6. DL ( derita lo )

6.6K 307 22
                                    

Elsa Pov

Aku berjalan di lorong yang sudah ramai oleh siswa yang lalu lalang. Entah mereka menggoda cewek lewat ataupun sekedar lewat. Bahkan aku yang kaka kelas saja mereka berani, karena memang aku berjalan sendiri tanpa ada teman yang ikut.

Di perjalanan, niatku ingin ke ruang guru yang notabennya adalah paman dari mama. Beliau meminta bantuanku untuk datang ke ruangannya, entah apa yang akan di bicarakan.

Sampainya di ruang guru. Aku langsung saja masuk ke ruang pamanku yang menjabat menjadi wakil kepala sekolah.

"Assalamualaikum"
Salamku.

Paman melihatku dan tersenyum sambil membalas salamku.

"Waalaikumsalam, sayang. Duduk"

Aku menurut dan duduk di hadapan beliau yang masih tersenyum ke arahku.

"Ada apa pak, panggil saya?"
Tanyaku yang memanggilnya 'pak' karena di area sekolah.

"Gini Sa.. Ada temen kamu yang akhir-akhir ini kena masalah terus, terus nilainnya jadi turun gak ada peningkatan. kamu taukan sekolah ini terkenal sangat baik? Dan lulus dengan nilai paling baik se-indonesia? Saya sebagai paman dan juga wakil kepsek mengutus kamu membantu siswa ini"

Aku langsung saja menggebrak meja spontan.

"Gila aja, gak mau! Paman taukan aku juga kelas tiga, mau fokus ujian juga. Gak mauuu"
Ujarku merengek.

"tapi cuma kamu Sa. Lagian kegiatanmu gak banyak, paman juga udah bilang sama Mbak Fana. Boleh kok"

"akunya ogah! Biar dia les aja"

Ujarku berkecak pinggang.

"Saya sebagai wakil kepsek merintah kamu! Gak ada bantahan! Itung-itung pengabdian terakhir kamu, lagian kalian berdua bentar lagi sama-sama lulus. Kalau lulus dengan nilai baik, sekolah jadi makin baik. Kamu juga untung"
Ujar paman melepas kaca matanya.

"Mainnya kekuasaan. Oke! Asal nanti Elsa dapet imbalan. Dia cowok apa cewek?"
Tanyaku mengerling.

"Cowok, ganteng"
Ujar paman menggoda

"gantengan pacarku!"
Bantahku.

"yayaya. Biru no 1. Sekarang kamu boleh keluar"
Ujar paman mengusir, aku hanya mencibir dan mencium pipinya sekilas lalu pamit.

Aku memang dekat dengan pamanku ini. Memang tak ada yang tau kalau aku bersaudara dengan paman. Hanya Biru saja yang tau.

Aku terbiasa di ajak keluar oleh paman, dan memang anaknya yang seumuran denganku sering bermain denganku.

Setelah keluar, aku tak sengaja berpapasan dengan cowok yang dandan awut-awutan. Tumben sekali tampilannya bisa lolos dari kejaran tatib?

Aku berlalu dan tak peduli dia yang masuk ke ruangan Paman tadi.

Aku mengambil hp yang ada di sakuku dan menghubungi seseorang yang sedang sakit.

Siapa lagi kalau bukan Biru?

Dering ketiga telponku di angkat.

"Hallo?"
Sapanya terdengar serak sambil menyedot hidungnya.

"Hallo sayang. Udah enakan?"
Tanyaku lembut sambil berjalan menuju kelas.

"Belum. Nambah jadi pilek"
Ujarnya seadanya tapi yang ku dengar dia mengeluh.

"udah minum obat? Udah makan?"
Tanyaku yang tak mendapat balasan.

"Bi.. Biru. Hallo"
Ucapku keras

"Hah? Tadi ngomong apa?"
Tanyanya.

"kamu ngapain?"
Tanyaku tak membalasnya

Masa Sekolah 2✅Where stories live. Discover now