitam. Ia membawa tas kecil dan melangkah menuju gedung besar yang tak jauh darinya.

Semua mata seolah menatap kagum gadis itu. Selain paras wajah yang begitu cantik tapi ketahanan gadis itu akan dingin yang semakin membuat mereka kagum. Cuaca sedang tidak bersahabat tapi dia dengan berani memakai baju tipis berkeliaran di luar ruangan.

Bisikan-bisikan terdengar membuat gadis itu semakin menipiskan bibirnya muak. Mereka semua tahu siapa dirinya dan itu membuat ia semakin tertekan. Langkah kaki beratnyamembawa ia masuk ke sebuah ruangan besar di lantai atas. Ia harus menghadap seseorang saat ini.

"Maaf, apa Tuan Lee ada di dalam?" tanya gadis itu dengan wajah pucatnya.

"Oh, Nona Yoojung. Anda sudah ditunggu di dalam." ucap sekertaris di depan ruangan dengan ramah. Ia berdiri dan membuka pintu ruangan itu. Gadis itu Yoojung hanya tersenyum dan mengangguk mengucapkan terimakasih.

"Ah, kamu datang!" seruan itu membuat Yoojung memutar mata enggan. "Ck, sikap apa itu Yoo. Kamu tidak senang bertemu dengan Papamu?"

Yoojung menggigit bibirnya, menatap pria di depannya kesal dan juga bahagia bersamaan. Sudah beberapa bulan ia tidak melihat Papa Woo Bin. Rindu tentu ada, tapi amarah masih begitu menguasainya. Terakhir ia melihat Papa Woo Bin saat hari pemakaman Sera. Sudah tiga bulan sejak itu dan baru hari ini melihat Papanya lagi.

"Ada apa Papa memintaku ke sini?" tanya Yoojung tanpa basa-basi. ia memilih duduk di hadapan Papanya dan tidak jauh dari ia duduk Tuan Lee menatapnya dengan senyum yang begitu memuakan. Yoojung tahu jika Tuan Lee sudah tersenyum seperti itu akan ada bencana yang terjadi untuknya.

"Yoo, salam dulu dengan Paman Lee." tegur Papa Woo Bin merasa tidak enak dengan sikap puteri semata wayangnya itu.

"Ah, maaf aku pikir yang punya ruangan sedang tidak ada." ucap Yoojung mencibir. Tuan Lee memanyunkan bibirnya, kesal dengan ucapan sadis keponakannya itu.

"Kamu tidak berubah, mulutmu itu sungguh kejam. Sampai kapan kamu marah dan tidak mau memaafkan Pamanmu ini?" tanya Tuan Lee dengan wajah imutnya.

"Nanti, aku akan memikirkannya kalau ingin." 

Tuan Lee hanya menghela napas menoleh ke arah Woo Bin. Woo Bin hanya mengangguk meminta Tuan Lee tidak mendesak Yoojung.

"Yoo, jadi begini. Kamu 'kan sudah menjadi karyawan magang di perusahaan ini. Ujianmu untuk mengambil perguruan tinggi masih lama. Papa ingin kamu membantu Perusahaan de-"

"Langsung intinya saja, Pa. Aku sudah menggigil kedinginan!"

Woo Bin merapatkan bibirnya, mengulumnya ke dalam dan menatap puterinya itu tajam. Andai Yoojung bukan anaknya, sudah pasti meja di depan Woo Bin akan melayang begitu saja. kenapa Yoojung memiliki mulut yang begitu kasar seperti isterinya, Min Ah. Hah, untung sayang pikir Woo Bin.

"Jadilah manager sementara untuk grup naungan perusahaan ini." jelas Tuan lee mengambil alih ucapan Woo Bin.

"Hah?!" Yoojung berteriak tidak percaya, menatap Tuan Lee dan Papa Woo Bin bergantian. Yoojung menarik napasnya dalam dan menghelanya kasar. Jika sudah seperti ini ia tidak akan bisa menolak.

"Yoo, hanya beberapa bulan saja. Kamu sudah tidak pernah ke panti dan mengurung diri di kamar setiap hari. Papa dan Mama khawatir."

"Harus menjadi manajer? EXO?"

Love My Idol [Kim Yoojung X Jung Jaehyun]Where stories live. Discover now