10. Perasaan Lebih (REVISI)

1.6K 218 66
                                    

"Selamad Pagehhh duniyahhhh." teriak Ara alay saat berada di dapur.

"Obat mana, obat? Nih, orang mulai gak waras." cibir Putra.

"Pagi gimana? Udah jam 10 ini, ogeb." ucap Malik.

"Pagehhh ughaaa." balas Hilda tak kalah alay lalu memeluk Ara manja.

"Kenapa jadi kaya teletubis gitu?" Heran Putra.

"Gapapa, kan kita imutnya juga sama kaya teletubis." Ucap Hilda dan Ara berbarengan.

"Gue juga mau kali, dipeluk gitu." Gumam Malik pelan namun masih bisa didengar oleh mereka.

Ara pun menghampirinya Malik, lalu memeluk lelaki itu dari belakang. Mereka hanya sebatas pelukan, tidak lebih. Jadi menurut Ara, itu biasa saja.

Malik yang dipeluk secara tiba-tiba oleh Ara pun hanya diam saja. Tak bisa bergerak, ingin nafas pun rasanya susah. Satu kata dari Malik untuk pelukan Ara, nyaman.

Hilda dan Putra pun yang melihatnya cengo, sedetik kemudian mereka tertawa melihat wajah Malik yang seperti menahan senyumannya, namun terlihat seperti nahan hajat.

"Nafas kali, Mal. gitu amat." ejek Ara.

Jlebbb!

Lahh, kenapa jadi gue yang blushing nihhh. Pipi gue kaya kepiting rebus kaga ya? Dunia terbalik anjirr. Batin Malik.

"Arahhhh, eiyke bapeyyy lhooo, chinkkk." ucap Putra dengan gaya alaynya meniru banci.

Hilda dan Ara yang melihat tingkah konyol Putra pun tertawa terbahak bahak, sedangkan Malik hanya sibuk menahan rasa malunya.

"Tadi katanya minta dipeluk, pas dipeluk malah diem kaya mayat hidup lo, Mal!" ucap Ara lalu duduk di samping lelaki tersebut.

"Gue biasa aja." ucap Malik berusaha setenang mungkin namun gagal.

"Lo jangan duduk samping gue. Samping Hilda aja, biar Putra yang disamping gue." lanjutnya ketus.

"Yaodah syih, Banggg, hati Eneng syakedd diusyirr Abanggg." ucap Ara mengikuti gaya alay Putra. Lalu mencolek dagu Malik, membuat Putra dan Hilda tertawa sangat kencang, sedangkan Malik menggerutu kesal.

Apaan-apaan si. Gue kenapa deh, bego banget. Malah jadi gue yang baper harusnya kan dia yang baper. Batin Malik.

"Ehhh, udah, udah! Liat noh mukanya kaya NABER anjirrr!" ucap Putra dan Hilda bersamaan dengan sisa-sisa tawanya.

"Adohhh. Hayati malu lohh digituin sama Abanggg." ucap Ara yang masih dengan gaya bancinya berniat mengganggu Malik.

"Berisik lo!" ketus Malik.

"Adohhh, ketus bhanged syihh Bangg. Hayati jadi zheyenkk." kini Putra yang meladeni ucapan Malik dengan gayanya.

"Malik, pipi lo kok kaya kepiting rebus sih? Kenapa? Lo kepanasan?" tanya Ara heran seraya menepuk lembut pipi Malik.

Ara beneran gak ngerti kenapa pipi gue kaya kepiting rebus apa, dia pura-pura gak ngerti? Gerutu Malik dalam hati.

Malik yang diperlakukan seperti itu oleh Ara pun membuatnya semakin terbang ke surga. ehhh, salah. Maksudnya tambah baper gitu.

FriendzoneWhere stories live. Discover now