Epilog

506 15 0
                                    

Tiba-tiba penglihatan Noval berubah menjadi terang. Cahaya putih terlalu mendominasi hingga Noval merasakan silau yang sangat berlebih. Kegelapan yang semula ia rasakan kini mulai berangsur menampakkan wujud-wujud yang nyata.

Tepat di depan wajahnya, guratan senyum manis yang sedikit bergetar itu tersungging penuh di wajah wanita paruh baya itu.

"M-minum" ucap Noval pelan.

Orang itu beranjak cepat dari tempatnya lalu membawa secangkir air putih.

"Minumlah Nak" Wanita itu membantu Noval untuk menyesap air minumnya. Lalu ia kembalikan cangkir itu ke atas nakas dan duduk kembali di samping Noval.

"D-dinda sma Daon mana ?" Tanya Noval keheranan pasalnya yang berada di sisinya hanya sang Ibu.

"Dinda sekretaris kamu ?" tanya Diva memastikan.

"Dia istri Oval bukan cuma sekretaris." tegas Noval walau masih dalam keadaan lemah.

"Maksud kamu Nak ? Kamu belum menikah dengannya. Kamu tidak ingat apa-apa ?"

Mendengar tuturan dari sang Ibu membuat kepala Noval berdenyut sakit. Melihat itu Diva langsung menekan tombol yang ada di atas ranjang. Ia panik dan takut bersamaan tapi ia mencoba untuk tenang.

Tak lama berselang, dua orang pria paruh baya memasuki ruangan di ikuti 2 suster dan 2 pria dewasa. Salah satu dari dua pria paruh baya itu mengenakan jas putih sedang satunya hanya mengenakan kemeja biru.

"Biar saya periksa dulu." ucap dokter yang bernama Iwan. Ia memeriksa keadaan Noval dari detak jantung, mata, dan lainnya.

"Mana Dinda Bun, Daon mana ?" tanya Noval gelisah. Menggulirkan penglihatannya ke segala penjuru ruangan. Namun nihil Dinda dan Daon yang dicarinya tidak ada.

Sang Ayah mendekati Noval, mengelus puncak kepala anaknya sayang. Lalu ia menghela nafas pelan

"Dinda sekretaris kamu sudah pergi dari Indonesia Nak. Ia pindah kewarganegaraan mengikuti suaminya."

Glekk

Bagai tersambar petir di awal kesadarannya. Noval seperti orang linglung kehilangan arah. Ia cengkeram selang infus yang masih tertempel di tangannya lalu ia tarik paksa. Tidak peduli lagi itu menyakiti tangannya.

Noval berlari, berlari keluar ruangan. Mencari keberadaan lift lalu melesat ke atap rumah sakit tempat ia di rawat. Ia berdiri di tepian pembatas atap gedung. Noval menangis, keringat dan cucuran air mata bercampur menjadi satu.

"DINDAAAAAAAAAAAA !" teriak Noval frustasi. Rambutnya sudah berantakkan akibat ulah tangannya.

"DAONN, APPA KANGEN. KAMU DI MANA NAK. DINDA ABANG SAKIT DIN." Noval tidak tahan, rasa ini menyesakkan dan begitu membelengu. Ia memejamkan matanya. Merasakan hembusan angin yang bertiup damai di sekelilingnya.

"DINDA DAON !" Noval meneriakkan nama itu bersamaan dengan melayangnya tubuh ia.









Noval merasa badannya diguncang keras. Ia bisa mendengar suara orang memanggilnya namun lagi lagi matanya sulit terbuka. Hingga ia merasakan percikkan air mengenai area wajahnya. Perlahan Noval bisa menggerakkan kelopak matanya.

"Daon" panggil Noval saat ia melihat wajah putra kecilnya yang mengembung lucu. Ia merentangkan tangannya lalu memeluk erat tubuh kecil Daon.

"Jangan tinggalin Appa." bisik Noval lirih. Bersyukur karena ia hanya mimpi. Mimpi yang sangat mengerikan.

"Daon ndak akan tinggalin Appa." Daon mengecup pipi Noval dengan penuh sayang.

" Ehmm Pelukkan gak ngajak-ngajak." Noval melihat Dinda baru saja masuk ke dalam kamarnya. Lalu kembali merentangkan kedua tangannya sebagai kode agar Dinda mendekat. Tidak butuh hitungan menit karena Dinda langsung berhambur memeluk Noval dan Daon.

"Jangan tinggalin abang, bby. Sungguh abang gak tau bagaimana lagi jalani hidup kalau tanpa kalian berdua." Dinda tersenyum maklum dengan ucapan Noval. Suaminya pasti baru saja bermimpi buruk.

"Cuma mimpi sayang. Dinda sama Daon akan selalu bersama abang." Noval memberikan ciuman sayang di kening Dinda. Tak lama karena ada yang bergerak gelisah di tengah-tengah mereka.

"Daon ndak bitha belnapas." cemberut Daon setelah Dinda melepaskan pelukkannya.

Keduanya tertawa pelan. Tingkah Daon sangat menggemaskan.

Aku percaya, hidup itu singkat. Karena hidup yang singkat ini aku tidak akan menyia-nyiakan hidupku tanpa orang yang aku sayangi. Ku gunakan setiap tarikkan nafasku menjadi hal yang sangat berharga. Hidupku adalah aku, namun duniaku adalah mereka.
- Noval Arga Anggara

Selesaiii.....


-------++++++++++++

Huahhh ceritanya gaje banget, flat juga, semoga suka yaa.


Gua kenalin nih cast nya Daon.
Namanya Park Daon
Nama ig nya Gomgoyangi

Namanya Park DaonNama ig nya Gomgoyangi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
WHAT'S WRONG WITH PAK NOVAL (?) (SELESAI - Belum Revisi)Where stories live. Discover now