16. One Fine Day

1.5K 160 33
                                    

Lova mengambil tas kecil, memasukkan ponsel dan dompetnya lalu berjalan keluar kamar.

"MA, LOVA PERGI DULU YA!" serunya berpamitan pada Amira yang tidak tahu ada di mana.

"OKE!" sahut Amira beberapa saat kemudian.

Lova berdiri di depan pagar rumah menunggu ojek online pesanannya datang.

Tak lama seseorang menyapa, "Mbak Lovanka?"

Lova mengangguk lalu segera naik dan pergi bersama si pengemudi.

Lova sendiri sebenarnya tidak yakin menemui Milo. Ia bahkan tidak tahu untuk apa sebenarnya ia melakukan ini. Ia juga tidak tahu kenapa dengan mudahnya menuruti permintaan Milo kalau akhirnya harus kembali dibuat kecewa oleh laki-laki itu.

Sepertinya jawabannya hanya satu:

Lova masih sayang Milo.

Lova mengembuskan napas pelan lalu membetulkan posisi helm yang kebesaran di kepalanya.

"Nongkrong sendirian aja, Mbak?"

Lova mencondongkan badannya ke depan. "Hah? Enggak, Pak. Saya mau ketemuan sama teman."

Masa iya nongkrong sendiri? Mau ngobrol sama cangkir? Gabut amat.

"Oh ... masih kuliah atau udah kerja, Mbak?"

"Kuliah, Pak"

Si bapak pengemudi mengangguk-angguk seperti hiasan mobil.

Tak butuh waktu lama, Lova sudah sampai di kafe yang dulu ia datangi bersama Marsha.

Sebenarnya ia juga tidak yakin datang sendiri ke sini, tapi Tita tidak bisa menemani karena dia sudah janji menemani Ibunya untuk belanja bulanan. Sedangkan Ken, dia tidak mungkin mengajak laki-laki, walaupun dia pasti mau menemaniku. Namun, ia tidak mau suasana malah menjadi canggung.

Lova masuk ke dalam kafe dan mengedarkan pandangannya ke panggung dan sekeliling kafe.

Live music belum dimulai, ia juga belum melihat tanda-tanda Milo ada di sekitarnya.

Lova berjalan memesan segelas matcha latte lalu memilih tempat duduk di pojok yang agak dekat dengan panggung.

Beberapa menit kemudian Milo dan teman-temannya naik ke atas panggung kecil.

"Halo, malam temen-temen, malam ini gue sama temen-temen bakal nyanyiin beberapa lagu untuk kalian, selamat mendengarkan..."

Tanpa sengaja mata Lova bertemu dengan mata Milo.

Milo tersenyum lalu mengedipkan sebelah matanya.

Menyadari hal itu, Lova buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Takut tambah sayang.

Lova menikmati lagu-lagu yang dibawakan oleh Milo dan teman-temannya sambil sesekali ikut bernyanyi ketika ia tahu lagunya.

Selesai manggung, Milo menghampiri Lova di mejanya.

"Bentar ya, Lov. Gue beres-beres bentar, jangan pulang dulu."

Lova hanya mengangguk. Lagi pula minumannya juga belum habis.

...

Lova dan Milo menyusuri jalan di jembatan merah lalu memilih untuk membeli beberapa makanan sambil berjalan santai.

Lova mengernyit ketika menyadari beberapa kali Milo menghela napas.

"Lo kenapa sih, Mil?" tanyanya.

Setelah Usai (Milova 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang