"Untuk apa raja Denial membangun istana sebesar itu?" Gumam Charisa merasa terheran-heran,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Untuk apa raja Denial membangun istana sebesar itu?" Gumam Charisa merasa terheran-heran,

Untuk apa orang tua itu membangun istana yang besar kalau umurnya saja belum tentu sampai seratus tahun. Ia akan meninggalkan semua harta kekayaannya. Dan mewariskannya untuk seorang cucu yang bahkan belum siap untuk menerimanya.

Charisa mendongak saat sebuah tangan terulur di hadapannya, ia tersenyum dengan sebelumnya menghembuskan nafas beratnya.

"Aku tahu ini berat, tapi kita bersama-sama menghadapinya." Ucap Clinton sembari menggenggam erat tangannya, hingga gadis itu tersenyum dengan lega. Menerima semua apa yang akan terjadi pada saat nanti.

👑👑👑

Deven menepati ucapannya. Ia benar-benar menunggu putri Anneth di bandar udara Lanzwirs airport. Bersiap dengan semua konsekuensi yang akan diterimanya saat dengan lancang meminta izin langsung pada raja Felio untuk menjemput putri kesayangannya.

Lelaki itu menunggu dengan sangat gugup, ia terus-terusan bolak balik melirik jam yang tertera di pergelangan tangan kirinya, lalu menatap ke langit luas, menunggu datangnya pesawat kerajaan Felixios mendarat. Membawa seorang gadis yang entah sejak kapan mengisi relung hatinya.

Deven kembali menatap mobil Koenigsegg CCXR Trevita yang baru saja ia beli hasil dari tabungannya yang lumayan karena ia termasuk laki-laki yang hemat, tidak suka membeli barang-barang penting. Bukan tidak mungkin ia mampu membeli mobil paling mahal di dunia itu, seharga 67 miliar dengan kecepatan yang mampu melaju dari 0-100 km/jam dalam waktu 2.9 detik dan top speed mencapai 410 km/jam. Menurutnya sangat sepadan dengan seorang putri yang selalu dijaga oleh ayahnya dan sangat disayangi rakyat Felixios itu. Deven hanya ingin menyesuaikan dirinya pada gadis cantik itu,

Suara gemuruh mulai terdengar dari ufuk timur. Deven mulai merapikan jas ia kenakan, berwarna biru navy dengan dihiasi warna perak di setiap ujungnya. Ia juga sudah memotong rambutnya agar nampak lebih rapi.

Badan keamanan Lanzwirs yang memang berjaga untuk menyambut para tamu undangan sudah bersiap menyambut kedatangan pesawat kerajaan Felixios. Mobil limosin pun sudah disiapkan untuk penyambutan para tamu khusus. Apalagi yang datang kali ini adalah raja Felio, raja yang biasanya paling enggan menginjakkan kakinya di wilayah Lanzwirs.

"Baiklah Deven, tenangkan dirimu, dan bersiaplah." Ucapnya dalam hati sembari tersenyum,

Putri itu benar-benar cantik, Deven mengakuinya dengan keadaan tersadar penuh. Ia merapikan pakaiannya, menatap kembali apa kah ia sudah terlihat sesuai saja. Dan kemudian dengan keberanian seutuhnya, ia berjalan menuju keluarga inti kerajaan Felixios yang tengah disambut hangat anak buah ayahnya.

"Hallo Deven?" Ratu Vernita menyapa lebih dahulu dengan ramah.

Deven tersenyum penuh percaya diri, ia merasa senang dengan ratu Vernita yang lebih dahulu menyambutnya dengan hangat. Lalu tatapannya terarah pada putri Anneth yang tengah tersenyum ke arahnya. Seakan dunia terhenti, ia benar-benar terkesima dengan cantiknya putri itu untuk kali ini. Tidak, bukan hanya kali ini, tetapi selalu. Putri itu selalu cantik. Catat itu.

IRREPLACEABLE (Completed √)Where stories live. Discover now