(06)

4.8K 258 4
                                    

"Bela gimana?" Nakula mulai tertartik dengan arah pembicaraan mereka. Tolong ya, mulut anak satu ini terlalu bagus untuk digunakan.

Yola menceritakkan secara keseluruhan, dari Kei minta Genta jadi model hingga Akela marah saat ini. Lancar, lengkap, dan santai.

"Pantes. Lo harus ingat, enggak semua cowok suka ceweknya kayak gitu. Seharusnya lo bisa ngertiin Genta, dia gak mungkin gak mempertimbangkan terlebih dahulu. Lagian dalam hubungan itu ada dua individu yang saling terikat, enggak bisa kalau Genta yang ngertiin lo melulu."

Setelah mengatakan itu, Nakula berjalan meninggalkan Akela sembari merangkul pacarnya mesra. Akela berpikir bingung, apakah benar dirinya masih belum mengerti Genta sepenuhnya? Tapi mengenai logika, cewek mana yang suka cowoknya berbuat begitu?

Otak Akela terus berkerja, berusaha memecahkan masalah ini. Dirinya terus memutar satu pertanyaan yang tidak kunjung mendapatkan jawaban, apa benar selama ini ia lebay? Memang sih, selama ini Akela selalu menutup telinga saat orang-orang mencelanya, mengatakan bahwa ia berlebihan.

"Kamu lagi mikirin apa?" Genta muncul tepat di depan wajahnya. "Jangan sering melamun, nanti kesambet gimana?"

Sepertinya jantung Akela sudah menggelinding entah ke mana, salahkan Genta yang tiba-tiba datang dan kedua sahabatnya yang pergi entah ke mana.

"Kamu bolos?" Akela merutuki mulutnya, mengapa ia bertingkah bodoh, menanyakan pertanyaan yang sudah tentu ia tau jawabannya.

"Aku minta maaf, bukan maksudku buat kamu tersinggung. Aku murni bantu Kei karena kasihan, kamu dengar sendiri kemarin waktunya mepet. Lagian coba kita putar posisi, bagaimana kalau kita yang ada di posisinya? Sedih, bukan?"

Akela mengangguk tanpa sadar.

"Sudah ya, jangan marah lagi. Nanti cantikmu hilang."

Pipi Akela bersemu, Genta jarang memujinya tapi sekali dipuji ia bisa melayang hingga ke awan.

"Aku juga minta maaf, aku enggak suka kalau kamu dekat-dekat sama mantan. Sebagaimanapun akhirnya, mantan tetaplah orang yang pernah mengisi harimu. Aku enggak mau hubungan kita hancur cuma gara-gara itu."

Genta tersenyum, menepuk sekali kepala Akela. "Tenang, aku sadar masih ada hati yang harus kujaga, tapi jangan ulangin lagi. Aku enggak suka kamu kayak begitu."

Akela menggangguk secara konstan.

"Pegangin Gen! Bentar lagi adik gue guling-guling tuh!" teriak Nakula tak jauh dari mereka, hanya berjarak dua meja.

Beberapa murid yang masih berada di kantin tertawa, menciptakan rona merah di pipi Akela karena jengah.

***

Selesai salat Jumat dan apel sebentar di lapangan, semua murid SMAN 16 Teluk Sebong mulai mencari posisi untuk menjalanakan ekstrakurikuler masing-masing. Bukannya mengikuti anggota ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah atau lebih dikenal singkatannya PKS, Akela dan kedua sahabatnya malah kabur ke kantin.

Letta dan Yola belum pernah cabut, baru kali ini. Sedangkan Akela sudah beberapa kali, gadis itu malas latihan fisik, olahraga untuk nilai pelajaran aja ia ogah-ogahan.

Tampang Yola seperti melihat hantu, matanya mengode kedua temannya yang asik mengunyah. Yola duduk menghadap pintu kantin dan sekarang sosok yang mereka hindari datang menghampiri, Letta ikut penasaran, lalu menoleh dan wajahnya ikut memucat.

