Kenyataannya ia sangat nyaman ketika bersama Genta, hanya saja ia bosan dengan sifat protektif cowok itu. Tidak banyak yang tau kalau Genta sudah over menyayangi orang ia akan berlebihan, lagian keduanya menjalin hubungan waktu SMP, sudah pasti tidak banyak yang tau.

Waktu SMP, Kei itu cewek culun, dalam artian tidak terkenal dan saat itu ia belum jadi selebgram. Tapi karena pergaulan yang semakin menjadi, gadis itu mulai ikut trend dan terbiasa begonta-ganti pacar dengan alasan bosan.

"Okey, nanti gue kabarin lagi." Setelah mengucapkan lima kata itu, Kei meninggalkan Genta yang terus menatap punggung mantannya hingga hilang dari pandangan. Sebenarnya Kei masih ingin mengobrol dengan Genta, hanya saja ia malas meladeni Akela kalau ketahuan merreka sedang berduaan.

Dari belakang seseorang menyentak bahu Genta, menepuk pipi cowok berkacamata itu gemas. "Lo tau gak kalau Akela udah mencak-mencak di kelas? Dan gue jadi sasaran. Lagian ceweknya lagi kelaparan, dianya malah bengong. Lihatin apa sih?" cerocos Keenan tanpa henti, tangan kananya ia gunakan untuk merangkul bahu Genta.

Genta tidak mengacuhkan Keenan, ia menyerobot antrean. Keasikkan mengobrol membuatnya lupa akan tujuan utamanya.

Keenan mengedikkan bahu, berjalan kembali ke meja tempat pacarnya berada. Ia ingin menghabiskan waktu istirahat sebaik mungkin.

Adik kelas yang diserobot tidak berkutik, ia takut bermasalah dengan Akela. Satu sekolah juga tau kalau Akela itu pecemburu akut dan tidak segan-segan berbicara langsung kepada cewek yang dianggapnya genit dengan Genta.

Genta balik ke kelas setelah membeli dua bungkus nasi goreng serta dua jus semangka.

Di kelas, Akela bersungut-sungut geram. Perutnya keroncongan dan Genta belum juga kembali. Kemunculan pacar Akela berhasil menegakkan tubuh ceweknya, ia merasa akan pingsan beneran kalau Genta tidak juga kembali.

Mata Akela memincing tajam, mengikuti pergerakkan Genta. Tangan Genta lihai membuka bungkus nasi goreng lalu menatanya sedemikian rupa.

"Kok lama?" Akela tidak tahan jika tidak bersuara.

"Antreannya panjang," balas Genta.

Alis Akela menukik, tanda ia curiga dan tidak yakin dengan jawaban Genta. "Masa?"

"Iya, katanya tadi lapar. Buruan makan."

Akela menatap nasi goreng miliknya yang terlihat menggiurkan, tapi ketika ia menatap milik Genta, ia tau ada yang tidak beres. Akela menatap Genta penasaran lalu bertanya dengan nada santai, "Kamu menyembunyikan sesuatu, ya?"

Genta meletakkan kembali sendok plastik yang tadinya ingin ia gunakan untuk menumpahkan sesuap nasi pada mulutnya, diubahnya posisi duduk yang semula biasa jadi menghadap Akela.

"Enggak ada, Kela. Kamu kenapa selalu curiga sama aku? Kamu pergi sama Kevin aja aku gak curiga yang aneh-aneh."

"Kok jadi aku? Jelas-jelas kami ke Uban itu nyari bahan buat tugas. Dan waktu itu gak berdua, aku sama Letta dan Yola."

"Oke."

Akela menampilkan senyum lebarnya. "Kamu cemburu ya? Cie, Genta." Tangan cewek itu merapikan bungkus nasi miliknya, menenteng nasi bungkus dan botol airnya."

"Ya udah, aku ke kantin dulu. Mau cerita sama Yola dan Letta kalau kamu cemburu! Aku senang, duluan babe."

Sebelum benar-benar keluar dari kelas, Akela membalikkan badan. Menatap Genta yang juga menatapnya. "Satu lagi, semoga jus yang kamu beli itu buat Keenan ya, bukan buatku. Kalau kamu lupa, aku cuma mau ingatin kalau aku alergi semangka dan benci minum jus. Bye Sayang!"

Keluar dari kelas, raut wajah Akela berubah. Senyum yang tadi ia kembangkan perlahan luntur, meninggalkan luka di wajahnya. Giginya bergemulutuk, tanda kemarahan mulai menguasainya. Dirinya tau kalau Genta menyembunyikan sesuatu, gelagat aneh Genta tercium jelas.

Pertama, cowok itu enggak biasanya lupa mengabari kalau antreannya panjang, Genta pasti mengabari lewat WA.

Kedua, Genta tidak membelikan gorengan yang tadi ia pesan dan tidak mengungkitnya. Bukan berlebihan, Genta tidak pernah sedikitpun lupa apa yang ia pesan karena fokusnya Genta patut diapresiasi.

Ketiga, Genta mengungkit rasa cemburunya saat kejadian itu telah berlalu dan itu ia perginya tidak berdua.

Keempat, cowok itu memesan nasi goreng yang ada bawang gorengnya. Padahal Genta tidak menyukainya, terakhir kali ia paksa bersama kedua sahabatnya Genta muntah-muntah. Dan tadi cowok itu sama sekali tidak menyingkirkan bawang goreng dan hampir memakannya.

Terakhir, Akela alergi semangka yang bisa membuatnya kesulitan bernapas hingga pingsan dan tadi Genta membelikan jus semangka, paket lengkap, ia alergi semangka dan benci jus karena minuman yang pekat itu tidak cocok di lidahnya.

Alasan pertama sampai ketiga mungkin masih bisa Akela pahami karena Genta juga manusia biasa. Namun, yang keempat dan kelima itu benar-benar fatal.

Kali ini luka kembali tertoreh, ia kecewa. Sebegitu susahnya kah Genta untuk jujur?

-DISTRUTTO 09-

Sabtu, 16 Maret 2019

Sabtu, 16 Maret 2019

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
DISTRUTTO 👌Where stories live. Discover now