(29)-END

216 14 0
                                    

-DISTRUTTO 29-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-DISTRUTTO 29-

Setelah setengah jam menenangkan diri, Akela dapat bernapas lega. Ia sudah lebih santai, matanya menatap Daru dengan senyuman manis.

"Akela sudah okey?"

Akela mengangguk.

Pintu terbuka tiba-tiba, mengejutkan keduanya. Akela menatap sosok di depan pintu. Ana datang, wajahnya terlihat pucat dan penampilannya berantakan, di sampingnya berdiri Nakula, tangan abang Akela memegang erat pundak ibunya.

"Mama," panggil Akela, matanya kembali berkaca-kaca. Pikirannya kembali berkelana, hari ini Tuhan baik padanya. Jika semuanya pergi, menyisakan dirinya dengan bibi. Entah bagaimana keadaannya sekarang, Akela sungguh sakit membayangkan itu. Cowok yang dulu ia sukai, lalu ia benci dan saat ia sudah tidak memikirkannya serta merelekannya pergi, ia kembali hadir di hidupnya. Pertemuan waktu di supermarket kemarin saja sudah menjadi ancaman bagi Akela, ditambah kehadiran Genta hari ini semakin mengancam pertahanan dirinya.

Ana memeluk putrinya, mengelus rambutnya sedih. "Coba Mama liat, kamu ada luka?"

Akela menggeleng, memeluk erat mamanya. "Biarin Akela kayak gini, Ma. Sebentar aja."

Ana mengangguk, terus mengelus kepala Akela. Di antara beribu masalah, tentu pelukan dari ibu-lah yang akan menjadi pelipur lara, bagaimanapun seorang ibu menjadi wanita, ibu tetaplah ibu bagi anaknya. Akela mengerti bahwa orangtuanya telah bercerai, tapi mamanya tidak akan melupakan statusnya sebagai ibu dari Akela dan Nakula.

Hampir sepuluh menit Akela bertahan pada posisi seperti itu, jika bukan karena pintu yang lagi-lagi dibuka oleh Nakula, mungkin Akela akan tertidur di pelukan mamanya.

"Mama Genta udah datang, Ma."

Ana mengangguk, menatap putrinya hangat. "Akela mau ikut keluar?"

"Mau."

Ketiganya berjalan keluar, ruang tamu rumah Akela sunyi meski banyak pasang mata yang menatap kedatangan mereka. Akela berjalan di belakang Ana, bersembunyi dari Genta.

Akela memilih tempat yang agak jauh dari jangkau Genta, matanya menatap Genta yang ternyata juga sedang menatapnya. Cowok itu duduk dengan tangan terikat, mulut dilakban, dan tubuh yang dihimpit Rega serta Nakula.

"Jadi, saya minta Anda datang ke sini karena perbuatan anak Anda yang kurang ajar. Dia." Tunjuk Daru ke arah Genta. "Mencium Akela dengan memaksanya, bahkan anak saya sampai syok. Sebagai orangtua tentu saya sangat marah, pikiran apa yang ada di otak anak Anda? Hingga berani melakukan perbuatan seperti ini?"

Raut wajah Dini berubah, dirinya terkejut lalu memandang anaknya sedih. Ditelepon tiba-tiba oleh Daru untuk datang ke sini saja sudah cukup mengejutkan, ditambah berita mengenai Genta yang berbuat seenaknya sungguh melukai perasaannya. Dini menatap Daru dan berkata, "Maafin saya atas perilaku Genta yang kurang ajar."

DISTRUTTO 👌Where stories live. Discover now