8

27.3K 1.6K 60
                                    

LUCKY POV

Setelah kejadian sial yang menimpaku barusan, aku pun segera melanjutkan perjalanan menuju asrama. Saat aku sudah melewati sungai berwarna silver dan memasuki lift, aku segera menekan tombol dengan angka 9. Setelah beberapa menit, lift pun terbuka dan aku segera menuju kamar dengan no 99. Saat sudah berada di depan pintu berwarna merah dengan angka 99 yang tertera disana, aku pun segera membuka pintu dan langsung menutup nya kembali. Sepi, hanya itu yang kurasakan setelah memasuki ruangan ini. "Mungkin mereka sudah tidur," Batinku. Aku yang sudah begitu lelah, segera menuju kamar dan merebahkan diriku diatas tempat tidur yang empuk, lalu tanpa kusadari aku pun tertidur.

###

Aku melihat dua orang dihadapan ku, seorang pemuda dan seorang wanita.

"Aku menemukan mu, akan ku ambil benda itu darimu," Ucap pria bermata merah dengan tawa yang menyeramkan.

"Jagalah benda itu nak, karena hanya benda itu yang bisa menyelamatkan Wunderinsel," Sambung wanita bermata biru seperti diriku.

Aku yang tidak tahu apa-apa pun hanya bisa diam menyaksikan. Tanpa ku sadari, tiba-tiba kabut hitam tebal datang dan menutupi penglihatan ku. Lalu semuanya gelap.
-
-
-
-
-
Setelah itu, aku pun terbangun dengan keringat yang membasahi tubuhku.

"Mimpi macam apa itu? Kenapa semuanya terlihat sangat jelas?" Gumamku dengan nafas ngos-ngosan dan detak jantung yang bekerja lebih cepat.

Dengan segera aku pun melihat jam dinding yang sudah ada di kamarku. Pukul 05.00 dan sarapan akan dimulai pukul 07.00.

"Berarti aku masih memiliki waktu sekitar 2 jam untuk mandi dan menyiapkan diri, dan mungkin juga untuk sekedar jalan-jalan di academy" Gumamku.

Lalu aku mulai beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Sekitar kurang lebih 20 menit, aku pun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang sudah terlilit di tubuh ramping ku. Aku pun segera menuju lemari untuk mengambil seragam yang akan ku kenakan. Setelah 5 menit aku mencari seragam dengan rok berwarna biru yang dihiasi gliter berwarna silver seperti kemarin malam, aku tidak menemukannya. Di lemari itu hanya ada seragam dengan rok berwarna cyan yang ditaburi dengan gliter berwarna hitam mengkilap. Karena hanya ada itu, tanpa berlama-lama aku pun segera memakai seragam dengan rok dan rompi berwarna cyan.

"Sungguh elegan," Gumamku. Setelah selesai memakai seragam, aku pun mengepang rambut ku kesamping. Lalu aku memoleskan sedikit make up ke wajah putih ku.

"Kau sangat cantik dan mengesankan," Ucapku dengan diriku sendiri dengan wajah yang cengengesan.

Saat kurasa aku sudah siap, aku pun mulai keluar dari kamar. Keadaan di luar kamar masih sama, sepi. Mungkin karena Stefani dan Belle masih belum bangun.  Aku pun langsung beranjak keluar dari asrama. Keadaan di luar asrama juga masih sama, sepi. Tanpa menghiraukan sekitar, aku pun segera menuju lift dan menekan tombol lantai dasar. Setelah beberapa menit, lift terbuka. Karena aku tidak tahu seluk beluk academy, aku hanya berjalan-jalan di taman dengan sungai silver yang mengalir setia di academy ini. Saat ini aku berada di salah satu taman academy, taman ini memiliki rumput yang berwarna merah darah. Taman ini juga dikelilingi oleh pohon dengan warna emas yang bercaya, dan juga terdapat tempat duduk dengan warna hitam bertabur gliter berwarna merah muda.

Karena keadaan yang masih sepi, aku pun hanya duduk di bangku berwarna blackpink tersebut. Saat ini, aku sedang duduk seraya melihat pemandangan matahari terbit. Disini matahari yang terbit tidak berwarna kuning seperti di bumi, matahari disini berwarna putih dengan gliter emas yang mengelilingi matahari. Aku yang baru pertama kali melihat matahari seindah ini pun hanya bisa menatap nya terus menerus tanpa berkedip sedikit pun. Matahari disini tidak menyilaukan saat dilihat, jadi aku bebas melihat nya tanpa takut mataku rusak.

