CHAPTER 17

2.7K 455 14
                                    

"Ichiro, bisakah kita bicara berdua sekarang?"

Ichiro yang sedang menonton anime bersama Jiro pun menoleh, sementara Saburo yang sedang mengerjakan PR-nya ikut menoleh.

"Oh, tentu," sahut Ichiro canggung, menghindari kontak mata dengan (Name).

Jiro dan Saburo pun kembali pada aktivitas sebelumnya, namun sesekali iris dwi warna mereka melirik ke arah (Name). Sementara (Name) yang menyadari tatapan mereka pun terdiam sejenak, sebelum akhirnya menghela napas.

"Lupakan, setelah kupikirkan kembali—lebih baik jika Jiro dan Saburo tahu perihal ini."

"Eh?" kali ini Jiro dan Saburo ikut merasa canggung.

Mereka tahu kedua kakak mereka sedang bertengkar, tapi mereka tidak bisa menebak alasan yang membuat dua tertua Yamada ini bertengkar. Setelah (Name) duduk di seberang mereka bertiga, (Name) berdehem pelan.

"Jiro, Saburo," panggil (Name), "apa kalian bisa menebak dimana aku pergi saat sakit tempo hari?"

Jiro dan Saburo terdiam, sebelum akhirnya menggeleng secara bersamaan.

"Jika kami bisa menebaknya, seharusnya Nee-san bisa ditemukan lebih cepat, tanpa harus Nee-san pulang sendiri," jawab Saburo, disusul anggukan kepala Jiro.

"Aku ada di Yokohama saat itu."

Detik itu juga ekspresi Jiro dan Saburo berubah menjadi ekspresi tak suka—walaupun perlu sesaat bagi Saburo untuk kembali normal, tapi tampak Jiro tidak masalah menunjukkan rasa tidak sukanya saat mendengar nama salah satu divisi itu.

Tapi itu cukup bagi (Name) untuk melontarkan beberapa pertanyaan.

"Apa terjadi sesuatu pada kalian dan Yokohama?" tanya (Name), "Ichiro, Jiro, Saburo?"

"Huh, tidak ada," jawab mereka serempak.

'Mereka bisa saja berbohong agar aku tak bertanya lebih,' pikir (Name), 'atau memang mereka tidak ada apa-apa dengan Yokohama, melainkan dengan ....'

"Selama aku disana," ucap (Name) memulai, "aku bertemu dengan Aohitsugi Samatoki, Iruma Jyuto, dan Riou Mason Busujima. Mereka yang merawatku sampai sembuh."

"Mereka!?" sahut Jiro dan Saburo bersamaan.

"Jadi, kalian bukannya bermasalah dengan Yokohama tetapi pada tiga orang ini?" tanya (Name), setelah melihat reaksi dua adiknya itu.

"Nee-san," panggil Jiro, "mereka bukan orang yang boleh Nee-san dekati begitu saja."

"Mengenai Samatoki yang adalah seorang yakuza? Aku sudah dengar. Iruma-san ... dia seorang polisi, kan? Dan Busujima-san itu mantan tentara."

'Oh, trio yang unik,' batin (Name) baru menyadarinya.

'Apa-apaan?' batin Ichiro merasa tak senang, 'kenapa hanya dia yang dipanggil nama pertamanya oleh Nee-san?'

"Bukan hanya itu, Nee-san," ucap Ichiro akhirnya berbicara, "aku tidak yakin Nee-san ingin mendengar penjelasan kami atau tidak."

"Oh, apa kalian sebenarnya masih menganggapku orang luar?" tanya (Name), "jika iya, berarti kalian tidak berhak untuk mengatur lingkup pertemananku. Oke, masalah selesai."

(Name) berdiri dari sofa, melihat ketiga laki-laki yang ada di depannya masih ragu-ragu.

'Reaksi mereka di luar dugaanku,' pikir (Name) hendak keluar ruangan, 'kurasa tiket pemberian Rii akan sia-sia—disusul amukan Rii.'

Big Sister » Buster Bros!!Where stories live. Discover now