#4

2.4K 9 0
                                    

Di hari weekend seperti ini sudah menjadi kebiasaan pemuda pemudi menghabiskan waktunya untuk havefun di Mall, sebuah cafe atau sebuah Club malam.

Seorang pemuda yang baru saja mendapatkan KTP dua bulan lalu sudah duduk manis di sebuah sofa Club bersama teman-temannya.
Sekumpulan pemuda tersebut memang biasa menghamburkan uang milik orang tuanya di sebuah Club, katanya untuk menghilangkan penat setelah lima hari bergelut dengan buku pelajaran.

Terdapat lima pemuda yang sedang sibuk masing-masing, ada yang meminum alkohol yang digenggamnya dan ada pula yang sedang melakukan making love kepada wanita bayaran yang di pangkunya.

“Gimana Daf udah dapet ruangannya?” tanya seorang pemuda dengan suara serak lantaran Naura sedang menggesekan miliknya kepada Ferdi yang sedang memangkunya.

“Aman itu. Kita dapet kamar 69 yang cukup buat kita bersepuluh” balasnya sambil menarik wanita dengan pakaian minim di hadapannya.

Mereka semua berjalan menuju ruangan yang sudah di pesan. Setibanya di ruangan tersebut kelima pemuda itu duduk dengan menggenggam sebuah minuman berwarna keemasan.

Para wanita berdiri di hadapan mereka mempertontonkan lekukan tubuhnya bahkan ada beberapa wanita yang menanggalkan pakaiannya membuat ruangan semakin panas dengan tariannya mereka menggerakan tubuh dengan pelan dan seirama secara seksusal.

Aldo yang sudah tidak sabar hingga menarik salah satu wanita itu untuk duduk di pangkuannya.

Yang lain juga melakukan tindakan yang sama, ruangan yang awalnya sangat rapih namun lima menit kemudian menjadi berantakan lantaran pakaian mereka bertebaran di sudut-sudut ruangan ini.

Ada yang melakukan di atas sofa secara ramai-ramai dan ada pula yang di atas meja panjang bersisian dengan botol minuman keras.

Suara desahan semua orang bercampur menjadi satu dalam ruangan tersebut. Tidak jelas siapa saja yang sudah mencapai klimaksnya karena semuanya sama-sama menikmati kegiatan primitif ini.

Ferdi meraih wajah Naura disaat Naura sedang mengulum kejantanan Ferdi yang sudah mengeras. Dan tidak menunggu waktu lagi Ferdi langsung melumat bibir Naura yang penuh dan tebal.

Ferdi semakin menggila karena kini ciumannya lebih liar dan keduanya saling menikmati bahkan sudah bertukar saliva dan tangannya sudah bergerak menggerayangi wanita polos tanpa mengenakan selehai pakaian di tubuhnya yang pangkuannya.

Eghhh.. erang Siska saat Ferdi meremas bokong sintalnya
Ferdi menurunkan ciumannya ke leher Siska, ia menyesap menggigit dan meninggalkan banyak kissmark di leher dan dada Siska.

Keduanya sudah sama-sama menggila hingga Ferdi memposisikan Siska untuk berbaring di atas sofa. Dengan sekali hentakan keras Ferdi berhasil meloloskan miliknya kedalam lembah Siska.

“Arghh..” Naura mengerang sakit lantaran Ferdi mengentaknya terlalu keras apalagi saat ini kewanitaan Naura merasakan amat sakit walaupun ini bukan pengalaman pertamanya namun kejantanan Ferdi begitu besar dan panjang sehingga dia bergelinjang kesakitan pada daerah kewanitaannya.

Dengan perlahan Ferdi bergerak naik turun dengan tangannya yang meremas payudara Naura yang bergoyang karena gerakannya.
Keduanya menggeram karena akan mencapai kepuasannya

Deru nafas keduanya semakin berat, cengkraman dinding kewanitaan Naura sangat kencang menenggelamkan milik Ferdi. Keduanya bergetar menandakan akan mencapai puncaknya.

“bersama…” ucap Ferdi di telinga Naura

Aaahhh… cairan Ferdi menyembur sangat kuat di dalam tubuh Naura hingga mengalir keluar dari kewanitaanya.

Ferdi mencabut miliknya keluar lalu ambruk di atas tubuh Naura. Wajahnya saat ini berada di antara kedua payudarannya sehingga Ferdi menjilat menggigit dan menghisap kuat payudara Naura.

= = = =

“Woi bitch udah lama lu ga join kemana aja lu?” tanya Hendro saat Shasha menghempaskan bokongnya di sebelah Hendro.