"Hanya sendiri?" Tanya seorang pemuda yang membuat ku terlonjak kaget.

"Astaga kau membuat ku terkejut Smith," Ujar ku seraya mengatur nafas. Smith pun hanya terkekeh menananggapi ucapan ku.

"Kenapa kau kemari?" Tanya ku seraya menoleh ke arah Smith.

"Hanya ingin melihatmu," Ucap Smith yang langsung beranjak dari bangku dan pergi meninggalkan ku. Lalu semburat merah mulai menghiasi wajah putihku.

Setelah Smith pergi meninggalkan ku, aku pun juga bergegas pergi meninggalkan taman ini.

______________________________________
Disisi lain

AUTHOR POV

"Lucky dimana Belle? Apa kau yakin sudah melihat ke kamar nya? Mungkin saja dia masih tidur," Ucap Stefani dengan panik.

"Aku juga tidak tahu Stef, aku sudah mengecek kamarnya tetapi Lucky tidak ada disana," Ujar Bella dengan wajah panik seperti Stefani.

"Kemana anak itu ya dewa," Ucap Stefani seraya menghembuskan nafas dan hanya dibalas Belle dengan gelengan kepala.

Disaat Belle dan Stefani duduk di sofa dengan pikiran yang kemana mana, tiba-tiba pintu asrama terbuka dan menampilkan Lucky dengan wajah yang berseri seri. Lalu Lucky pun menghampiri sofa dan duduk ditengah-tengah Belle dan Stefani. Belle dan Stefani yang melihat kejadian itu, hanya bisa melongo menatap Lucky yang menampilkan wajah tidak bersalah nya.

"Kau kemana saja Lucky? Kami daritadi mencarimu, dan dengan rasa tidak bersalah nya kau duduk ditengah-tengah kami dengan menampilkan wajah yang berseri-seri seperti itu," Ucap Belle dengan kesal.

"Kalian mencari ku? Aku tadi hanya berjalan-jalan ditaman melihat matahari terbit, sungguh indah," Jawab Lucky dengan enteng.

"Hanya itu? Lalu kenapa saat kau kembali, wajah mu berbinar-binar seperti itu? Apakah kau habis berkencan dengan pacarmu?" Goda Stefani yang sukses membuat wajah Lucky kembali memerah.

"Kencan? Tidak. Bahkan aku tidak memiliki pacar untuk diajak kencan," Jawab Lucky seraya menutupi wajahnya yang sudah seperti tomat segar.

"Tunggu, kenapa rok mu berwarna cyan? Bukan kah kemarin berwarna biru?" Tanya Belle keheranan.

"Hmm aku tidak tahu, di lemari ku hanya ada rok dengan warna cyan ini," Jawab Lucky yang membuat kedua temannya kebingungan.

"Kring... Kring... Kring,"
Bel tanda sarapan telah berbunyi.

"Hm baiklah, sekarang sebaiknya kita menuju aula untuk sarapan," Ajak Stefani yang hanya dibalas anggukan oleh Belle dan Lucky.

Mereka bertiga pun segera berjalan menuju aula. Seperti biasa, mereka bertiga menjadi sorotan. Apalagi dengan perubahan warna rok Lucky yang tampak elegan.

Saat akan keluar dari lift, Lucky ditabrak oleh seorang wanita berambut merah. Wanita tersebut terkejut saat melihat Lucky yang jatuh tersungkur di lantai.

"Maaf, aku tidak sengaja," Ucap wanita berambut merah tersebut.

"Ah tidak apa," Jawab Lucky seraya berdiri.

"Apa kau tidak punya mata?" Jawab Belle dengan nada sinis. Lucky yang melihat kemarahan di mata Belle pun hanya bisa menenangkan dan mengajaknya pergi dari sini.

"Sudahlah Belle, tak apa. Sebaiknya kita segera menuju aula,"Ujar Lucky yang dibalas anggukan oleh Belle dan Stefani.

Tanpa mereka sadari, senyum licik terukir diwajah wanita berambut merah tersebut.

Pic wanita berambut merah

Terimakasih bagi yang udah baca, vote n komen jangan lupa.
See you.

RUBY'S ACADEMY (END)✔️Where stories live. Discover now