9. Tarisha

2.2K 282 60
                                    

KOMEN YANG BANYAK YA SAYANG SAYANGKUUU❤❤

___

Lova menyalakan mesin motor lalu mulai melajukannya menuju minimarket dekat rumahnya untyk membeli beberapa camilan dan kebutuhan lainnya.

Setelah memarkirkan motor, Lova segera masuk dan mengambil barang-barang yang ia butuhkan, setelah itu ia langsung membawanya ke kasir agar tidak tergoda membeli barang-barang lain yang tidak ia perlukan

Sembari menunggu petugas menghitung belanjaannya, Lova mengedarkan pandangan untuk melihat-lihat keadaan. Dari dalam, sekilas ia melihat seseorang yang tak asing sedang duduk-duduk di depan minimarket bersama beberapa orang.

Lova mengernyit. "Ngapain dia?"

Setelah petugas kasir menyebutkan total belanjaan yang harus ia bayar, Lova segera menyerahkan beberapa lembar uang dan ke luar untuk memastikan.

"Milo?"

Milo menoleh dan buru-buru memalingkan wajahnya lalu mengembuskan asap rokok dari mulutnya, setelah itu ia langsung mematikan rokoknya.

Milo tersenyum tipis. "Ngapain?"

"Belanja lah," ucapku sambil mengangkat kantong belanjaan di tangannya.

Milo mengangguk pelan.

"Lo ... sejak kapan ngerokok, Mil?" tanya Lova ragu. Walaupun sebenarnya itu juga sudah bukan urusannya lagi.

"Kelas 11 awal, abis lo pindah."

"Siapa, Mil?" celetuk seseorang di samping Milo.

"Temen SMA."

Lova tersenyum tipis lalu mengangguk pelan ke arah teman-teman Milo.

"Kirain cewek baru. Tarisha dikemanain," celetuk yang lain.

"Hus!" sanggah Milo.

Lova tersenyum getir mendengar nama itu. Apakah dia benar-benar pacar Milo?

Dehaman Milo membuyarkan lamunannya.

"Eh, ya udah gue balik duluan ya..." pamit Lova dan dibalas anggukan oleh Milo dan juga teman-temannya.

Entah hanya perasaannya atau bukan, namun Lova merasa Milo berbeda dari hari terakhir saat mereka bertemu. Bahkan setelah itu Milo masih mengiriminya pesan, namun memang akhir-akhir ini tak ada lagi pesan masuk dari laki-laki itu. Atau pacarnya marah karena tahu Milo berhubungan lagi dengan mantannya?

Lova segera mengenyahkan berbagai pikiran-pikiran itu dan fokus mengendarai motor.

...

"Lova!"

"Apa sih, Tit," gumam Lova malas sambil menutup mukaku kembali.

"Ngampus woi, ngampus!" Tita menarik selimut Lova dengan paksa.

"Kan masih ntar siang," erangnya malas. Lova menarik bantalnya untuk menutupi wajahnya.

Tita menarik tangan Lova sampai gadis itu terduduk dengan mata yang setengah terpejam.

"Ngapain sih..."

"Ayo kita makan dulu. Kan ada kafe baru tuh deket pertigaan."

Lova mengacak rambutnya sebal. "Lo aja deh, gue mager."

Tita menggeleng. Sebelum Lova kembali menjatuhkan tubuhnya, Tita segera mengambil handuk lalu memaksa Lova untuk masuk ke dalam kamar mandi.

Mau tidak mau, akhirnya Lova mandi dan berisap-siap untuk makan di kafe baru dekat pertigaan dengan Tita dan mungkin Ken.

...

"Lo kenapa sih, Lov. Galau lagi? Kemarin kata Ken, mata lo sembab terus lo acak-acakan banget."

"Dih, tukang ngadu banget tuh anak. Orang gue nggak kenapa-kenapa," jawab Lova santai, berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

Tita mendengkus kesal. "Please deh, Lov. Lo tuh nggak bakat bohong. Kelihatan..."

Lova diam.

"Lo galauin Milo lagi ya?"

Lova memasukkan sesendok lasagna lalu menghela napas pelan. "Jadi kan waktu gue abis ketemuan sama dia di kafe, dia nganterin gue pulang. Terus ya udah lumayan cair gitu sebenernya suasananya. Awalnya gue mau tanya tentang cewek yang sama dia di bazar, tapi kesannya malah kepo banget nanti, akhirnya gue cari tahu sendiri. Malemnya pas gue cari-cari di akun Milo, gue nemuin akun cewek itu, dia upload foto sama Milo."

"Sahabatnya kali? Kayak lo sama Ken, kan banyak yang nyangkain kalian pacaran."

Lova kembali terdiam.

Lova mengambil ponselnya lalu mencari akun Tarisha dan menunjukkannya pada Tita. "Tuh lihat deh, banyak komen dari temennya tuh suruh ngasih pajak jadian."

Tita terdiam melihat komentar-komentar yang tertera di layar ponsel Lova. "Ah ini mah bisa aja temennya bercanda atau mereka nggak tahu kalau mereka nggak pacaran. Positive thinking aja, Lov."

"Iya sih ... tapi rasanya nyesek aja gitu. Gue juga ngerasa bego banget. Tit, masa udah empat tahun putus sama dia tapi belum bisa move on? Malah masih ngarep juga. Sementara dianya sendiri udah punya cewek baru, Tit."

Lova dan Tita sama-sama diam, hanyut dalam pikiran mereka masing-masing.

"Oh iya, terus di bazar kemarin gue udah cerita kan sama lo ...  Gue juga lihat dia sama cewek itu. Dan cewek itu yang manggil Milo sayang."

Tita mengelus punggung Lova untuk menguatkan sahabatnya itu.

...

Lova mengeringkan rambut sembari mengambil ponselnya di meja rias. Gadis itu memandangi ruang obrolannya dengan Milo cukup lama.

Seperti ada yang mengganjal di hatinya, tapi pada kenyataannya, Milo juga tidak mengirim pesan untuknya atau sekedar menyapanya.

Kenapa?

Atau laki-laki itu marah karena pesannya waktu itu hanya dibaca dan tidak dibalas oleh Lova?

Jari-jemari Lova mulai menari di atas layar, mengetikkan sebuah pesan.

Lova : Hai, Mil...

Lova menggelengkan kepala lalu kembali menghapus pesan yang baru saja ia ketik.

Matanya mengarah ke status Milo berubah menjadi online

Lova buru-buru menekan tombol kembali.

Siapa tahu Milo mengirim pesan kepadanya, kalau langsung ke-read kan nggak lucu. Malah jadi terlihat jelas bahwa gadis itu menunggu pesan darinya.

Sepuluh menit berlalu, namun tak ada pesan apa pun yang masuk ke ponsel Lova.

Lova mematikan ponselnya lalu berjalan ke arah kasur dan membaringkan tubuh. Ia memejamkan mata dan mulai masuk ke alam mimpi.

Semoga besok pagi hariku berjalan lebih indah...

___

23 Juni 2018

Setelah Usai (Milova 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang