17

102K 9.7K 578
                                    


"Sumpah, berisik bat dah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sumpah, berisik bat dah!"

Ninik mengomel saat dia mengangkat kepalanya dan berteriak memandang anak-anak cowok di penjuru kelas. Para siswa itu tak mengindahkan teriakan Ninik dan mereka tetap pada aktivitas masing-masing: berlari dari meja ke meja, berbicara dengan suara keras, bahkan ada yang membunyikan lagu salah satu girl band Korea yang sangat booming saat ini sambil berjoget dengan lihai.

"Kebanyakan cowok di kelas ini dari SMP Tabula Rasa jadi pada kenal-kenal, deh." Widya muncul dan duduk di kursi depanku.

"Lo kayaknya tahu segala hal tentang Tabula Rasa." Aku mengernyit heran. "Lo lulusan SMP Tabula Rasa?"

Widya mengangguk.

Aku tercengang sesaat. "Wah! Hebat! Pantesan lo tahu tentang Geng Rahasia. Berarti, Ninik juga dari SMP TARA, dong?" Aku menatap Ninik yang kembali menyandarkan kepalanya di meja.

"Enggak. Tentang sekumpulan cogan yang ada dalam satu geng rahasia itu sampai ke sekolah gue, kali! Makanya, gue tahu."

Aku cemberut. Apa cuma aku yang sama sekali buta soal Geng Rahasia?

Senin kembali datang. Sudah satu minggu aku di SMA Tabula Rasa dan anehnya, aku tidak pernah lagi bertemu dengan empat cowok yang kata Elon merupakan anggota yang ikut dalam permainan Game Over. Apa mungkin Game Over kali ini dibubarkan? Sebenarnya, aku sangat senang jika permainan mereka batal, tetapi kenapa rasanya ada yang kosong. Aku mungkin terlihat tidak suka menjadi target karena nyatanya Game Over tak lain adalah sebuah taruhan, tetapi sejujurnya ada sedikit keinginan untuk menjadi target dan merasakan bagaimana rasanya berada di posisi itu.

Aku tidak ingin menjadi target karena aku cewek biasa, yang mudah menjadi korban kebaperan cowok. Menjadi target, berarti para pemain Game Over akan berusaha merebut hatiku, kan? Bagaimana kalau aku justru jatuh cinta pada salah satu dari mereka? Kak Sean mau aku kemanakan?

Aku terkekeh geli. Aku berpikir seperti itu seolah-olah Kak Sean mau padaku.

"Ver, bareng, yuk?"

Aku mengalihkan perhatian dari cermin kecil di atas meja yang tersangga oleh buku, lalu kutatap Widya yang tadi mengajakku.

"Ah? Udah bel, ya?" Aku melihat semua murid mulai keluar. Ninik juga sudah kabur. Tanganku yang sibuk mengepang samping rambutku segera aku turunkan. Aku membereskan meja, memasukkan cermin ajaib ke dalam tas bagian depan, dan memasukkan buku-bukuku ke dalam laci meja.

Saat aku baru akan beranjak, aku teringat dengan topi. Aku mencari topiku di dalam tas. Tidak ada. Lalu kurogoh laci dan nihil. Aku menatap Widya dengan panik.

"Kenapa?" tanyanya.

"Topi gue ketinggalan," balasku tanpa ekspresi. "Ah, gimana, dong? Gue nggak mau dihukum!" Lalu, aku berjongkok, menutup wajah sambil meraung.

Game Over: Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang