BAB 1

1.7K 118 13
                                    

"BUNDAAA!!!"

Nafasnya tidak beraturan, ia terbangun dengan peluh yang mengalir dipelipisnya.

"Astaga, mimpi apaan dah tadi. Keseringan nonton drama korea tentang kerajaan nih gue, mimpinya jadi ngaco!" gerutunya sambil menyibakkan selimut,

Ia tersenyum menatap seragam yang menggantung di sudut kamarnya. Berwarna coklat  dengan variasi tema emas yang membuat seragam tersebut kelihatan sangat mewah. Ini hari yang ditunggunya! Masa Senior High School yang dinanti-nantikannya.

"Ucha?" Pintu kamar terbuka perlahan, seorang wanita paruh baya dengan kulit putih kemerahan tersenyum menyambutnya.

"Malah melamun, ayo siap-siap. Bunda sudah siapkan sarapan, Bunda tunggu 10 menit sudah di meja makan!" pintu kamarnya kembali tertutup.

Ia tahu itu bukan hanya perintah, tapi titah dari nyonya di rumah ini. Dengan langkah cepat ia menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk memasuki dunia remajanya.

Kata orang, masa SMA adalah masa di mana kita akan menemukan arti pertemanan yang jujur, mencicipi cerita cinta yang menuju ke arah dewasa dan mulai merangkai cita-cita. Namun bagi Ucha, masa SMA bukan hanya sekadar itu, masa SMA adalah masa di mana ia akan satu sekolah lagi dengan sahabatnya setelah satu tahun melaluinya tanpa ada sahabatnya. Maka karna itu, ia benar-benar bersemangat dan sangat senang akhirnya ia masuk di sekolah yang akan mewarnai masa SMAnya.

👑👑👑

Satu persatu mobil mengantri masuk ke wilayah sekolah impian sejuta umat. Mobil yang seharga kisaran 10 miliyar ke atas itu tidak hanya satu atau dua, ini sudah setara dengan jumlah murid yang memasuki kawasan tersebut. Bukan sekadar pamer, memang itu wilayah mereka.

Sekolah khusus kerajaan. Bukan hanya parkir mobil yang disediakan, parkir untuk helikopter atau jet pribadi pun tersedia disampingnya, dengan masing-masing tanda bendera kerajaan yang tertera di depan mobil maupun helikopter atau jet pribadi.

"Ayah, memang biasanya selama ini ya kalau mau masuk?" Ucha menatap jengah ke arah antrian masuk mobil yang dari tadi lambat sekali jalannya. Sudah hampir dua puluh menit ia menunggu sampai di gerbang utama.

Lelaki paruh baya dengan setelan jas silvernya itu mengusap pelan rambut putrinya, "Ini hari pertama murid baru masuk, sayang. Wajar kalau antriannya sepanjang ini. Identitas perlu dikenali lebih detail. Apalagi kita tidak dijalur VVIP."

Ucha mengangguk pelan, membenarkan ucapan ayahnya. Memang benar, mereka tidak masuk ke jalur VVIP, karna jalur tersebut khusus untuk putri atau pangeran dari suatu kerajaan atau pun kesultanan. Ayahnya hanya lah perdana menteri di kerajaan Lanzwirs yang kebetulan tempat tinggalnya berada di wilayah ini. Dengan jabatan ayahnya tersebut lah ia dapat bersekolah di Kingdom of Lanzwirs High School.

"Ehem" suara deheman pelan mengalihkan pandangan Ucha dari macetnya mobil-mobil dihadapannya.

"DEVEEN!!" Pekiknya girang dengan langsung pindah ke kursi belakang. Entah bagaimana caranya, Deven, sahabatnya itu sudah berada di kursi belakang seraya merentangkan tangannya yang langsung disambut riang Ucha dengan balasan pelukan eratnya.

"Ya ampun! Baru setahun kita enggak satu sekolah! Meluknya santai aja!" Kekeh Deven tanpa melepaskan pelukannya, ia mengusap pelan rambut sahabatnya itu lalu mengecupnya pelan.

Gadis tersebut merenggangkan pelukannya, ia mengerucutkan bibirnya, "Habisnya selama setahun, kita jarang ketemu karna Ayah nggak bolehin kemana-mana." Sahutnya sambil melirik ke arah ayahnya yang mulai menjalankan mobil.

IRREPLACEABLE (Completed √)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang