tujuh

11.5K 516 1
                                    

Manda kemudian beralih menatap nadila. "okeh cantik kaka pergi dulu", ujar manda sembari mengusap pipi nadila dengan ibu jarinya.

"Maaf, nona amanda. Apakah anda ingin pergi ke mushola?". Langkah manda terhenti karena pertanyaan reihan, kemudian mengangguk. "saya lihat para pekerja disini sudah selesai menunaikan shalat dzuhur, kebetulan saya dan anda belum menunaikannya, jadi mungkin akan lebih baik kita shalat berjama'ah saja, akan memperbanyak pahala karna itu", tutur raihan lembut.

Manda berfikir. Sholat sendirian tak apa kan? Tak akan masalah untuk itu. Tp berjama'ah tidak apa jika itu baik.

Manda mengangkat bahunya. "Baiklah kalau begitu, knpa tidak?" ujar manda yang bibalas senyum sumringah dari Raihan.

Manda dan nadila sudah selesai menyucikan diri. Kemudian bersiap untuk shalat. Manda tersenyum geli melihat nadila yang kerepotan memakai mukenah.

"sini biar kakak bantu" titahnya. Dari kejauhan raihan bisa melihat dengan jelas bagaimana manda memperlakukan nadila.

Reihan tersenyum. Melihat anaknya sebahagia ini. Karna ia tak pernah melihat nadila tertawa bersama orang asing. Manda orang asing? Sepertinya tidak. Melihat perlakuan manda kepasa nadila 4 tahun lalu. Membuat reihan yakin manda sangat menyayangi putrinya itu.

Ada rasa yang tak sewajarnya tumbuh. Kehilangan. Reihan takut manda akan pergi minggalkan nadila dan dirinya. Tp, itu memang akan terjadi bukan? Manda akan pergi, setelah menikah apakah manda akan terus bersamanya dan nadila? Tentu tidak.

Reihan. Tidak memusingkan hal itu. Ia berjalan memasuki mushola.
"sudah siap?" tanya reihan yang dibalas anggukan oleh keduanya.

Allahuakbar... Reihan sudah memulai shalatnya dengan khusyuk.

***

Malam ini manda tidak bisa tidur. Pikirannya terus tertuju pada reihan dan jantungnya entah mengapa tidak dapat berdetak dengan normal. Manda terus merasakan jantungnya yang berdetak tidak pada temponya. Kecang.

Baru kali ini dia shalat berjama'ah berdua dengan seorang yang bukan mahromnya. Tp, tidak masalah bukan? Karna tujuannya untuk memperbanyak pahala?

"Astagfirullah.." lirih manda. Menenggelamkan kepalanya dibantal.

Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu itu terdengar dari pintu kamar manda. "Man, ayo turun, kita makan dulu". Ujar herman. "Iya ayah! Bentar lagi manda turun".

Dimeja makan. Manda sedari tadi diam. Herman bingung dengan sikap putrinya. Tidak biasanya ia begitu. Pasalnya manda adalah orang yang cerewet dan suka berceloteh dimeja makan. Celotehannya sudah seperti ibu² rempong, yang membuat kuping herman terasa panas jika sudah mendengarnya.

"Man?" tegur herman, menggoyangkan bahu putrinya.
"Monyet! Monyet! Monyet!" latah manda, "Hiss, ayah ngagetin aja, kalo jantung manda loncat dari tempatnya trus ga balik² lagi gimana?" gerutu manda.

Herman hanya menggeleng pelan. "makan dulu man, bengong terus dari tadi mikin apa sih?". Tanya herman menyodorkan nasi pada manda. "gak papa kok yah".

07.20 hari ini manda sangat senang. Karna tadi malam ia mendapat kabar bahwa irfan akan pulang ke indonesia dan pindah ke semearang dan bekerja disatu rumah sakit yang sama dengannya.

Irfan, adalah senior manda sewaktu dikampus. Ia memilih fakultas kedokteran. Lebih tepatnya spesialis dokter bedah.

Tidak hanya itu irfan juga adalah seseorang yang berharga bagi manda. Ia pernah singgah dihati manda sesaat. Knpa sesaat? Ya, karna waktu itu manda terpaksa berpisah dengan irfan, karna irfan harus pindah ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan nya dan menyelesaikan S2 nya disana.

***

Manda, baru akan masuk kedalam rumah sakit. Dan ia sudah disambut oleh nadila.

"kakaak" ujar nadila berlari memeluk manda. Ia berjongkok dan membalas pelukan nadila.

"Hai sayang, apa kabar?" tanya manda mengelus punggung anak kecil itu. Nadila melepaskan pelukannya. "Alhamdulillah baik" manda tersenyum.

"kamu udah sarapan?" Nadila mengangguk. Manda tersenyum. Hening. Manda merasa canggung. Ia harus berbasa basi apa lagi dengan nadila? Bukannya dia seorang perawat anak? Tentunya ia banyak bahan untuk mengobrol bukan? Tp lidahnya kelu saat ini.

Seketika keheningan itu terpecah, dengan suara seseorang yang memanggil nama manda.

"Man?". Diam. Tunggu? Suara ini?

TBC wkwk

Double up kok:)

THE DOCTOR is MY IMAM ✔Where stories live. Discover now