10. Sompral

4.9K 227 11
                                    

ELSA POV

"Om saya mau menyampaikan sesuatu"
Ujarnya terlihat gugup.

Bagaimana tak gugup? Di sebrang ada Abi yang menatap Biru dengan intens. Padalah Abi natapnya biasanya juga biasa.

"silahkan"
Ujar Abi.

"begini om, tadi saya sama Elsa ngomongin tentang masa depan kita selanjutnya. Karena nanti dia kuliah dan saya masih sekolah, saya cuma berniat untuk mengikatnya. Apabila om sama tante setuju, saya nanti bawa orang tua saya"

Ujarnya sudah berkeringat dingin. Ini bocah sekalinya bisa ngomong dewasa bener bisa ngeri juga.

Sedangkan Aku yang ada di sampingnya mengusap punggungnya menenangkan yang pasti Biru di landa gugup.

"kamu tau kan kamu belum mampu untuk menghidupi Elsa? Kalau saling dukung saya setuju.saya juga mendukung kalian berhubungan sehat. Untuk saat ini fokus sekolah saja, jodoh gak akan kemana"
Ujar Abi

"saya tau om. Saya juga hanya ingin bertunangan saja, untuk nikah, kalau saya sudah mampu saya akan datang ke om." ujarnya menatap Abi dengan yakin

"kamu yakin? Elsa umurnya lebih tua dari kamu kan? Dan kamu masih sekolah, apa yang mau kamu kasih sama anak saya?"
Ujar Abi menatap Biru tegas.

"yakin om. Tiga tahun lagi saya akan datang di hadapan om untuk membuktikan. Saya sudah merancang apa yang akan saya lakukan nanti, untuk itu saya sangat berharap om merestui itu"
Ujar Biru yakin.

"saya tetap menolak"
Ujar Abi yang membuatku tegang dan meremas jemari Biru yang ku genggam.
"saya menolak kalau kamu besok tidak membawa orang tuamu"
Ujar Abi selanjutnya.

"maksud Abi?"
Tanyaku menyela.

"kalau kamu udah remes-remes tangan Biru gitu, abi bisa apa? Kalau kakak bahagia, Abi yang akan wujudin semuanya dan dukung apapun itu. Tapi ingat nak, semua tidak mudah. Untuk itu Abi ingin kamu tetap fokus kuliah dan selanjutnya terserah kamu"
Ujar Abi yang membuatku terharu.

Aku berlalu menghampiri Abi dan memeluk abi erat
"Abi kok sweeet banget sih?? Tapi makasih Abi. You keep my hero"
Ujarku mencium pipi Abi

"gak malu? Udah di lamar tuh masih kayak anak kecil aja"

Ujar Abi membalas pelukanku dan membuatku cemberut karena ucapannya.

***

Aku berjalan lebih cepat karena dering telponku tak bisa berhenti. Sedari tadi aku piket yang mengharuskan Biru menunggu sedikit lama.

Tak sadar juga aku menabrak seseorang, saat aku menatap orang yang kutabrak, ternyata Nanda lah yang barusan terkena tabrakanku.

"Sorry Bro"
Ujarku karena di tatap dengan malas olehnya.

" lo Buta!"
Ujarnya sambil berdecak dan melanjutkan jalan, saat melewatiku aku mencium bau rokok.

Aku menarik lengannya.
"lo habis dari mana?"
Tanyaku menyipitkan mata.

Dia menatap tanganku yang memegang lengannya, tapi tak ku gubris.

"bukan urusan lo!"
Ujarnya menarik tangannya kasar.

Aku melihat mata sayunya. Entahlah, seperti dia sedang ada masalah.

Aku menarik tasnya untuk menahannya.

"jangan mutusin sesuatu dengan emosi. Kalau lo butuh gw, lo bisa hubungi gw"
Ujarku menepuk bahunya dan segera pergi.

"Jangan buat orang berharap kalau lo gk bisa menuhin harapannya"
Ujarnya yang masih mampu ku dengar.

Masa Sekolah 2✅Where stories live. Discover now