Shasha hanya memandang sekilas Hendro lalu mengambil minuman di atas meja lalu menenggaknya hingga sisa setengah.

“Urusan kampus lagi padet banget” keluh Shasha menyenderkan tubuhnya di sofa
Saat ini Shasha dan Hendro duduk di sebuah cafe.

Shasha meminta Hendro bertemu dengannya lantaran dia sangat membutuhkan informasi dari teman lamanya di Club.

“Terus… ngapain lu nyuruh gue kesini? Lu ganggu banget dah asli gue ada janji sama orang di Club”

“Yaelah lebay bego lu. Noh lu liat depan mata lu juga udah keliatan itu Club suaranya aja udah kedenger dari sini” balas Shasha menunjuk dengan dagu sebuah gedung yang sangat ramai dengan suara kencang yang jelas terdengar dari cafe di depannya.

“Jadi gue butuh info lu. Gue ada target, bocah sih tapi dia ngusik kehidupan orang lain yang berakibat ke orang tersayang gue” lanjut Shasha sambil meletakan sebuah foto seorang pemuda di atas meja.

Hendro meliriknya lalu mengambil foto tersebut, berfikir sebentar lalu muncul senyuman seringainya.

“Gue tau ni bocah kayanya gue liat barusan di dalem lagi jalan ke ruangan sewaan bareng jalangnya”

Shasha lantas menengok dan menatap intens wajah Hendro untuk meyakinkan jika ucapannya benar. Hanya ada kejujuran di dalam matanya menjadi membuat Shasha yakin kebenarannya.

“Anjir enak-enakan dia nganu di dalem sementara Clara lagi kalang kabut di rumah”

Tangan Shasha mengepal, sebelum ia kesini memang sempat melihat adiknya sedang melamun di dalam kamarnya.

Tentu saja itu karena Ferdi karena Shasha tadi sore sempat membaca ruangan chat Clara dan Ferdi di ponsel Clara disaat adiknya tersebut sedang tertidur.

Awalnya ia tidak sepenasaran ini tapi setelah dia mendengar ucapan kedua orang tuanya yang kecewa lantaran nilai sekolah Clara turun jadinya dia bergerak untuk mengerjai Ferdi.

Isi terakhir chat Ferdi dan Clara hanya membahas jika Ferdi memutuskan hubungan mereka karena Ferdi kecewa pada Clara yang tidak mengijinkannya untuk menyentuh Clara.

Cih apa iya jaman milenial ini kalo pacaran harus selalu melakukan skinship? Dahulu jaman Shasha yang masih bisa beli permen gope dapet seraup ga gini gini amat.

Shasha sangat tau jika Ferdi adalah pacar pertama dan mungkin saja cinta pertama adiknya karena selama ini Clara tidak terlihat dekat dengan pria manapun selain Ferdi.

Kecerdasan otak Clara pun sangat jauh di atas Shasha itulah mengapa Clara lebih di sayangi keluarganya di banding dirinya yang hanya seorang bad bitch.

Shasha awalnya memang iri karena perhatian kedua orang tuanya hanya tertuju pada Clara namun dia cukup merasa senang karena lagi-lagi kebiasaan nakalnya tidak tersentuh dan tidak di campur tangankan oleh keduanya.

Shasha sudah bertekad akan menghancurkan Ferdi hingga ia memohon padanya, ia sungguh tidak rela melihat kesedihan dimata mama papanya saat melihat penurunan nilai sekolah anak kesayangannya –Clara.

“Woi Sha.. dih malah ngelamun, gue mau ke Club nih udah selesai kan pertemuan kita?” tanya Hendro sambil menghentak keras tubuh Shasha yang dari tadi melamun mengenai keluarganya.

“Cabut gih lu nanti gue chat lu deh kalo ada perlu lainnya” balas Shasha melambaikan tangan mengusir Hendro.

Setelah Hendro pergi kini giliran Shasha yang di sibukan dengan chat grup “Senam Zumba”.

Shasha tersenyum miring melihat nama grup tersebut, isi percakapan tersebut tidak sesuai dengan namanya karena isinya hanya banyak kalimat kasar dan frontal ketiganya.

Lalu Shasha menulis pesan untuk Ferdi agar besok siang bisa menemuinya di apartemen Shasha. Ia ingin menarik perhatian Ferdi dahulu baru setelah itu menghancurkannya hingga tak bersisa.

___

See you next chap
babhaayyyy......💋

Another Dark Side Of My SisterWhere stories live. Discover now