CHAPTER 10

3.5K 555 61
                                    

"Aku tidak percaya kau benar-benar mengajakku date," gumam (Name).

"Apa kau pikir aku akan berbohong?"

"Tidak," jawab (Name), "maksudku-kau datang begitu pagi, kupikir kita date-nya siang."

"Salahkan dirimu yang tidak membawa handphone, kuso onna," sambar Samatoki.

"Jika kubawa, mereka akan menghubungiku tanpa henti!" balas (Name) ikut ngegas, "tapi bukan berarti kau harus datang pagi ...."

"Kau tidak bawa baju selain yang kau pakai itu, kan?" tanya Samatoki, "mana mau aku date denganmu yang berpakaian seperti itu-jadi sebelum date akan kubelikan kau pakaian."

Seperti yang Samatoki ucapkan, kini mereka sedang berjalan di daerah yang menjual banyak pakaian. Sementara (Name) langsung mengerutkan alisnya saat mendengar ucapan Samatoki lalu menoleh ke arah laki-laki tersebut.

"Samatoki, untuk kali ini biarkan aku yang membelinya dengan uangku sendiri."

"Memangnya kau membawa uang? Handphone saja tak bawa," tanya Samatoki mengangkat sebelah alisnya-menatap (Name) dengan heran.

"Aku memang tidak membawa handphone, tapi aku membawa kartu kreditku!" sahut (Name) dengan semangat mengeluarkan kartu kreditnya.

"Apa kau bodoh?" tanya Samatoki menjitak kening (Name)-membuat perempuan itu meringis kesakitan, "keluargamu bisa melacak keberadaanmu jika kau menggunakan kartumu-kupikir kau berencana mendatangi mereka, bukan mereka yang mendatangimu."

"Ah, benar juga," sahut (Name) baru ingat, membuat Samatoki menghela napas panjang.

"Pakai uangku kalau begitu," ucap Samatoki, "dan karena menggunakan uangku-pastikan baju yang kau pilih itu seleraku."

"Eeeh?"

[][][]

"Kau benar-benar sudah sembuh, ya? Lalu kenapa kau melamun?"

"Hyah!?"

(Name) langsung tersentak kaget saat kening Samatoki menyentuh keningnya. Mereka kini sedang berada di kedai es krim yang berada di dekat pelabuhan Yokohama. Setelah membeli pakaian untuk (Name), mereka pun pergi ke pelabuhan untuk memulai date mereka. Kedai es krim yang ada disana sukses menarik perhatian (Name), yang tentu disadari Samatoki dan menarik (Name) untuk memesan es krim disana.

"Astaga Samatoki," ucap (Name) langsung menjauhkan dirinya-juga Samatoki yang kembali duduk di kursi yang ada di seberang (Name), "kau bisa mengeceknya dengan punggung tanganmu kan?"

"Terserah padaku mau mengukur panasmu dengan apa," sahut Samatoki cuek, kemudian menyalakan rokoknya.

(Name) hanya menghela napas, lalu memutar kedua matanya-memakan es krim rasa kesukaannya yang dia pesan tadi.

"Kurasa masakan Riou-san ampuh untukku sembuh," jelas (Name), "ternyata memang benar kalau sakit, istirahat dan makan makanan yang enak adalah obatnya."

Samatoki langsung mendengus lucu, menghisap rokoknya kemudian menghembus asapnya.

"Lebih tepatnya, bakteri yang ada di dalam tubuhmu mati karena makanan Riou," ucap Samatoki, "kupikir kau melamun karena rasa sesungguhnya masakan Riou mulai menyerang otakmu dan membuatnya berhenti berfungsi."

"Hei, makanannya tidak separah itu!" protes (Name), "memangnya apa yang salah dari masakan Riou-san."

"Semuanya! Terutama bahannya!" jawab Samatoki kemudian menghela napas, "lupakan saja. Lalu, bagaimana rasa es krimnya?"

