4. Alasan Romeo

6.5K 695 15
                                    

4. Alasan Romeo

"Ibu dan Ayahku, mereka hanya melihatku. Ini bukan yang aku rasakan, tapi aku terus pergi menjauh. Aku harus bagaimana?"

To My Youth

Romeo duduk dengan malas di samping Bintang, matanya enggan menatap pada tumpukan buku-buku di hadapannya. Dia sangat terpaksa menerima Bintang sebagai guru lesnya setelah Haris menjelaskan kalau Bintang sedang membutuhkan uang bulan ini, entah untuk apa Romeo tidak peduli.

"Makasih udah nerima gue. Gue akan berusaha bikin lo pinter."

Romeo balas menatap Bintang datar. "Nggak perlu berusaha, gue nggak akan pinter."

Bintang mencibir, "Dasar! Jangan pesimis dulu. Semua orang bakalan pinter kalau mereka belajar. Lo juga." Sesaat perempuan itu berpikir. "Gue terkejut banget pas tahu ternyata orang yang gue tutorin ternyata lo."

Romeo tersenyum kecil. "Kenapa? Karena gue ternyata bodoh?"

Bintang tersenyum kecil. "Nggak, soalnya teman Haris itu nggak ada yang pinter, gue nggak terkejut juga kalau lo bodoh. Cuma yang bikin gue terkejut, ternyata lo ada dua. Takutnya nanti adek gue malah kesengsem sama saudara kembar lo, padahal gue udah ngerestuin lo sama Haris."

Untuk pertama kali setelah mendengar kabar tidak menyenangkan Romeo tersenyum lebar. "Ngaco. Lagian Haris suka sama cewek bukan cowok."

"Tetap aja." Bintang membuka halaman buku. "Mari kita mulai belajarnya. Mau belajar Matematika, IPA, Bahasa, atau ..."

Romeo menyandar ke sofa seraya melihat ke sekitar ruang rumah yang sepi karena orangtuanya sedang menghadiri pesta pernikahan, sedangkan Ragil sedang les piano tanpa diketahui oleh Mama-Papa karena mereka tidak suka pada keinginan Ragil untuk menjadi seorang pianis. Romeo pikir, orangtuanya memang sangat kejam.

"Gue nggak mau belajar."

Bintang tidak peduli, dia menyuruh Romeo untuk membaca buku paket dulu sedangkan dia memeriksa pelajaran apa saja yang harus didulukan sesuai perintah Mama Romeo.

"Gue nggak mau baca."

Bintang mulai kesal, dia menatap Romeo penuh permohonan. "Pliss, Rom. Bantu gue. Cuma baca doang, apa susahnya?"

"Bagi gue, baca itu susah." Romeo terlihat ragu. "Lo rekam semua pelajaran yang harus dipelajari. Itu lebih mudah."

Sontak saja kening Bintang berkerut dalam, sama sekali tidak mengerti dengan permintaan aneh Romeo. "Rekam pala lo. Udah sana baca aja."

Romeo menghela napas panjang, dengan sangat terpaksa mengambil buku dari tangan Bintang dan membuka halaman buku secara asal. Keningnya langsung berkerut dalam saat melihat deretan huruf di depannya. Di matanya, huruf tersebut seperti melayang sehingga dia kesusahan untuk memahami kata-kata tersebut.

"Rom, tolong ambilin buku paket Ilmu Alam, dong."

Romeo mengerjap. "Hah, Ilmu Alam? Yang mana?"

Bintang menatap datar Romeo. "Elahh, lo 'kan bisa baca. Deket lo tuh."

Romeo melihat ke arah tumpukan buku paket, ada tiga buku. Dia hanya perlu menyerahkan buku paket Ilmu Alam. Tapi yang mana bukunya? Di matanya, judul di ketiga buku itu sama semua.

"Mana bukunya?"

Romeo membawa semua buku paket dan memberikannya pada Bintang. "Lo cari aja sendiri. Gue nggak tau yang mana."

Bintang menatap Romeo bingung. "Lo kayak orang nggak bisa baca aja. Bukunya paling atas padahal."

Romeo hanya merengut tidak peduli, hingga kemudian pandangannya tertuju pada Ragil yang baru saja pulang.

I'M BROKENWhere stories live. Discover now