(23)

196 18 0
                                    

Halo, sebelum membaca, kamu dapat putar terlebih dahulu lagu yang terdapat di multimedia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Halo, sebelum membaca, kamu dapat putar terlebih dahulu lagu yang terdapat di multimedia.

Part ini saya persembahkan kepada para Ibu :)

-DISTRUTTO 23-

Malam ini Akela tampak dua kali lebih senang, pasalnya ia baru saja jalan bersama Rega dalam rangka malam mingguan pertama mereka. Norak memang, tapi buat Akela hal sederhana seperti inilah yang menjadi sumber kebahagiaannya. Ia tidak perlu kejutan mewah atau jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, diajak Rega keliling sekitar rumahnya saja sanggup membangkitkan senyumannya.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan euforia Akela, gadis itu buru-buru membuka pintu yang sempat ia kunci karena tadi mengganti baju. Seorang wanita dengan piyama tidur tersenyum menatap putrinya.

"Mama!" teriak Akela lantang, sudah beberapa hari ini mereka tidak bertatatap wajah, hanya via telepon keduanya berkomunikasi.

"Udah tidur?" tanya Ana seraya duduk di atas tempat tidur milik Akela.

Akela menggeleng. "Belum kok."

"Mama tumben malam-malam ke sini?" tanya Akela bingung, jam di dinding sudah menunjukkan pukul sembilan.

Ana tersenyum, membelai rambut Akela dengan tatapan teduh.

"Enggak papa, Mama rindu sama kamu. Gimana tadi sama Rega? Lancar?"

Senyum Akela bangkit. "Lancar banget, Ma."

Ana ikut tersenyum. "Mama ikut senang lihat kamu sama Rega akur."

"Iya, Ma." Akela lalu memeluk Ana, dihirupnya aroma sang ibu yang terasa menyenangkan.

Sebagaimanapun Ibu, meski ia selalu memarahi kita, menyuruh-nyuruh, bahkan membuat kita menangis sesegukan. Beliau tetaplah sosok yang akan terus menemani kita di kala paling sulit, menyemangati kita di saat terpuruk, dan selalu berada di depan untuk membela kita.

Akela tau mungkin Ana bukannlah istri yang baik untuk Daru tapi ia akan selalu menjadi ibu paling baik dan paling hebat di hidupnya dan Nakula. Ana akan selalu mengisi hati Akela hingga akhir napasnya, hingga ia mengucapkan selamat tinggal pada sang ibu.

"Akela," panggil Ana sembari memegang bahu sang anak.

Akela menatap Ana, keduanya terdiam, menikmati setiap detik yang terlewat.

"Besok Mama menikah," ucap Ana akhirnya, meski Ana tau Akela sudah mengetahui hal ini, tetap saja ia merasakan beban berat saat mengucapkan tiga kata tadi.

"Iya, Akela tau."

Ana diam, suara lirih sang putri terdengar menyakitkan di telinganya.

"Maafin Mama karena belum bisa jadi ibu yang baik buat kamu, tapi ini jalan yang Mama ambil, Mama juga ingin melanjuti hidup dengan damai dan ini yang terbaik."

DISTRUTTO 👌Where stories live. Discover now