"Kembar 3? Yang benar aja, Jisoo. Kita ini pas-pasan, kamu ga bisa bergantung terus dengan kakak. Kamu bahkan tidak tahu siapa ayahnya, jadi gugurkan."
"Aku akan berusaha, kakak gaperlu khawatir. Yang penting aku bakal pertahanin anak-anak ini." -K...
Hari ini, gue nganggap hari ini adalah hari yang paling menyedihkan di hidup gue. Kim Seok Jin atau sering dipanggil Jin, murutusin gue karna alasan yang klasik, dan ga masuk akal.
"Jichu-yaa, sudah lah jangan sedih. Sini ikut gua ke Dark Night club." ucap seorang di sambungan telpon.
"Gimana ga sedih gua anjir hiks, dia mutusin gue tuh ga ada alasan yang jelas. Apa dia selingkuh ya? DAN LO JUGA GUE LAGI SEDIH DIAJAK KE CLUB ANJIR GILA YAA"
"Hahahaha, iya-iya ngerti gue. Lupa lo gue udah sering disakitin sama berbagai jenis cowo? Hapal gue mah, diputusin karna alasan sepele, cinta bertepuk sebelah tangan. Udahlah sini lo, ada Mawar sama Lisa juga. Ntar kalo kita mabok kan lo bisa ngurusin kita." Ucap Jennie
"Hmmm, tapi. . ."
"Apa? Jemput? Hapal gue."
"Hehehe, cepet ya ntar gue berubah pikiran."
"Iye otw."
Setelah sambungan telepon terputus, gue beralih ke lemari baju.
"Hm pake baju apa ya?" Gue memilih-milih baju.
Gue merasa mendapat pertolongan malaikat, mata gue tertuju pada dress bewarna hitam tanpa lengan,
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Ga ada waktu buat galau-galau! Semua cowo itu sama aja! Ayo jichu semangat!" Gue menyemangati diri sendiri.
TIIN...TIIN Bunyi klakson mobil jennie yang sangat gue hapal.
"WOI JISOO MAEN YUU" Teriak Rose dari dalam mobil.
"Malu dah gue sama tetangga." Gue segera keluar dari rumah, dan masuk ke mobil Jennie. Oh iya, gue tinggal sendirian, ditemani Kak Irene, tapi dia sering kerja.
"GIRLS TIMEEEEE." Teriak Lisa sambil membuka jendela mobil.
____________________
Kami telah sampai di depan Dark Night Club. Gua, Jennie, Rose, dan Lisa keluar mobil dan masuk kedalam club. Suasana di club sangat ramai karna ini adalah malam minggu. Jadi lebih menyedihkannya gue diputusin saat malam minggu, miris.
"Hai cantik." Goda seorang lelaki sambil megang bahu gua. Sudah bisa ditebak, orang ini mabuk.
"EH ANYING OM-OM" Gue segera lari ke tempat Jennie, Rose, dan Lisa. Mereka bertiga sedang duduk bersama pacar masing-masing sambil mabuk-mabukan.
"Gila anjir, gue ditinggal sendirian." rutuk gue pada diri sendiri. Gue memilih duduk di depan meja bar dan memesan minuman beralkohol, gue ga tau nama-nama minumannya. Yang gue tau minuman itu mengandung alkohol.
Saat sedang susah payah meneguk minuman karna tidak terbiasa, gua ngendengar suara isakan kecil dari pria di samping gue.
"Are you okay?" tanya gue refleks, dia menoleh sesaat, lalu memalingkan wajahnya lagi.
"Lah, kacang anjir"
"Gua," tiba-tiba pria itu membuka suara.
"Hm?"
"Gua butuh pelukan. Boleh gua peluk lo?" lanjutnya, jujur aja wajahnya menjadi blur, sebenarnya gue ga terlalu bisa minum minuman beralkohol.
"Sini." Refleks, sumpah gue refleks ngomong gitu. Dan makin refleksnya lagi GUE MENDEKAT DAN MELUK DIA. Ini bener-bener bukan perintah otak gue. Gue denger isakan kecil lagi, bahu dia juga bergetar. "Gapapa, cowok juga bisa nangis." Gue ngomong gitu ke dia.
"Ma... Makasih." Dia ngedongak, perlahan-lahan wajah dia dekat banget dengan wajah gue. Gue kaget banget, apa gue bakal dicium kayak drama-drama korea yang gua tonton?
Pernah ga kalian ngerasain, dunia kalian tuh serasa berhenti beberapa detik. Termasuk detak jantung kalian, walau gue mabuk tapi gue tau banget gue habis dicium. Tapi kenapa gue ga nolak gitu ANEH.
Kali ini ciuman nya ga singkat, gue ga nolak gatau kenapa. Ini emang bukan first kiss gue, munafik kalo gue bilang gue ga pernah kissing dengan Jin mantan gue.
Perlahan-lahan gue mulai ikutin alur permainan dia.
Tiba-tiba dia tegak dan ngegendong gue, dia bawa gue ke depan pintu. Yang jelas banget gue tau bahwa isinya itu Kamar VIP di club ini. INI GUE MAU DIAPAIN?! Hati gue teriak buat nolak, tapi mulut gua diem aja, serasa ga bisa ngomong seketika. Kayaknya otak gue udah mabuk deh, tapi gue masih sadar.
Dia buka pintu itu. Gila, kamar VIP di club ini bagus banget kayak kamar di hotel bintang lima anjir.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Selanjutnya, seperti apa yang kalian pikirkan. Kita ngelakuin "itu" sama orang yang gue ga kenal ini. gue ga nolak, tubuh gue bener-bener ga berontak. Efek alkohol emang bener-bener bisa bikin gue kayak gini.
Disaat kayak gini, boleh ga sih gua salahin Jennie, Rose, sama Lisa? Gue ga kuat.
Semua kejadian di masa lalu itu, buat masa depan gue berubah total. Lebih cendrung ke suram. Walau akhirnya masa depan gue yang abu-abu itu, mulai berwarna saat Jaemin, Jeno, Nako muncul di kehidupan gue.