"Siang," sapa Bara, ketua PKS.

Akela mengangkat kepalanya, menatap Bara yang berdiri di samping meja sehingga ketiga gadis itu dapat menatapnya jelas.

Tangan Bara menyodorkan sepucuk surat ke arah Akela. "Maaf La, kami dari PKS secara terpaksa mengeluarkan lo karena tiga kali enggak hadir dalam pertemuan."

Mata Akela melotot. "Tapi, Bar, gue kan baru tiga kali. Lagian lo tau sendiri gue gak bisa lari-lari gitu."

"Gue ngerti, tapi peraturan tetap peraturan. Anak-anak lain juga pada komplain, gue gak mungkin pilih kasih."

"Gue janji deh enggak ulangin lagi." Akela berkata seraya merapatkan tangan di depan dada.

Bara menggeleng. "Maaf, La. Gue udah runding sama anggota inti, tapi banyak yang gak setuju lantaran lo sudah diperingati. Apalagi lo tanpa keterangan."

"Buat Letta dan Yola, gue harap kalian gak mengikuti jejak Akela. Gue duluan, masih harus ngurus yang lain. Sekali lagi maaf."

Sepeninggalan Bara, Akela mengunyah lebih cepat makanannya. Ia kesal, cuma karena enggak masuk tiga kali ia dikeluarkan begitu saja. Padahal ia sudah terlanjur nyaman di sana, ditambah ia bisa berdekatan dengan kedua sahabatnya.

Seseorang mengambil surat yang diberikan Bara kepada Akela, membukanya lalu dibaca sekilas.

"Kamu dikeluarkan dari PKS?" suara Genta mengisi udara di sekitar Akela, gadis itu tersedak, sangking kesalnya ia tidak menyadari keberadaan cowok berkacamata tebal itu.

Bukannya menjawab, Akela malah bertanya balik, "Kamu enggak PIK-R?"

Genta duduk di samping Yola, menghadap ke Akela. "Udah selesai, hari ini cuma jelasin materi sedikit."

"Jadi? Kamu dikeluarkan?" lanjut Genta karena tidak kunjung mendapatkan jawaban.

"Iya, dia dikeluarkan gara-gara tiga kali gak hadir tanpa keterangan." Ini Yola, melihat sahabatnya tidak ingin menjawab, gadis itu menggantikannya.

"Kamu tuh bandel, terus kalau gak ada ekstrakurikuler nanti nilai kamu gimana? Mau gak naik kelas?"

Akela menggeleng.

"Ya udah, senin nanti daftar di eskul PMR aja."

Akela berpikir sejenak, senyum mengembang perlahan di bibirnya. "Aku masuk PIK-R aja, ya?"

Genta tersentak. "Gak! Kamu kalau mau bercanda mendingan gak usah, ini tuh dibawah naungan guru BK. Kamu mau cari masalah kalau cuma numpang nama doang?"

Bibir Akela mengerucut. "Jahat, aku maunya di PIK-R. Janji deh gak ulangin, aku serius kok kali ini. Kan PIK-R gak ada lari-lari."

"Oke, masuk aja. Tapi kamu harus temuiin bu Zara, ceritaiin alasan kamu masuk dan kenapa kamu dikeluarkan dari PKS sejujur mungkin."

"Okey," balas Akela yakin.

Letta dan Yola hanya bengong menatap perdebatan keduanya, mereka seolah lalat yang berterbangan sehingga tidak perlu diacuhkan.

-DISTRUTTO 06-

Halo gaes, bertemu lagi dengan Dewi!

Buat kalian yang setia membaca cerita ini terima kasih ya.

LuvLuv buat kalian :)

Terakhir, kamshamida :)

Selasa, 05 Maret 2019

Selasa, 05 Maret 2019

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
DISTRUTTO 👌Where stories live. Discover now