THE DOCTOR is MY IMAM ✔

sembilanbelas

Nadila melepaskan pelukan manda dan berlari kearah perempuan itu. Jika dilihat wanita itu sepertinya seumuran dengannya.

"Maaf ya nunggu lama" ujar perempuan itu. Nadila mengangguk.

Perempuan itu menghampiri manda. "Terimakasih sudah menemani dia". Manda mengangguk lalu tersenyum. "Kalau begitu saya duluan, marii" tuturnya.

Manda terus menatap punggung wanita itu. Ada rasa aneh dalam hati yang mengganggu dirinya.

Di arah yang berlawanan. Irfan menghampiri manda dengan mobilnya. Manda yang berniat pergi dari mini market sempat terhenti karena kedatang irfan yang mengalihkan perhatiannya.

Irfan keluar dari mobilnya. Ia menawarkan diri untuk bertamu dirumah manda.

Mereka berdua sudah tiba dirumah manda. "Assalamualaikum om" ujar irfan mencium punggung tangan herman diikuti oleh manda dibelakang.

"ko bareng irfan man?"

"iya, tadi ketemu dijalan, yaudah aku kedalem dulu ya, kamu mau minum apa fan?"

"Teh aja ya" Manda mengangguk.

Ia pergi kedapur dan meletakkan barang belanjaannya ke meja pantry.

Ia menbuatkan minuman irfam sembari terus berfikir. Siapa perempuan tadi? Malam malam begini? Jalan bertiga? Reihan? Apakah ituuu? Calonnya?

Ah! Kenapa manda memikirkannya? Ia menggeleng menepis pemikiran tidak masuk akalnya itu. Ia meletakkan minuman irfan dinampan dan membawakan nya kedepan.

"ini minumnya"

"Makasih"

Herman dan irfan terus berbincang tentang masa depan dan masalalu mereka sesekali mereka bercanda sehingga perbincangan mereka diwarnai dengan tawa. Hurmonis sekali.

Sementara itu. Manda yang duduk disamping herman kalut dengan pemikirannya. "Man?" tegur herman, membuyarkan Lamunanny. "kamu knpa? Gaenak badan?" tanya irfan. "Ah iya, aku kecapean" jawab manda.

"aku kedalem dulu ya fan, mau istirahat"

"kamu beneran gak papa?" Manda mengangguk dan tersenyum simpul memberi tanda bahwa dia baik baik saja.

Tbc. Maaf ya pendek.
Hari ini sudah update dua part ya.
Jangan lupa vote oke? Gratis kok 👍