"Mhm, enak!" ucap (Name), "aku heran kenapa kau tidak ikut memesan, Samatoki."

Namun saat (Name) menyendok es krim miliknya, tiba-tiba Samatoki meraih pergelangan tangan (Name) dan menyuapkan sesendok es krim tersebut ke dalam mulut Samatoki sendiri. (Name) yang melihat itu langsung menganga.

"Kita sedang date, harusnya kau suapi aku, bodoh."

"Wha-" wajah (Name) langsung menjadi semerah tomat dan perempuan itu langsung menunjuk wajah Samatoki, "jangan panggil aku bodoh, dasar bodoh!"

"Heh, jawaban yang imut."

(Name) hanya bisa menggerutu, kemudian kembali memakan es krimnya.

"Ngomong-ngomong, kau berasal darimana?" tanya Samatoki tiba-tiba.

"Hm?" (Name) mengangkat kepalanya dengan sendok yang masih menyangkut di mulutnya.

"Daerah asalmu itu dimana?"

(Name) terdiam sejenak, sebelum akhirnya menoleh ke arah es krimnya-kembali menyendok dan memakan camilan dingin tersebut.

"Divisi Ikebukuro."

Ekspresi Samatoki sempat berubah untuk sejenak, sebelum akhirnya kembali normal saat (Name) mengangkat kepalanya.

"Memangnya ada apa, Samatoki?"

"Tidak ada, hanya penasaran."

[][][]

"Apa ini?" tanya (Name) mengerutkan alisnya, menatap secarik kertas yang Samatoki berikan.

Kini mereka berdua sudah berada di stasiun kereta. Setelah seharian date, akhirnya (Name) mengatakan bahwa dia harus segera pulang dan Samatoki langsung menyahut akan mengantarnya sampai stasiun.

"Buka saja jika kau penasaran, bodoh."

(Name) mengembungkan kedua pipinya, "berhenti memanggilku bodoh, Bakatoki."

"Apa katamu!?"

(Name) langsung mengabaikan ucapan Samatoki dan membuka kertas tersebut, menampilkan sebuah nomor handphone dan email seseorang-yang dari nama email-nya dapat (Name) tebak adalah kontak milik Aohitsugi Samatoki.

"Huh, kontak siapa ini?" tanya (Name) berpura-pura, "milik Iruma-san? Atau Busujima-san?"

"Tentu saja punyaku!" jawab Samatoki tidak terima, "kau ini benar-benar bodoh ya?"

"A-aku hanya memastikan!" protes (Name).

"Kau tidak membawa handphone-mu, jadi aku memberikannya lewat kertas."

"Huh, untuk apa?"

"Hubungi aku saat kau sudah sampai di rumahmu, dan jika kau ada masalah lagi dengan mereka-kau bisa menghubungiku."

Tiba-tiba Samatoki meletakkan tangannya di atas kepala (Name), dan mengacak rambut perempuan itu. Setelah itu Samatoki menjauhkan tangannya dan berbalik menuju keluar stasiun Yokohama. (Name) langsung mengangkat kepalanya dan menatap kesal Samatoki yang sudah memunggunginya.

"Hei, apa maksudmu barusan-"

"Keretanya akan pergi, sebaiknya kau bergegas."

"Perhatian, pintu kereta akan segera ditutup. Sekali lagi, pintu kereta akan segera ditutup."

(Name) hanya bisa terkejut saat melihat ujung telinga Samatoki memerah, sebelum akhirnya tersenyum kecil.

"Terima kasih, Samatoki. Aku akan mengirimimu email saat sudah sampai nanti."

Samatoki hanya mengangkat sebelah tangannya-melambai kecil pada (Name). Setelah itu (Name) pun bergegas memasuki kereta yang akan membawanya pulang ke Ikebukuro.

 Setelah itu (Name) pun bergegas memasuki kereta yang akan membawanya pulang ke Ikebukuro

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Big Sister » Buster Bros!!Where stories live. Discover now