#3

2.7K 8 0
                                    

Hari terus belalu. Sudah satu minggu Ferdi tidak mendapat kabar apapun dari Shasha, sudah berkali-kali menelfon dan mengirim pesan namun tidak ada balasan apapun dari penerima. Ferdi sangat takut jika perbuatan saat hari perkenalannya membuat dirinya jauh dari Shasha.

Menurut Ferdi, tidak ada yang salah dari perbuatannya, hanya tidak sengaja mencium wanita itu. Ferdi biasa mencium wanita lain namun entah menggapa saat bibirnya menempel dengan kening Shasha membuat rasa nyaman menyeruak dihatinya.

Setelah pelajaran sekolah usai dirinya akan pergi ke apartemen Shasha untuk melihat kondisinya. Walaupun dia tidak tau dilantai berapa gadis tersebut menetap. Tapi kan pasti ada resepsionis, itulah gunanya mereka untuk membantu dia menemukan tempat tinggal Shasha.

Menjelang sore hari, remaja yang masih menggunakan seragamnya itu masuk ke lobby bertemu dengan resepsionis dan mendapatkan nomor kamar wanitanya. Memencet angka 9 didalam lift yang tidak terlalu penuh membuat senyumnya terbit karna sebentar lagi akan bertemu Shasha.

Dua wanita masuk kedalam lift saat dilantai 3, membuatnya mundur kebelakang untuk memberi ruang.

"lo tau sendiri kan kalo temen kita itu lagi sakit. Gue rasa dia ga masuk kuliah karena udah lama ga goyang diatas ranjang" ucap wanita berambut lurus yang baru saja memasuki lift.

Menanggapi dengan ketawanya wanita satunya yang memiliki kulit putih menjawab "anjir bacot lu lebar amat. Ini kita lagi di lift peak, ntar pada denger" memang awalnya Siska tertawa namun setelah melihat tatapan pengguna lift lain yang memandang tidak suka kepada Bella hilang sudah kalimat balasannya.

Lift berhenti dilantai 9. Dua wanita tadi keluar lift dan Ferdi berada dibelakangnya mencari nomer kamar apartemen Shasha. Melihat nomer di pintu dan mencari angka 1329 berada diujung lorong ini membuatnya sadar jika kedua wanita tadi juga menuju kamar tujuan Ferdi.

Perasaan bingung menjalar difikirannya menyangkal jika dua wanita itu mengenal Shasha.

Dipertemuan Shasha dan Ferdi tiga minggu lalu menggiring opini Ferdi jika Shasha wanita baik-baik. Apalagi disaat dirinya tidak sengaja mengecup kening Shasha, Ferdi jelas melihat guratan merah di wajah Shasha.

Ferdi berhenti berjalan mencoba menghubungi Shasha, pada dering ke tiga panggilan tersebut dijawab olehnya.

"Halo Sha, gue lagi di apartemen lo nih. Lo ada di apartemen ga?"

Terdengar grasak grusuk dari Shasha membuat keningnya berlipat bingung. Apa gue ganggu Shasha, batin Ferdi

Diujung telfon Shasha berusaha mengontrol suaranya karena terkejut pria itu berada di apartemennya.

"Sorry banget Fer, gue lagi di kampus nih. Lo kenapa ga bilang mau mampir ke apartemen gue"

"Oh gitu, yaudah gue balik aja deh. Besok lagi ya gue ke apartemen lo. chat gue juga di respon biar gue tau besok kita bisa ketemu atau ga" Ferdi menjawab sambil memutar balik arahnya menuju lift. Padahal kamar Shasha sudah terlihat namun karena tidak ada orang ya buat apa Ferdi berlama-lama disana.

Shasha hanya mengiyakan pertanyaam Ferdi. Lalu menelfon kedua temannya untuk tidak masuk ke dalam apartnya

***

Dua hari seletahnya Ferdi baru bisa mengunjungi Shasha di apartemennya. Kegiatan kuliah Shasha sangat berperan andil dalam pertemuan keduannya ini. Setelah berpesan jika dia sudah didepan kamarnya, Ferdi menunggu pintu itu dibuka dengan menampilkan senyumnya.

Ceklek..

"Hai.. ayo masuk dulu Fer" Shasha membuka lebar pintu kamarnya. Ferdi masuk setelah Shasha menutup pintunya.

Another Dark Side Of My SisterWhere stories live. Discover now