21. Masih Sama (REVISI)

Start from the beginning
                                    

----

Lelah.

Satu kata yang mendeskripsikan diri Ara saat ini. Saat ini ia sedang duduk di kelas, dengan memakai headset seperti biasa, dan memutar lagu sesuai moodnya.

Tiba-tiba, datanglah sosok makhluk yang pasti masih hidup. Makhluk itu dengan seenak jidatnya duduk disamping bangku Ara.

"Ara?" panggil Adrian.

"Pulang sekolah jalan jalan yuk, ke cafe atau ke taman komplek gitu." ajak Adrian.

Ara pun melepaskan headsetnya. "Lagi gak mood kak" ucap Ara seraya tersenyum tipis tak mau mengecewakan Adrian yang sudah baik padanya, bahkan terlalu baik.

"Gak papa kok, Ra. Gue ngertiin perasaan lo." ucap Adrian tersenyum tulus.

"Makasih Abanggg." sudah dua bulan sejak mereka putus, kini mereka seperti adik dan kakaknya. Adrian yang sebentar lagi lulus sekolah, bahkan ia sempat lihat Adrian dekat dengan seseorang, entah siapa wanita itu. Sedangkan Ara? Ia tak mau membuka hatinya ataupun membuka lembaran baru, ia tak mau harus tersakiti lagi.

Sudah cukup ia terlihat bodoh kemarin, sekarang ia hanya ingin sendiri, menikmati luka luka yang perlahan menghilang, walau sampai sekarang masih terasa.

"Masa lo gak mau nyari pacar sih?" ejek Adrian.

"Gue gak bakal pacaran lagi, gue bakal nyari yang bener bener buat jadi ayah dari anak anak gue nanti." ucap Ara.

"Aishhh, bilang aja gak mau terluka lebih dalam lagi mboo." ucap Adrian.

"Tau aja sih, bang." Ara pun terkekeh kecil.

Adrian pun mengelus puncak kepala Ara pelan, setidaknya ia masih bisa dekat dengan Ara walau status mereka hanya seperti adik dengan kakaknya.

"Gue balik kelas dulu ya, belajar yang bener lo dek." ucap Adrian seraya bangkit dari duduknya. Ara hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban.

"Jangan masang headset dan denger musik terus. Apalagi musiknya sesuai mood lo yang buruk, yang ada malah bikin lo makin terluka bin." ucap Adrian saat melihat Ara hendak memasang headsetnya.

Ara hanya tersenyum tipis sebagai balasannya. Setelah itu Adrian pun benar-benar pergi dari kelas Ara.

Istirahat...

Kini Ara sedang berada di rooftop sekolah, sendirian.

"Ara?" Malik pun menepuk pelan bahu gadis itu.

Mendengar suara familiar itu membuat Ara tegang seketika, padahal ia berharap bahwa laki laki itu tak lagi menyapanya, agar ia mudah melupakan laki-laki itu.

"Gatau karna apa gue berani nyamperin lo lagi-"

"Nyamperin doang gak berani? Lo cowo apa banci?" potong Ara sinis.

"Setelah berbulan bulan gue nyesel sama tindakan bodoh gue, setelah berbulan gue ngejagain lo dari kejauhan-"

"Gue gak pernah minta ke elo buat ngejagain gue!" potong Ara lagi.

Jika boleh jujur. Ia rindu, bahkan sangat rindu kepada lelaki ini. Tapi tak mungkin ia memeluk lelaki ini untuk melepas rindunya saat mereka saja sedang dalam masalah.

"Gue gak gentle banget ya Bin, gue bodoh karna ngorbanin lo demi Risa. Gue kangen rat, gue kangen sama senyuman lo, ketawa lo, semuanya tentang lo." ucap Malik pelan, karna lelaki ini juga sudah akan menangis. Meskipun pelan, Ara masih bisa mendengarnya dengan jelas.

Gadis itu berusaha menahan tangisannya, entah kenapa seolah hatinya ikut tersakiti mendengar nada sedih yang terlontar dari mulut Malik.

Meskipun Malik sudah sering menyakiti hatinya, entah kenapa ia tak bisa membenci lelaki itu. Silahkan katakan saja ia bodoh karena cinta.

Saat ia berusaha menjauh, rasanya sangat tidak mudah dilakukan. Semakin ia berusaha melupakan, hatinya seolah tak rela. Lantas apa yang harus ia lakukan? Jika bertahan membuatnya sakit dan pergipun membuatnya terluka?

"Gue minta tolong ya, Mal. Gue udah mati-matian ngelupain semuanya, semuanya tentang kita. Gue udah banyak berjuang dan berkorban perihal ini, jadi tolong. Jangan dateng lagi, cuma untuk bilang rindu. Gua minta maaf ya, Mal. Gue gak bisa terima lo lagi dikehidupan gue." ucap Ara. Lalu setetes air mata pun keluar dari matanya yang sendu dengan cepat gadis itu pergi meninggalkan Malik yang diam seribu bahasa, ia tak mau kalau sampai lelaki itu melihatnya menangis.

Dan tanpa mereka ketahui ada dua insan manusia yang memperhatikan mereka, yang tak lain adalah Adrian dan Risa.

-To be continued-

Follow me on instagram👐

@Sabiimh.06

Maaf apabila terjadi kesalahan dalam menulis.
Smeoga kalian suka ya sama ceritanya dan gak pernah bosen buat baca cerita cerita bikinan gue:).
Sekian terimakasih...

New Chapter : Kamis & Minggu.

FriendzoneWhere stories live. Discover now