4. Kecelakaan (NEW)

Magsimula sa umpisa
                                    

Detik itu juga. Hatinya berteriak kesakitan, ia sungguh tak menyangka kisah cintanya akan berakhir seperti ini.

"Gue udah tau, kok, lo suka sama dia, dan dia juga suka sama lo. Gue udah liat dari cara kalian berpandangan itu beda." ucap Ara berusaha setegar mungkin.
"Gue mau kita putus," lanjutnya.

"Maaf, Ra. Maaf, karena gue udah nyakitin lo." ucap Adi dengan nada merasa bersalah.

"Gak usah minta maaf, tanpa lo minta maaf pun gue udah maafin lo, kok. Gue tau, gue gak ada apa-apanya dibandingkan Bella. Harapan gue ke lo cuma satu, Di, gue harap gak ada lagi perasaan seseorang yang lo sakitin setelah gue." ucap Ara sembari tersenyum kecut.

Melihat Ara yang berpura-pura tegar membuat Adi semakin merasa bersalah karna sudah menyakitinya.

Ara pun bergegas pergi meninggalkan Adi yang hanya diam mematung di taman. Air matanya tak mampu ditahan lagi, ia berlari secepat cepatnya menuju rumah. Dan menangis sejadi jadinya dikamar, tanpa ada seorang pun yang tau bagaimana rasa sakitnya. Hanya dia dan Allah yang tau.

Flashback Off

"Gue muak liat muka lo!" ucap Ara sinis.

"Gue udah putus sama Bella, dia lebih milih laki-laki lain dibandingkan gue. Dia cuma mau uang gue, Ra." Ucap Adi sedih.

"Terus?" Ucap Ara kesal.

"Sekarang gue ngerti, Ra. Sekarang gue ngerasain apa yang lo rasain dulu." Ujar Adi.

"Mau lo apa, Di?! Gue cape. Gue cape berusaha lupain semuanya. Terus lo dateng lagi cuma buat ngingetin gue sama masalah itu. Sekarang gue harus mulai lagi semuanya dari awal buat lupain lo. PUAS LO?!" tanya Ara kesal.

"Gue mau kita balikan, Ra. gue mau kita kaya dulu lagi." ucap Adi dengan wajah dibuat semelas mungkin agar Ara merasa kasihan.

PLAKKK!!
Satu tamparan cukup keras mendarat di pipi Adi yang dibuat oleh Ara dan meninggalkan jejak kemerahan disana.

"Lo tau apa yang paling gue benci? Pergi tanpa alasan. Dan datang kembali tanpa rasa bersalah!" ucap Ara dengan penuh penekanan.

Adi yang mendengarnya pun semakin merasa bersalah, kenapa ia bisa sebodoh ini lebih memilih orang baru daripada Ara yang memang sudah membuatnya nyaman sedari kecil.

Ara pun bergegas pergi meninggalkan Adi yang hanya diam bagaikan patung.

Saat sampai di pertigaan, Ara ingin menyebrang namun tiba-tiba ada mobil yang melesat ke arahnya dengan kecepatan penuh hingga akhirnya ia tak mampu menghindar.

Tubuhnya terpental cukup jauh ke arah semak-semak, beberapa orang yang berlalu lalang pun menghampiri tubuh Ara yang penuh luka, dan kepalanya yang bocor membuat darahnya berceceran.

Sebelum mobil tersebut menabraknya, Ara melihat perempuan yang mengendarai mobil tersebut tersenyum penuh kelicikan. Dan perempuan tersebut nampak tak asing dimatanya.

Itu Bella! Batin Ara dalam hati.

Hingga akhirnya Ara tak mampu lagi menahan sakitnya.

Gelap.

Semuanya gelap.

Ia pingsan dengan keadaan penuh mencemaskan, darah berceceran kemana-mana.

Adi yang masih berada di sekitar lingkungan itu pun menghampiri gerumbulan yang ramai tersebut.

FriendzoneTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon