Ia juga teringat dengan obrolannya malam tadi dengan putri Nashwa via telfon. Betapa antusiasnya putri sultan Mahmoud itu menceritakan bagaimana kejadian saat dirinya tidak sadarkan diri. Termasuk saat pangeran Clinton yang langsung sigap menolongnya. Dan kata-kata terakhir putri Nashwa terngiang-ngiang dipikirannya,

"Aku rasa, pangeran Clinton suka sama kamu deh, Cha."

Charisa tidak ingin berbangga hati, atau malah semakin mendekatkan dirinya pada pangeran tampan itu. Ia hanya ingin menjaga hatinya dari yang namanya sakit hati.

Lebih baik mundur perlahan kebelakang daripada nantinya jatuh terjerembab pada lubang yang jelas ada di depan mata.

👑👑👑

"Silahkan masuk, Putri Anneth sudah menunggu." Seorang pelayan wanita tersenyum ke arah mereka semua lalu menundukkan kepalanya yang kemudian berlalu pergi setelah menunjukkan arah suatu tempat.

Clinton menatap heran ke arah Charisa yang langsung melipir ke samping putri Nashwa, mengamit erat tangan putri cantik itu.

Tatapan heran Clinton diikuti oleh ekor mata pangeran Alde. "Jadi?" tegurnya sambil menepuk pundak Clinton

"Eh, apa?"

"Gak sadar? Atau pura-pura gak sadar?"

"Maksud lo apaan sih?"

"Dia, cewek pertama yang lo perlakuin dengan beda. Bukan lagi sih, dia cewek pertama di hidup lo. Atau emang selama ini, cewek yang selalu lo perhatiin dari dulu itu dia?"

Clinton sempat terdiam beberapa saat. Lalu ia tersenyum singkat. "Gue cuma mau jaga dia." sahutnya pelan,

"Sampai kapan?" tanya Alde penasaran,

"Sebentar lagi."

Alde mengakhiri pertanyaannya. Tidak ada satupun orang yang bisa menanyakan sampai akhir tentang arti menjaganya pangeran Clinton. Ia memang mulai bersahabat dengan pangeran itu sejak kelas delapan. Dan ia selalu tahu, ada gadis yang setiap hari diperhatikan Clinton.

Bukan hanya diperhatikan dalam artian menatap, namun dengan segala bentuk perhatian nyata dari jauh. Seperti selalu mengirimi pakaian, hadiah di setiap ulang tahun, atau selalu memanggil ajudannya untuk selalu menjaga gadis itu dari jauh. Dan meminta ajudan itu untuk selalu mengabarinya apapun tentang gadis itu.

Alde tidak menutup matanya, ia sangat tahu dengan semua tindakan Clinton. Hanya satu hal yang ia tidak tahu, untuk apa. Untuk apa pangeran itu repot-repot memperhatikan gadis itu. Sampai-sampai Deven, yang ia kenal saat kelas sembilan beberapa kali terlihat di istana Denziar saat ia berkunjung. Deven selalu datang dengan kisah si gadis itu. Menceritakan sedetail mungkin apa yang gadis itu alami seharian pada Clinton. Dan ajudan yang dimaksud adalah Deven.

"Anneth!!" Pekik Joa yang langsung berhambur pada Anneth, diikuti oleh Nashwa dan Charisa.

"Hei, my bro." sapa Deven sambil mengajak tos ketiga pangeran,

"Duduk dulu ya," pinta Anneth,

Mereka semua sedang berada di ruang obrol istana Felixios. Ruangan yang mengusun tema alam terbuka namun sebenarnya indoor itu terlihat sangat menenangkan. Adanya air mancur yang dikelilingi kolam ikan berbentuk hati menyejukan mata. Ditambah dengan banyaknya tanaman hijau yang menghiasi setiap dinding menjasikan ruangan itu sebagai ruangan ternyaman di istana Felixios.

IRREPLACEABLE (Completed √)Where stories live. Discover now