Part 35 ( End )

743 19 0
                                    

Dinda menunggu dengan gelisah. Setelah perginya Noval sekitar 2 jam lalu sampai sekarang belum juga diberi kabar. Telepon genggam dengan case hello kitty tidak pernah lepas dari genggaman jari lentiknya.

"Assalamualaikum bang," ucap Dinda tergesa saat panggilan dengan Noval tersambung di dering pertama.

"Waalaikumussalam, bawain perlengkapan Daon ke RS Pelita Jaya ya Din. Jangan nyetir sendiri, suruh Mang Ujang yang nganter. Hati-hati sayang."

Tutttt

Panggilan terputus, menyisakan Dinda yang langsung mengambil koper kecil milik Daon. 

---------------------

Tidak menunggu lama, setelah minta Mang Ujang menurunkannya di depan pintu utama Dinda langsung berlari lari kecil sambil menarik koper kecil milik Daon ke arah ruang UGD

"Din, di sini!" Teriak Noval saat dilihatnya sang istri berlari sambil kebingungan.

"Assalamualaikum bang." Dinda mencium tangan Noval.

"Waalaikumussalam sayang." Noval memeluk istrinya. Kenyamanan yang ditawarkan Dinda sedikit mengurangi gelisah dihatinya.

"Daon gimana bang ?"

"Dia masih diperiksa di dalam ashh." Noval meringis pasalnya luka tusuk yang ia terima tadi tertekan sama tangannya Dinda.

Dinda yang merasa tidak beres dengan ringisan Noval segera mengurai pelukkan mereka. Kemeja hitam yang dipakai Noval terlihat sedikit robek di bagian atas perut. Dinda menyentuh robekkan itu dan jarinya dilumuri darah yang masih mengalir.

"Ya Allah!! Bang itu luka," teriak histeris Dinda.

"Gak gede lukanya, gakpapa."

"Gakpapa gimana si bang. Ayo obatin dulu." Dinda panik, bagaimana tidak muka pucat Noval bukan cuma karena mengkhawatirkan Daon tapi juga karena darahnya yang terus-terusan keluar.

"Ntar Daon nyariin gimana ?"

"Yaudah Dinda panggil Dokternya ya. Obatin di sini aja."

Dinda balik badan, selangkah menjauh dari Noval tapi sudah berhenti lagi. Lengannya ditahan sama Noval. Bibir pucat Noval menabrak pipi kanan Dinda.

Kejadiannya seperkian detik sangat cepat, suhu tubuh Dinda meningkat drastis hingga pipinya berwarna kemerahan.

"Abang ihh rame orang tau." Dinda berlari menjauh. Menutupi pipinya malu. Sedangkan Noval langsung terduduk di kursi tunggu samping ruang UGD. Mukanya pucat, kepalanya pusing, matanya berkunang-kunang hingga terakhir yang ia lihat bayangan Dinda yang berdiri dengan seseorang berjas putih.

#####################

Eughhhh

Noval mengerjapkan matanya, menyesuaikan dengan cahaya yang menerobos ingin menggantikan gelap dengan terang.

Noval mengarahkan penglihatannya ke arah beban yang menimpa lengan kirinya. Dinda tertidur dalam posisi duduk dengan kepala bersandar dipinggiran ranjang beralaskan lengan Noval.

Hari ini Dinda mengenakan jilbab maroon dan gamis hitam. Apa saja yang Dinda kenakan rasanya pantas dan cantik semua bagi Noval. Istri mungilnya sangat menggemaskan saat tertidur.

"Bby, bangun dulu ayoo." Noval mengelus puncak kepala Dinda penuh sayang. Rasanya tidak tega membangunkannya namun mau apa lagi ia lebih tidak tega membiarkan istrinya tidur dalam posisi yang bisa membuat leher dan punggungnya sakit.

"Eughhh, iya bang," ucap Dinda setengah sadar.

"Eh Abang udah sadar ? Dinda panggilin Dokter dulu ya. Abang tunggu bentar," sambung Dinda saat kesadarannya pulih sempurna.

WHAT'S WRONG WITH PAK NOVAL (?) (SELESAI - Belum Revisi)Where stories live. Discover now