Part 12

458 26 6
                                    

Noval pov-

Pagi sekali aku sudah membuka mata, selepas shalat shubuh biasanya aku langsung menyembunyikan diri lagi di bawah gumpalan selimut. Namun berbeda dengan pagi ini, aku sudah siap dengan jaket hoodie dan celana training. Mengendap-endap keluar kamar karena takut ketauan Ayah. Bukan apa, tapi pasti Ayah akan menggodaku habis-habisan karena sudah siap berolahraga di pagi buta.

Gerbang belum di buka, masih tertutup rapat disertai rantai yang tergembok kuat. Pak Sapto satpam rumah sepertinya sedang keliling karena pria yang mulai beruban itu tidak ada di pos jaganya.

Aku langsung berjalan menuju sudut samping pagar rumah. Aku masih ingat, di sana ada jalan rahasia yang aku buat sendiri saat SD kelas 3. Jalan menuju kebebasan, ya aku menyebut pagar berlubang itu JALAN MENUJU KEBEBASAN karena masa kecilku tidak seberuntung kalian. Aku sering kabur hanya untuk pergi ke taman komplek pada malam hari, saat otakku sakit dibawa untuk berpikir.

Aku sibak triplek kayu yang ku buat sedemikian rupa hingga menyerupai tembok pagar rumah. Lubangnya besar untuk ukuran ku masih menjadi pelajar tapi tidak untuk sekarang. Tubuhku sudah membesar pastinya.

Aku berjongkok menyamakan ukuran tubuhku dengan ukuran lubang itu lalu bergerak perlahan ke arah luar. Ku tarik kembali triplek kayu itu hingga menutupi lubangnya. Melewati jalan ini aku jadi menerawang masa kecilku yang menyedihkan tapi membawa kesenangan di usiaku yang sekarang.

Baru ku arahkan kaki untuk berlari kecil menuju taman. Santai ku berlari sambil mendengarkan lagu Mic Drop-BTS, lalu beralih kelagu Serendipity-Jimin BTS hingga sampai dilagu Spring Day-BTS barulah aku mendudukkan tubuhku di trotoar. Dari sini aku bisa melihat orang-orang yang baru datang untuk berlari.

Di kursi taman seberang tempatku duduk ada sepasang muda mudi tengah bercengkrama, sepertinya telah menikah terlihat dari cincin yang sama-sama melingkar di jari manis mereka. Lama ku perhatikan pasangan itu hingga satu ide muncul di otak kecilku.

Noval pov end-

----------------------#####

Noval melangkah santai mendekati sang Ayah yang tengah membaca koran di halaman belakang. Duduk tepat di samping Ayahnya dengan wajah ceria seperti biasa.

"Yah, Noval mau menikah."

Byurrrr

Tn. Anggara yang baru saja menyesap teh hangatnya refleks menyemburkan isi mulutnya ke depan, terkesan jorok tapi ia tidak peduli. Pernyataan anak bungsunya lebih mengejutkan dari apapun. Noval, sang tersangka utama penyebab penyemburan itu hanya menyengir kuda.

"Coba kau ulangi lagi val," ucap Tn. Anggara sambil menyimpan cangkir tehnya di atas meja. Sekarang perhatinnya sudah terpusat sepenuhnya ke Noval.

"Noval ingin menikah ayah."

"Jangan bercanda nak, umurmu masih muda. Nikmati dulu sana."

"Oval gak becanda, oval ingin menikah muda. Tapi oval gak mau tinggal serumah. Oval cuma mau mengikat yah."

"Kenapa ?"

"Karena Noval gak mau dia bersama orang lain. Tujuan Noval gak mau serumah juga karna gak mau ngerusak rencana masa mudanya. Noval hanya ingin menjaga dia semampu Noval, memuliakan dia semampu Noval, yang pasti membahagiakan dia dengan apa yang Noval punya. Bukan untuk nafsu tapi untuk menjaga tulang rusukku dalam keadaan baik-baik saja dan ada alasan lain yah."

"Baiklah, Ayah gak bisa berkata gak bolehkan ? Kalo Ayah boleh tau, Siapa wanita yang ingin Oval nikahi ?"

"Dia-

----------------#####

Tbc

07/05/18

WHAT'S WRONG WITH PAK NOVAL (?) (SELESAI - Belum Revisi)Where stories live. Discover now