tiga

11.8K 632 5
                                    

*flashback on

Setelah menemui istrinya. Reihan teringat akan putri kecilnya yang baru saja lahir keduania, ia memutuskan untuk menemuinya di ruangat inkubator.

Tepat disebrang ruangan disebalik celah kecil jendela, disana ia tak sengaja melihat manda menggendong putri kecilnya. Reihan bingung dengan gerak gerik manda, reihan mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam dan ia lebih memilih untuk melihatnya dari ambang celah jendela.

Di gendongnya bayi mungil itu oleh manda. Ia mencuim pipi kanan dan kiri bayi itu tulus.

Reihan melihat manda menangis.

"kenapa? Kenapa, anak manis sepertimu, sudah diberikan ujian, yang bahkan orang dewasa saja tidak bisa menerimanya". Ujar manda terisak.

Reihan terus memperhatikan manda dengan seksama.

Manda memeluk dan mencium pipi kanan dan kiri bayi mungil itu. Ia letakkan kembali bayi itu di inkubator.

"Bila besar nanti, jadilah wanita yang kuat dan tangguh ya sayang, kakak pergi dulu", ujar manda. Sebelum pergi untuk ketiga kalinya manda mencium pipi dan kening bayi itu kemudian pergi.

*flashback of

Reihan yang mendengar dan menyaksikan kejadian itu hatinya terhunyuh entah mengapa jantungnya berdesir lirih.

Tidak ingin manda tau bahwa ia sudah menguping semuanya, sebelum manda pergi dari ruangan. Reihan memutuskan untuk segera kembali ke kursi tunggu.

Disisi lain. Manda yang sedari tadi mencari keberadaan reihan akhirnya ketemu.

"permisi, maaf mas, saya ingin pamit pulang, ayah saya sudah menunggu saya dirumah", ujar manda. Reihan mengangguk "Terimakasih".

"saya permisi. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam". Reihan hanya bisa menatap punggung manda yang perlahan menjauh dari pandangan nya.

Tak mau menunggu lebih lama. Reihan masuk ke ruangan dimana anaknya berada, digendongnya bayi mungil itu Reihan menangis, bukan, bukan menangis sedih Ia menangis haru, karna sekarang ia telah menjadi seorang ayah.

"Ayah, berjanji akan menjaga dan merawatmu, Nadila Pricilia", ucapnya lirih. Reihan memberi nama putrinya Nadila Pricilia.

***

Dirumah manda, ia duduk disofa setelah melihat kejadian tadi ia diam merutuki nasibnya.

Herman melihat putrinya khawatir. Menghampiri manda dan duduk disampingnya.

"Man? Gimana tadi ibu² itu, apa proses lahirannya lancar?" manda mengangguk. "Anaknya sehat yah cantik lagi, tapi sayang ibunya meninggal". Tutur manda sedih.

"Innalillahiwainaillaihirojiun", ucap herman prihatin. Manda menyenderkan kepalanya di bahu herman. "Yah?" panggil manda. Herman yang merasa dipanggil hanya berdehem pelan.

"Kenapasih? Kita harus diberikan ujian sama cobaan?"

"Man, kita itu diberikan cobaan Oleh allah, karna allah ingin melihat kita kuat, Allah memberikan cobaan itu karna allah sayang sama kita. Kaya manda sekarang, manda diberikan ujian oleh Allah tidak memiliki ibu, tp manda berhasil melewati ujian itu.

Buktinya manda kuat kan? Manda bisa kan hidup tanpa ibu? Allah itu tidak akan pernah memberikan cobaan dan ujian diluar batas kemampuan hambanya, allah memberikan manda ujian karna allah yakin manda mampu menghadapinya", jelas herman dengan senyuman.

Manda mendengar penuturan herman. Kemudian beralih memeluk herman dengan erat, herman membalas pelukan putrinya dengan sayang seakan tahu apa yang sedang dirasakan putrinya itu.

"Ayah, jangan tinggalin manda ya yah, sekarang cuma ayah yang manda punya", ujar manda sedih. "Ayah janji gak akan tinggalin manda kan ayah sayang sama manda", herman mencium ubun² putrinya. Setelah kesibukan sore tadi tak terasa ternyata malam sudah tiba, hari ini rasanya seperti menghabiskan energi penuh.

"Yaudah, kita siap² solat isya' berjama'ah ya" Manda mengangguk.

***

*Tbc hehe

Gimana ceritanya? Maaf ya kalo kurang seru. Jangan lupa vote ya gratis kok.

THE DOCTOR is MY IMAM ✔Where stories live. Discover now