Part 10

551 25 12
                                    

Terhitung sudah hampir sebulan lamanya sejak kejadian berdarah itu. Selepas dari Noval memberikan baju dan pembalut itu Dinda menjadi pendiam jika berada di dekat Noval. Dinda juga sering menunduk.

Noval yang tidak biasa dengan diamnya Dinda pun sempat bertanya tapi hanya dijawab tidak apa- apa lalu Dinda pergi izin ke toilet. Noval tidak mengambil pusing diamnya Dinda selagi tidak mengganggu pekerjaan yang diberikannya.

Pintu terbuka, di sana Dinda masuk dengan membawa setumpuk berkas yang pastinya harus Noval pelajari. Biasanya Dinda akan berbicara walau hanya satu kalimat yang diulang-ulang tapi sekarang tidak. Dinda hanya meletakkan berkas itu di atas meja sambil menunduk lalu keluar kembali ke meja kerjanya.

-----------------------########

Noval pulang cepat hari ini. Karena Ayahnya mengadakan acara makan malam keluarga di salah satu restoran milik Elena sang kakak ipar.

Noval telah siap dengan pakaian casualnya tengah duduk di ruang keluarga menunggu bunda dan ayahnya yang masih bersiap.

Tn. Dan Ny. Anggara keluar kamar. Mereka tampak seperti sepasang raja dan ratu. Tn. Anggara memakai setelan jas hitam dengan kemeja putih sedangkan Ny. Anggara memakai dress hijab berwarna putih.

"Yah, yakin cuma makan malam ?" tanya Noval ragu karena jika dilihat pakaian yang ia pakai sangat bertolak belakang dengan orang tuanya.

"Just dinner son," ucap Tn. Anggara meyakinkan.

Noval masih terlihat curiga tapi ia mencoba masa bodo. Lagian jika Ayahnya berbohong maka ia akan merajuk selama seminggu sama ayahnya itu. Dasar anak durhaka.

--------------------------------####

Noval beserta orangtuanya telah sampai di restoran yang disepakati. Mereka menempati privat room khusus keluarga besar yang dilengkapi dengan karaoke. Albert dan Elena yang telah sampai duluan menyambut senang adik dan orangtuanya yang baru saja tiba.

Pasangan suami istri ini tidak jauh berbeda dari Tn. Dan Ny. Anggara. Mereka memakai setelan formal yang biasa untuk menghadiri pertemuan penting. Noval yang merasa berbeda sendiri semakin menatap curiga keluarganya yang ada di hadapannya. Akbar yang barusan dari toilet ikut bergabung dengan keluarganya.

"Hidangkan makanan pembukanya," ucap Elena kepada pelayan yang ada di belakang kursinya.

Selagi makanan dihidangkan Noval iseng mengambil microphone dan mulai menyanyikan lagu sesuka hatinya. Suaranya merdu bagus tapi karena dia menyanyikan lagunya dengan nada asal-asalan jadilah ia kena amukkan bundanya.
Karena kesal kesenangannya dihentikan. Noval merajuk dan langsung makan dengan wajah cemberut padahal tidak ada yang menyuruhnya mulai makan. Semua keluarganya belum ada yang menyentuh makanannya, seperti sedang menunggu orang tapi Noval sama sekali tidak peduli. Ia melanjutkan aksi merajuknya tanpa melihat tatapan aneh kedua abangnya.

Noval baru saja ingin melahap suapan terakhirnya tapi seketika gerakkan tangannya terhenti saat sosok wanita berdiri cukup jauh di depannya tepat di pintu masuk. Keluarga Noval telah berdiri untuk meyambut tamunya tapi Noval masih dengan pose terkejutnya bahkan garpu yang tadi di depan mulutnya telah tergeletak manis di atas piring.

Wanita itu Dinda, ya Dinda Artavia Suci sekretaris Noval yang bersikap diam selama sebulanan ini. Malam ini ia memakai gamis yang kemarin dibelikan Noval.

"Silahkan duduk Gun." Tn. Anggara mempersilahkan tamunya duduk.

"Gara, kenalkan ini putriku Dinda Artavia Suci." Gunawan memperkenalkan putrinya.

"Cantik sekali rupanya pasti tak jauh beda dengan hatinya," ucap Diva sambil menatap Dinda.

"Terima kasih tante, tante juga cantik," balas Dinda.

"Ini anak tertuaku, Albert dan di sebelahnya Elena menantuku. Yang di sebelahnya lagi Akbar anak keduaku sebentar lagi dia menikah. Nah yang di sampingku ini Noval anak bungsuku."

Noval baru tersadar saat Ayahnya memperkenalkan dirinya sambil menepuk pundaknya pelan. Noval berdehem lalu membenarkan posisi duduknya.

"Malam om, saya Noval"

"Malam juga val, kita pernah bertemu bukan ? Di pelelangan saham minggu kemarin."

"Ah iya benar om, pantas saja saya tidak asing dengan wajah om. Maaf sempat tidak mengenali tadi."

"Tak apa, bagaimana Dinda selama jadi sekretarismu ?" semua yang ada di sana terkejut mendengar penuturan Gunawan.

"Sebentar- sebentar, jadi kalian berdua saling mengenal ?" sela Tn. Anggara penasaran.

"Dia sekretaris Oval yah, Oval juga gak tau kalo Dinda ini anaknya Om Gunawan," ucap Noval kepada ayahnya yang sekarang tengah ber "oh" ria. Tapi tidak dengan Bundanya yang kini menatap jahil ke arah Noval.

"Ohhh jadi ini gadis yang kemarin kamu ceritain val ?" tanya Diva dengan nada menggoda.

"Cerita apa bun ?" Akbar ikut-ikutan menggoda Noval. Sedangkan Noval menatap Ayahnya minta bantuan. Semua orang di sana tertawa melihat tingkah Noval minus Noval sendiri tentunya. Dinda juga tidak menyangka jika bosnya memiliki kepribadian yang seperti ini.

"Sudah sebaiknya kita makan, Silahkan di makan Gun, Nak Dinda," ucap Tn. Anggara akhirnya. Mereka hanya makan malam biasa. Tidak ada perbincangan kerja sama bisnis ataupun perjodohan yang sempat mampir di pikiran Noval.

------------------------####
Tbc

26/04/18

WHAT'S WRONG WITH PAK NOVAL (?) (SELESAI - Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang