#2

3.1K 10 0
                                    

Senyuman hangat Ferdi tampilkan untuk memikat wanita dihadapnnya. Fikiran liar sudah membayangi Ferdi jika wanita ini bisa takluk dibawahnya.

Ferdi tersenyum berkata jika dia sudah mesan sebuah jus jeruk untuknya. Shasha balas tersenyum menanggapi ucapannya. 

Remaja dengan tinggi diatas rata-rata ini memang tampan, tapi sungguh Shasha sangat tidak tertarik. Entah dia akan bertahan berapa lama untuk bersama dengannya. Rasa mual diperutnya sungguh bikin Shasha ingin memuntahkan makan siang di kampusnya tadi, percuma dia memliki kesempurnaan dalam fisiknya tapi jika sikapnya sudah bisa membuat adik tersayang gue menjadi terpuruk. 

Nikmati masa remajamu dengan hal positif sepertinya tidak berlaku bagi Ferdi, karena setau Shasha pria dihadapannya ini sangat gemar keluar masuk club malam bersama temannya. Suatu saat Shasha akan memberitahu kepada kalian darimana info itu Shasha dapatkan.

"Terima kasih sudah memesankan gue minum. Oh ya ternyata lo aslinya lebih tampan dibanding foto profil lo" Shasha memandangi manik mata hitam Ferdi. Shasha sangat tau jika pria dihadapannya ini sangat lapar, bukan menahan lapar tapi memikirkan hal yang tidak layak untuk dilakukan seorang remaja yang bahkan belom mendapatkan kartu tanda penduduk ini.

Seperti mendapat sebuah durian runtuh disaat musim rambutan, Ferdi semakin menarik senyumannya. Mencoba menarik perhatian gadis dihadapannya.

"Ya memang bukan hanya lo saja yang bilang gitu"

Shasha memperhatikan penampilannya "eh tapi kok lu masih pake seragam sekolah sih, info di profil lu bilang kalo anak kuliahan"

"oh itu.. hmm gue kan bentar lagi lulus sekolah jadi gapapa lah kalo pasang profil anak kuliahan"

Ya memang tidak masalah buat gue, tapi bermasalah buat wanita lain diluar sana. Dasar playboy kacangan, belom banyak pengalaman aja udah banyak gaya.

Entah sudah berapa kali tangannya mengepal hanya untuk menahan diri agar tidak pergi dari hadapannya. Tekad Shasha sudah bulat, dia harus tahan dengan menghadapi kelakuan bocah minus ini demi sebuah misinya.

Tak banyak obrolan yang mereka lakukan. Shasha hanya menjawab sekenanya saja.

"lo cantik"

"gue harap kedepannya kita bisa bertemu lagi"

"boleh gue anter lo pulang?"

Masih banyak pertanyaan dan pernyataan remaja tanggung ini untuk menarik perhatian wanita dihadapannya. Setelah mendapatkan persetujuan untuk mengantarnya ke apart Shasha, Ferdi mengambil mobil di parkiran caffe ini.

"Lo tinggal di apart sama ortu lu Sha?" Tanya Ferdi dibelakang kemudinya.

Shasha yang duduk disebelahnya mengalihkan perhatiannya dari ponsel kepada Ferdi.

"Gue tinggal sendirian. Gue mau mandiri jadi ninggalin rumah adalah pilihannya"

"Ternyata lo orangnya mandiri dan pemberani ya Sha. Baru dua jam kenal lo tapi udah banyak info yang gue tau dari kesukaan lo, barang favorit, sampe ukuran...."

"Eh itu mampir dulu ya didepan gue mau mampir ke minimarket" Shasha memotong ucapan Ferdi. Sebenarnya Ferdi tau ukuran apa sih dih sok tau banget, batin Shasha.

Maybe ukuran lobang idung lo Sha

Shasha masuk ke minimarket untuk sekedar mengisi kulkasnya dengan bahan makanan karena memang sudah satu minggu tidak ada barang yang memenuhi lemari esnya.

Dua keranjang sudah penuh dengan snack, minuman ringan, serta buah-buahan dan sayur. Sambil mengantri untuk membayar, Shasha memfokuskan matanya kepada ponsel pintarnya.

Senam Zumba (room chat)

"Woy lu pada dateng ke sanggar kan?" Bella memulai chatnya.

"Ya jadi dong. Lo mesti tau apa rencana gue kali ini ke Demon" Siska membalasnya

Awal mula Shasha membuat grup ini karena mereka satu tempat senam. Sudah satu tahun mereka rutin mengikuti senam zumba.

Namun baru tiga bulan kenal Bella dan Siska, Shasha menemukan kesamaan dari ketiganya. Ketiganya selalu menyukai tantangan, sehingga segala macam tantangan sudah mereka lakukan. Bukan memanjat tiang tinggi, apalagi mendaki gunung. Mereka lebih menyukai tantangan kepada sesama manusia dibanding kepada alam.

"Guys gue ada teddy bear baru"

Shasha mengetik lagi untuk menjelaskannya "jadi namanya Andriansyah Ferdinan, remaja bau kencur anak SMA 31 Jakbar" pesannya sudah dibaca keduanya tinggal tunggu balasan, Shasha menyerahkan belanjaanya kepada kasir minimarket ini.

Setelah selesai Shasha kembali kedalam mobil

"Maaf Fer pasti lama ya nunggunya?" sambil menyimpan bawaan belanjanya kebelakang, Shasha mencondongkan badannya agar belanjaannya duduk sempurna dikursi belakang.

"Oh ga apa-apa Sha. Gue malah seneng nungguin lu" Ferdi terkesiap melihat wajah Shasha yang sangat dekat dengannya. Entah dorongan setan apa yang membuat Ferdi mengelus puncak kepala Shasha.

"Gue suka rambut lo Sha" ucapan Ferdi membuatnya menghentikan meletakan belanjaan.

Shasha dan Ferdi saling pandang, hanya berjarak sejengkal saja. Terdengar degupan suara jantung yang sangat kencang dari keduanya.

Ferdi semakin bergerak maju menipiskan jarak diatara mereka. Tinggal sedikit lagi keduanya akan melakukan kontak fisik, namun suara peluit petugas parkir minimarket segera menyadarkan Shasha.

Menarik wajahnya sambil memasang selfbelt Shasha mengucapkan untuk melanjutkan perjalanan. Lantas Ferdi kembali melanjutkan kendaraannya kejalan.

Shasha tidak pernah merasakan perasaan aneh seperti tadi. Jujur dia merasa seperti ada sesuatu yang bergejolak dalam perutnya.

Tidak ada yang salah dari fisik Ferdi, tubuh tegap tinggi, lengan yang kokoh membuat siapapun betah lama menggandengnya hingga bingkai wajah tegasnya menambah kesempurnaan pria tersebut.

Shasha terus melawan rasa aneh itu. Hingga dia tidak sadar jika mereka sudah di lobby apartemennya.

"Oke Fer, thanks ya untuk hati ini. Take care dijalan" Shasha hendak membuka pintu mobil, namun lengannya ditahan seseorang membuat dia harus membalikan wajahnya. Ferdi mencium lama kening Shasha setelah dia berbalik menghadap Ferdi.

Rasa ini... rasa aneh yang dia rasakan saat tadi di depan minimarket kembali datang.

Mencoba menyangkal perasaan itu, Shasha berdehem dan mengatakan jika dia harus masuk ke apartnya. Mobil hitam tersebut meninggalkan kawasan apartemen di kawasan Jakarta.

Another Dark Side Of My SisterKde žijí příběhy. Začni objevovat