CHAPTER 4

3.7K 612 71
                                    

(Name) memandang sarapan yang sudah dia buat dalam diam, menunggu Yamada bersaudara datang untuk sarapan bersama.

"Nee-san?"

"Ah?" (Name) menoleh ke sumber suara dan melihat Ichiro yang mengerutkan alisnya, tampak tatapan khawatir tertuju padanya.

"Nee-san tidak apa-apa? Sudah kami panggil dari tadi lho," kali ini yang terdengar adalah suara Jiro.

(Name) berkedip beberapa kali, dan menyadari bahwa tiga kursi kosong tadi kini sudah diisi oleh tiga laki-laki bersaudara itu.

"Wajah Nee-san pucat," komentar Saburo.

"Aku tidak apa-apa," jawab (Name), "hanya saja aku merasa sedikit pusing tadi."

"Apa Nee-san demam?" tanya Ichiro mengangkat tangannya untuk menempelkan punggung tagannya ke kening (Name).

Tapi (Name) refleks menghindari tangan Ichiro.

"Sudah kubilang aku tidak apa-apa," ucap (Name).

Ichiro terdiam, memandang kedua adiknya yang masih khawatir pada (Name).

"Baiklah jika Nee-san bersikeras."

(Name) tersenyum kecil.

"Terima kasih, Ichiro."

Ichiro yang hendak memakan sarapannya langsung berhenti, begitu juga dengan Jiro—berbeda dengan Saburo yang sudah mengatakan 'ittadakimasu' dan memakan sarapannya.

"Nee-san."

"Hm?" tanya (Name) menoleh ke arah Ichiro.

"Nee-san memanggilku dengan panggilan apa?"

(Name) memiringkan kepalanya.

"Ichiro—" pipi (Name) langsung merona dan (Name) langsung fokus pada sarapan yang ada di depannya, "ah, kalau kau keberatan, aku akan memanggilmu seperti sebelumnya."

"Tidak," ucap Ichiro, "aku senang Nee-san sudah memanggilku dengan namaku, bukan dengan marga keluargaku."

"Kau... tidak marah?" tanya (Name).

"Untuk apa? Bukannya wajar? Karena kita keluarga?"

(Name) menatap Ichiro yang tersenyum kepadanya, dan perlahan senyum kecil ikut terukir di wajah (Name).

"Begitu ya?"

Saat (Name) hendak memakan sarapannya, perhatiannya tertuju pada Jiro yang tampak tidak tenang sedari tadi. Melihat itu membuat (Name) terkekeh.

"Aku juga akan memanggilmu dengan namamu, Jiro."

Seketika aura bahagia hadir di sekitar Jiro.

"Kau seperti orang bodoh saat menunggu respons Nee-san," komentar Saburo tanpa menoleh ke arah Jiro.

"Apa katamu, Saburo!? Heh, setidaknya kau sendiri yang belum dipanggil namanya oleh Nee-san," ejek Jiro.

"Justru namaku yang Nee-san panggil pertama kali," sahut Saburo, "dan Nee-san sudah memanggil namaku sejak kemarin."

"Sudahlah kalian berdua, di meja makan jangan bertengkar!" tegur Ichiro.

(Name) hanya tertawa melihat Yamada bersaudara berinteraksi.

[][][]

"Sudah kuduga Nee-san demam."

"Hyaa!?"

(Name) yang kembali melamun saat mencuci piring langsung tersentak kaget saat tangan besar Ichiro menyentuh keningnya.

"Nee-san juga kebanyakan melamun sejak sebelum sarapan," sahut Saburo yang membantu (Name) mengeringkan piring yang sudah dia cuci.

Big Sister » Buster Bros!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang