8. ini kencan?

5.4K 250 10
                                    

Elsa POV

Aku berjalan dengan saling bergandengan, walaupun sedari tadi Biru menunduk memainkan hpnya.

Sedangkan aku sesekali menjegal kakinya agar teralihkan pandangannya dari hpnya. Aku sekarang berada di dalam mall di dekat rumahku.

"Ck. Udahan dong jangan main hp mulu"
Ujarku kesal dan berhenti yang membuatnya ikut berhenti.

"iya iya bentaran udah, ini bentar lagi menang"
Ujarnya berhenti dan malah semakin fokus sama hpnya.

Aku mmenarik hpnya cepat dan ku masukkan ke dalam kaosku alias ke dalam BH.

BEHAHAHA. Jangan ketawa gak lucu.

Tangan Biru sudah akan mengejar hpnya tapi tau aku memasukkan ke 'sana' dia berhenti dan menggerutu.

Biru kembali menarikku dan aku dengan senang meloncat kegirangan.

Biru menyipitkan matanya ke arahku dan mengusap kepalaku gemas yang membuatku akan mengomel tapi tak jadi, karena aku bersitatap dengan Nanda.

"Eh Nan"
Panggilku sedikit berteriak dan melambai ke arahnya.

Nanda menatapku sekilas dan dengan cueknya malah nyelonong pergi.

"sialan banget tuh, murid macem apa kayak gitu. Ketemu sama guru salim kek, ini malah nyelenong kagak tau aturan!"
Gerutuku yang kesal karena dengan songongnya Nanda pergi saat sudah ku panggil, kan aku jadi tengsin di liatin orang karena sudah teriak.

"lagian ngapain panggil-panggil? Kurang gw ada di sini?"
Tanya Biru yang membuatku menoleh ke arahnya. Aku yang awalnya kesal jadi terkekeh

"ududu cemburu. Ya cuma formalitas doang manggil karena terlanjur liat"
Ujarku mencolek pipinya.

Biru kembali menarikku dan setelah berada di tempat potong rambut, seperti janjiku kemarin aku sekarang mau tak mau yang akan menemaninya potong rambut.

Aku menunggu di sofa yang di sediakan oleh tempat potong rambut ini.

"model apa mas?"
Tanya tukang potongnya.

"di botakin aja mas!"
Ujarku semangat yang dipelototi oleh Biru.

"di rapihin aja mas modelnya tetep sama terus..."

Dan bla bla bla biru menjelaskan kemauanya, yang ternyata dia banyak maunya soal potong rambut.

Kalau aku jadi tukang potong rambut udah ku usir. Karena sedari tadi Biru terus saja bicara, bahkan berapa senti yang akan di potong di bagian jambul, samping atas dan bawah rambutnya dia juga protes.

"udah mas petalin aja kalau banyak maunya!"
Ujarku mengompori

"Gak lah mbak, saya gak mau di usir dari sini. Tau sendiri, Biru ini anak tunggal yang punya ini mall"
Ujar tukang potong sambil terkekeh.

Hah?

Aku melongo, maksudnya ini mall punya orang tua Biru? What the hell? Kenapa dia gak cerita? Tau gitu aku kan bisa minta gratisan di sini.

"tutup tuh mulut yang, ntar kemasukan laler tau rasa"
Ujar Biru yang menyadarkanku.

"ini mall punya lo?"

"bukan punya orang tua gw lebih tepatnya"

"gila, gw pacaran sama anak miliader ternyata"
Ujarku. Tukang potong hanya terkekeh dan melanjutkan memotong rambut Biru

"sini yang"
Suruh Biru agar aku menghampirinya.

Dengan polosnya aku menghampirinya, dan saat sudah berada di dekatnya. Tanpa persiapan yang matang, aku di tonyor olehnya tanpa perasaan. Yang membuatku mundur sedikit.

Masa Sekolah 2✅Where stories live. Discover now