CHAPTER 11

2.8K 496 23
                                    

(Name) menarik napas cukup panjang, kemudian tangannya terangkat dan menekan bel rumah keluarga Yamada.

(Ding! Dong!)

Tangan (Name) turun, dan perempuan itu hanya bisa menghela napas saat mengingat apa yang harus dia ucapkan saat salah satu dari Yamada bersaudara membuka pintunya.

"Segera datang!"

(Name) sedikit tersentak kaget saat mendengar suara maskulin Ichiro membalas, sedikit terendam karena terhalang dinding dan pintu yang tertutup.

'Aku bisa melakukannya,' pikir (Name) menunduk—dengan kedua tangannya yang mengepal di depan dadanya, 'minta maaf karena sudah menyusahkan mereka, jelaskan alasanku kenapa bertindak seperti ini, kemudian mendengarkan apa yang mereka pikirkan tentangku selama ini—'

(Name) langsung mengangkat kepalanya saat mendengar pintu terbuka. (Name) hanya bisa berkedip kaget saat melihat penampilan Ichiro yang sedang menoleh ke belakang—mungkin dia masih berbicara pada salah satu adiknya saat membuka pintu. Rambut hitamnya acak-acakan, terdapat kantong mata yang cukup jelas, serta mata Ichiro yang sedikit merah.

'Apa dia beristirahat yang cukup saat aku pergi?' pikir (Name) mengerutkan alisnya.

"Jiro, apa kau sudah mengecek sumber dari Shibuya?" (Name) tersadar saat mendengar suara lelah Ichiro yang masih menoleh ke belakangnya—belum menatap (Name) sama sekali.

"S-sepertinya kalian masih sibuk?" ucap (Name)—sukses membuat tubuh Ichiro membatu.

Perlahan Ichiro menoleh ke depan, dan saat itu pandangannya dan (Name) langsung bertemu. Melihat wajah syok Ichiro membuat (Name) tertawa canggung sambil menutup matanya.

"A-aku akan kembali nanti—"

(Name) langsung membuka matanya saat tubuhnya ditarik dan dipeluk oleh Ichiro. (Name) langsung menyadari tubuh Ichiro yang gemetaran. (Name) membuka mulutnya untuk menanyakan kenapa Ichiro memeluknya—

"Kami mencarimu kemana-mana, (Name)!"

—Namun detik itu juga pertanyaannya hilang dari kepala (Name). Iris (e/c) (Name) melebar kaget saat mendengar Ichiro memanggilnya dengan nama pertamanya, bukan Nee-san ataupun (Surname)-san.

Ini pertama kalinya dia mendengar Ichiro memanggil nama pertamanya.

"Ichiro—"

"Nee-san!?"

Ucapan (Name) terpotong oleh Jiro dan Saburo yang muncul dari dalam rumah. (Name) menyadari bahwa mereka juga memiliki penampilan yang sama acak-acakannya dengan kakak mereka, Ichiro.

'Apa yang terjadi? Apa mereka semua tidak tidur?' pikir (Name).

Pelukan Ichiro yang mengerat kembali menyadarkan (Name) dari lamunannya. (Name) terdiam sejenak, tampak bingung ingin merespons apa sampai akhirnya (Name) mengangkat kedua tangannya kemudian membalas pelukan Ichiro. Tangan kanannya menepuk punggung Ichiro, dengan matanya fokus pada Jiro dan Saburo yang sudah di ambang ingin menangis. Senyum kecil terukir di wajah (Name).

"Aku pulang, Ichiro, Jiro, Saburo."

(Name) hanya bisa tersentak kaget saat Jiro dan Saburo ikut memeluk dirinya—yang kini (Name) dipeluk oleh Yamada bersaudara.

[][][]

"Apa kau sadar pergi saat sakit itu berbahaya!?"

(Name) yang duduk di sofa hanya bisa menunduk, ekspresi canggung terlukis di wajahnya.

Big Sister » Buster Bros!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang